Ini part kemarin hilang gak tahu ke mana😥 jadi aku tulis ulang.
Ada beberapa scene yang berbeda dari part yang kemarin, jadi aku saranin buat kalian baca ulang.
Happy reading!
•••••
Entah apa yang Lion pikirkan hingga membuatnya nekat datang lagi ke Bogor. Membuatnya berani mengundang rasa sakit untuk membantunya membuka luka lama itu lagi. Namun perkataan Rafa telah berhasil meracuni pikirannya. Di mana semuanya sekarang benar-benar menjadi teka-teki bagi Lion.
Pagi ini dengan seragam sekolah lengkap yang melekat di tubuhnya yang mulai mengurus, Lion memutar setir ke kanan memasuki kawasan perkebunan teh. Mobil BMW berwarna silver yang dikendarainya melaju dengan kecepatan sedang. Lion berkali-kali menarik napas dan membuangnya untuk meminimalisir detak jantungnya yang berpacu tidak normal seiring dekatnya jarak antara dirinya dengan Villa yang ditempati Rara dan Rasyi.
Lion menguatkan pegangannya pada setir. Sebenarnya ini begitu berat bagi Lion, dia memang bersyukur karena Rasyi dan Rara masih hidup, namun kenyataan dan kehidupan baru merekalah yang membuat Lion merasa takut untuk menemui mereka lagi. Lion merasa selama ini mereka sengaja bersembunyi untuk menghindari dirinya.
Namun apa pun yang membuat mereka bersembunyi di tempat ini Lion tetap membutuhkan penjelasan dari mereka. Lion butuh kejelasan yang setidaknya akan sedikit mengurangi beban pikirannya.
Tiba-tiba Lion menginjak pedal rem saat padangannya tidak sengaja tertuju kepada seorang gadis yang menggunakan seragam SMA tengah mengayuh sepedanya. Lion meneguk ludahnya saat gadis itu melewati mobilnya begitu saja, bola mata Lion bergerak mengikuti pergerakan gadis itu.
Sepersekian detik Lion hanya bisa tertegun, sampai akhirnya dia sadar, dia harus menghentikan gadis itu.
Lion segera membuka sealt-beltnya dan keluar dari dalam mobil. Lion berdiri menatap punggung gadis itu yang semakin menjauh dengan sepedanya.
"Rara!"
Seruan Lion berhasil membuat Rara menghentikan sepedanya dan menoleh menatap cowok itu. Wajah terkejutnya saat melihat Lion tak bisa dia sembunyikan. Bola mata coklat itu membulat seperti beberapa hari lalu saat pertama kali melihat Lion di Villa. Rara kembali berbalik mencoba meredam detak jantungnya yang mendadak menggila di dalam sana.
Sebelum terlambat Lion segera melangkah mendekati Rara, cowok itu berdiri tepat di samping sepeda yang ditunggangi gadis masa kecilnya itu.
"Rara!" serunya lagi namun kali ini lebih terdengar lirih.
Rara menghembuskan napas pelan, pandangan gadis itu lurus ke depan tak berani menatap bola mata Lion. Lalu dia kembali memposisikan kakinya untuk bersiap mengayuh sepedanya lagi. Namun Lion menahan gadis itu, dia menatapnya, menatapnya dengan pandangan sakit yang tak terelakkan.
Dada Rara terasa sesak saat tangan Lion yang dingin menggenggam tangannya. Hatinya benar-benar terasa perih hanya dengan satu sentuhan itu. Penyesalannya yang mulai terkubur kini akhirnya harus muncul lagi kepermukaan.
Kebohongan yang selama ini dia lakukan membuat gadis itu merasa begitu bersalah kepada Lion, membuatnya tidak punya nyali untuk berada lebih lama didekat cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RaLion
Teen FictionTahap revisi!! Amazing cover by @Melmelquen😘❤ Adelion Mahendra? Siapa yang tidak mengenalnya? Cowok selengekan, cuek dan pembangkang! Cowok dengan segudang reportasi buruk yang anehnya sangat disegani oleh semua siswa SMA Pelita Bangsa. Sikapnya ya...