"Kay, please, gue mau ngomong."
Aira terus berjalan menyamai langkah Kayla yang sedari tadi tidak mengindahkan semua apa yang dia ucapkan. Padahal pagi ini Aira sudah bela-belain berangkat bersama sopirnya untuk menjemput Kayla.
Saat bersama ibunya Kayla memang bersikap biasa kepada Aira dan menyetujui ajakan gadis itu untuk berangkat bersama.
Namun, pada saat berada di mobil gadis itu malah bungkam, dia bahkan tidak ingin menatap Aira. Selama perjalanan menuju sekolah Kayla menyumpal kedua telinganya dengan headset, menolak untuk mendengar apa pun yang keluar dari mulut gadis itu.
Sampai sekarang Aira terus membuntutinya, padahal Kayla sudah memutar arah untuk tidak menuju ke kelasnya.
"Okay, gue minta maaf atas kejadian malam itu." Aira terus berucap walaupun Kayla tidak pernah menoleh ke arahnya, "gue ngaku salah, Kay. Lo emang bener. Gue suka sama Lion."
Mendengar kalimat terakhir yang keluar dari mulut Aira membuat Kayla berhenti dan menoleh menatap gadis itu.
Aira langsung tersenyum, "Lo bener, Kay. Gue cinta sama dia. Selama ini gue emang membohongi diri gue sendiri."
Kayla langsung menarik tangan Aira untuk mengikutinya ke taman belakang sekolah yang jarang didatangi oleh para siswa.
"Apa yang lo bilang tadi?" Kayla menatap Aira serius.
"Gue suka sama Lion," ulang Aira dengan senyum tulus yang terkembang di bibir ranumnya, "selama ini gue selalu mencoba untuk menekan perasaan gue sama dia. Tapi, semakin gue mencoba menekannya, semakin besar rasa gue untuk Lion."
Kayla tersenyum lalu memeluk Aira erat, "Gue tahu. Gue tahu lo pasti akan mengatakan ini."
Aira balas memeluk Kayla, "Maafin gue, Kay. Gue udah kasar sama lo kemarin."
Kayla mengurai pelukannya lalu menatap Aira lekat, "Gue bersyukur lo udah bisa jujur dengan hati lo sendiri. Gue harap, mulai sekarang lo gak terpengaruh lagi dengan omongan orang tentang Lion."
Aira mengangguk, "Tapi, ada sesuatu yang dari kemarin mengganjal pikiran gue."
Alis Kayla saling bertaut mendengar perkataan Aira.
"Waktu lo bilang Lion sakit."
Wajah Kayla langsung menegang kala mendengar kalimat itu keluar dari mulut Aira.
"Kemarin gue liat Lion kayak kesakitan dan minum obat yang gue gak tahu itu obat apa,"cerita Aira.
Kayla gelagapan, tidak tahu harus menjawab apa. Kemarin Lion melarangnya untuk memberitahu siapa pun tentang penyakitnya, terutama Aira. Namun, melihat gadis itu yang begitu panik sekarang, membuat Kayla semakin bimbang, dia tidak tahu harus melakukan apa.
"Kay, kasih tahu gue, Lion sebenarnya sakit apa?"
Kayla meneguk ludahnya susah payah, dia mengalihkan pandangan menghindari kontak mata langsung dengan Aira. Gadis itu menggigit bibir bawahnya, memutar otak mencari alasan yang tepat.
"Kayla." Aira menyentuh bahu gadis itu pelan, "gue tahu lo tahu sesuatu."
"Ra..," gumamnya gugup, "gue gak tahu harus ngomong begimana sama lo."
"Lo hanya perlu ngomong sejujurnya sama gue."
Kayla menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskannya perlahan. Ditatapnya bola mata Aira yang bulat dan berwarna cokelat jernih. Terlihat jelas di dalam sana ada kehawatiran.
Satu-satunya jalan untuk menghentikan Lion melanjutkan tantangan yang diberikan Aira adalah dengan gadis itu. Kayla yakin, jika Aira yang meminta Lion untuk berhenti, cowok itu pasti akan mengikutinya. Toh, Lion melakukannya juga karena dia ingin mendekati Aira.
KAMU SEDANG MEMBACA
RaLion
Teen FictionTahap revisi!! Amazing cover by @Melmelquen😘❤ Adelion Mahendra? Siapa yang tidak mengenalnya? Cowok selengekan, cuek dan pembangkang! Cowok dengan segudang reportasi buruk yang anehnya sangat disegani oleh semua siswa SMA Pelita Bangsa. Sikapnya ya...