[1] New Things

185 5 1
                                    

"Junka, apakah kamu sudah siap?" tanya Ava—Ibunya.

"Sudah," jawab Junka. "Aku berangkat ya!"

"Ok."

Junka masuk ke dalam garasi dan masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil, sudah ada Charlie—Supir pribadi keluarganya yang sudah siap sedari tadi. Charlie mengeluarkan mobil dari garasi dan melajukannya menuju ke sekolah Junka. London British High School.

Hari ini adalah hari pertama Junka di semester dua kelas sepuluh. Selama satu semester kemarin tanpa sahabatnya yang lain, kehidupannya terasa sedikit aneh. Karena biasanya, mereka akan selalu Namun, mereka semua dapat berkomunikasi dengan lancar. Sayangnya, ada satu hal yang sangat mengganggu mereka. Zona waktu yang sangat banyak dan membingungkan.

Sekarang, mereka semua tinggal di negara yang berbeda-beda. Mau tidak mau, mereka harus mencari waktu yang tepat untuk bisa berkomunikasi.

Tak lama kemudian Junka sudah sampai di sekolahnya.

"Terima kasih, pak," ujar Junka.

"Sama-sama," jawab supirnya.

Ia turun dari mobil dan masuk ke dalam sekolah. Suasana di sana sudah mulai ramai pada pukul 7 pagi ini. Para murid dengan biasa berbincang bersama dengan teman-temannya di semua sisi lorong sekolah. Semua orang terlihat sangat bahagia hari ini. Dan itu membuat Junka merasa senang. Ia jalan menuju ke lokernya untuk mengambil buku-buku pelajaran hari ini.

Tiba-tiba...

"BOOM!"

"Ah!"

Junka melirik ke belakang untuk melihat Ruby dan Matthew yang telah membuatnya terkejut.

"Oh my god, kalian benar-benar harus berhenti untuk membuatku terkejut seperti itu," ujar Junka.

"Hahaha... oke, oke," jawab Ruby sambil tertawa.

"Hahaha... omong-omong, dimana Richard?" tanya Matthew.

"Aku tidak tahu... sepertinya dia akan terlambat lagi," jawab Junka sambil melihat jam tangannya. "Tunggu..... dalam tiga, dua, satu."

"Hei, guys!" sapa Richard.

"Ok, tidak jadi," gumam Matthew.

RIIINNNG!!!

"Guys, aku sama Richard duluan ya?" ujar Junka.

"Oke," jawab Ruby.

Lalu, Junka menarik lengan Richard dan lari menuju ke kelas mereka. Kelas 10 Jupiter alias Kelas Matematika-10. Saat mereka tiba di sana, terlihat seluruh teman sekelasnya sedang sibuk kumpul di tengah kelas. Dari semua ekspresi wajah mereka, sepertinya ada sesuatu buruk yang telah terjadi.

"Yo! Ada apa?" tanya Richard.

"Kak Alice bakal jadi 'mentor sementara
' kita selama satu term mulai dari hari ini," jawab Alex—sahabat sekelas Richard sambil mengutipkan kedua jarinya dalam kata 'mentor sementara'.

"Apa?!" tanya Junka dengan nada tidak percaya.

Alice Lavada adalah kakak kelasnya dari Kelas 11 Melbourne. Dia mungkin merupakan siswi tercantik dan terkaya yang ada di sekolah itu, tapi ia juga terkenal dengan hobby membullynya.

Common Fate ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang