Semenjak kejadian di kantin tadi siang, Lion tak lagi menampakkan batang hidungnya. Bahkan sampai jam mata pelajaran terakhir usai dia sama sekali tidak memasuki kelas, walaupun ketiga temannya mengikuti proses pembelajaran dari awal sampai akhir.
Aira menggeleng, mencoba mengenyahkan semua pikirannya tentang Lion. Gadis itu menghela napas dan mengemas buku-bukunya yang masih berantakan di atas meja.
"Ra, sorry banget hari ini gue gak bisa pulang sama lo, Kak Tya katanya jemput gue, dia nunggu di luar."
Kayla yang sudah selesai mengemas alat tulisnya lantas berdiri sambil menyampirkan tasnya pada punggung dengan handphone yang ada di genggaman.
Aira menoleh menatap Kayla dengan senyum tipis, "Gak apa-apa. Yaudah sana kasian Kak Tya nungguin lo kelamaan."
Dengan perasaan bersalah Kayla keluar dari bangkunya.
"Sorry." Gumam Kayla penuh sesal sebelum akhirnya pergi meninggalkan Aira dan beberapa siswa lainnya yang masih tersisa di dalam kelas.
Aira kembali memasukkan buku-bukunya ke dalam tas setelah Kayla benar-benar menghilang di balik pintu. Sekarang terpaksa Aira harus pulang sendirian menggunakan bis sekolah.
Aira mengenakan tas punggungnya saat tiba-tiba sebuah tas berwarna hitam diletakkan di atas mejanya. Sesaat Aira melihat tas tersebut dan lantas mendongak menatap seseorang yang meletakkan tas tadi.
Aira mengernyit saat mendapati Airo yang berdiri di sebelah mejanya.
"Tolong bawa tas Lion pulang ya, lo taruh di kamar gue aja. Gue masih ada urusan jadi gak bisa pulang langsung."
Aira menatap Airo bingung, "Kenapa lo gak kasih sama Lion aja?"
Airo menghembuskan napas berat, "Kalau orangnya ada di sini gue gak perlu repot-repot bawa tasnya pulang. Lagian tasnya gak berat kok. Yaudah gue pergi dulu ya, lo hati-hati."
Airo menepuk bahu Aira dua kali sebelum akhirnya melangkah pergi meninggalkan Aira tanpa menunggu jawaban gadis itu.
"Eh, Airo!" Panggil Aira namun tak sama sekali diindahkan oleh kembarannya itu.
Dengan malas Aira menatap tas Lion yang berada di atas meja.
"Nggak orangnya nggak tasnya kerjaannya nyusahin terus." Gerutu Aira dan mengambil tas Lion. Gadis itu terdiam, setengah percaya dengan bobot tas yang dia pegang sekarang.
"Sumpah, ini tas isinya apaan? Ringan banget."
Didorong rasa penasaran Aira membuka resleting tas Lion dan melihat isinya.
Mata Aira membola saat yang didapatinya hanya sebuah buku tipis dan sebuah polpen.
"Ya Allah nih anak niat sekolah gak sih? Cuma bawa beginian doang."
Aira geleng-geleng sambil menutup resleting tas Lion kembali. Tidak mau ambil pusing, Aira melangkah keluar meninggalkan kelas yang sudah sepi.
Saat Aira hendak menuruni tangga, tiba-tiba tangannya dicekal oleh seseorang dan menariknya hingga membuat gadis itu hampir saja turjungkal jika saja dia tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya.
"Aww." Ringis Aira saat punggungnya menghantam tembok dengan cukup keras. Tas Lion yang tadi Aira pegang terlepas dan jatuh ke lantai.
Aira menatap Andini dan juga Aurin yang kini sudah mencekal kedua tangannya seolah tak membiarkan gadis itu terlepas. Kedua kakak kelasnya yang termasuk dalam anggota Sweet A, satu-satunya geng cewek populer yang diketuai oleh Audy sang primadona sekolah kini menyeretnya dengan paksa untuk menaiki anak tangga menuju loteng sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RaLion
Teen FictionTahap revisi!! Amazing cover by @Melmelquen😘❤ Adelion Mahendra? Siapa yang tidak mengenalnya? Cowok selengekan, cuek dan pembangkang! Cowok dengan segudang reportasi buruk yang anehnya sangat disegani oleh semua siswa SMA Pelita Bangsa. Sikapnya ya...