Aira berjalan bersisian bersama Nuggy menuju ruang OSIS yang berada tepat di sebelah ruang BK, hanya terpisah koridor yang mengarah ke taman belakang sekolah.
Sesaat setelah bel masuk, Nuggy dan Aira dipanggil melalui pengeras suara agar segera datang ke ruang OSIS. Aira bertemu Nuggy saat sudah sampai di lantai dua.
Suasana koridor yang mulai sepi membuat keduanya dapat mendengar derap langkah masing-masing. Mereka melangkah dalam kebungkaman.
"Kira-kira kenapa ya kita di panggil ke ruang OSIS?" tanya Aira menyudahi keterdiaman mereka.
Nuggy mengangkat kedua bahunya secara bersamaan, "Entahlah gue juga gak tahu."
Setelah itu tidak ada lagi yang berucap, mereka kembali diselimuti oleh keheningan. Mendadak Aira merasa tidak nyaman dekat dengan Nuggy, kebungkaman cowok itu membuatnya menjadi tidak enak. Berbeda saat dia bersama Lion, cowok itu selalu mencari topik pembicaraan yang menarik jika bersama Aira, dan Aira akui dia merasa nyaman dengan itu.
Mata Aira membola lalu gadis itu menggelengkan kepalanya cepat. Mengapa dia memikirkan Lion lagi? Cukup. Lupakan cowok berandalan itu.
Nuggy dan Aira berhenti di depan pintu ruang OSIS, keduanya saling lirik sebelum akhirnya Nuggy mengetuk pintu lantas membukanya. Pandangan keduanya langsung disambut oleh Evan yang duduk di kursinya.
Nuggy dan Aira memasuki ruangan, hanya ada mereka bertiga di dalam gedung yang cukup besar tersebut.
"Maaf Kak, ada apa? Kenapa kita dipanggil?" tanya Nuggy sopan.
"Duduk dulu!" perintah Evan. Nuggy dan Aira segera menurut, "jadi begini, sebentar lagi 'kan ada pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS, gue pengin kalian berdua menjadi salah satu kandidatnya."
"Kak 'kan saya bukan anggota OSIS lagi," ujar Aira, dia cukup terkejut mendengar pernyataan Evan tadi.
"Terus apa salahnya? Lion aja yang sering membuat onar dan bukan anggota OSIS ingin mencalonkan dirinya sebagai ketua OSIS," ucapnya.
Aira terdiam, ternyata Lion benar-benar menjalankan tantangan yang Aira berikan. Dia serius ingin mendekati Aira. Namun, buru-buru Aira menepis pikirannya kembali. Mengusir jauh-jauh Lion dari benaknya.
Evan mengambil dua lembar formulir yang ada di hadapannya, "Gue gak ingin OSIS kita dipimpin oleh orang yang salah, gue percayakan semuanya sama kalian." Evan menyodorkan formulir tersebut kepada Nuggy dan Aira, "gue harap kalian bisa ikut berpartisipasi."
Aira mengambil formulir tersebut dan melirik Nuggy sekilas. Ada keraguan yang membuat gadis itu berat hati untuk mendaftarkan diri, entahlah dia pun tidak mengerti apa yang sebenarnya membuatnya ragu. Padahal dulu ini adalah salah satu keinginannya saat pertama kali menginjakkan kaki di sekolah ini.
Namun, kini keinginannya sudah mengendur. Aira melirik Nuggy yang kebetulan juga menatap ke arahnya. Nuggy mengangguk, mengisyaratkan Aira bahwa dia menerima tawaran ini.
Aira menghela napas pelan, "Baiklah Kak, kami akan mencalonkan diri sebagai ketua dan wakil ketua OSIS tahun ini."
●●●●●
Nuggy dan Aira baru saja keluar dari ruang OSIS setelah mengisi formulir dan menyerahkannya kepada Evan. Perhatian mereka langsung tersita oleh kerumunan siswa yang berada di lapangan basket.
Nuggy menyetop seorang siswa yang kebetulan lewat di dekatnya, "Ini kenapa pada di luar? Belum jam istirahat 'kan?" tanyanya.
"Semua guru lagi rapat di ruang guru, jadi di kelas gak ada yang ngajar," jelasnya.
Nuggy mengangguk dan membiarkan siswa tersebut untuk pergi. Pantas dia tidak mengetahui apa-apa dia baru ingat bahwa ruang OSIS kedap suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
RaLion
Teen FictionTahap revisi!! Amazing cover by @Melmelquen😘❤ Adelion Mahendra? Siapa yang tidak mengenalnya? Cowok selengekan, cuek dan pembangkang! Cowok dengan segudang reportasi buruk yang anehnya sangat disegani oleh semua siswa SMA Pelita Bangsa. Sikapnya ya...