Aira terduduk di atas karpet yang berbulu halus dengan sebuah meja kecil yang sudah di penuhi beberapa snack dan biskuit serta orange jus di depannya. Aira mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ruangan.
Kamar yang cukup besar hanya untuk seorang anak remaja. Dinding yang didominasi dengan warna hitam dan abu. Hampir di setiap sisi ada rak yang berisi miniatur motor gede dan beberapa motor trail lainnya. Tidak banyak foto keluarga yang dipajang di sini, lukisan pun sama sekali tidak terlihat.
Aroma cokelat menyeruak menyapa indra penciuman Aira saat pertama kali memasuki kamar Lion. Sebenarnya Aira menolak ketika Lion mengajaknya masuk ke kamarnya, namun saat melihat ayah Lion yang kurang bersahabat dengan Lion tadi waktu memasuki rumah. Aira jadi terpaksa mengikuti Lion ke sini.
Suara air yang mengucur terdengar jelas dari kamar mandi. Beberapa saat lalu Lion mengatakan kalau dia ingin mandi terlebih dahulu, jadi dia meminta Aira untuk menunggu di sini. Asisten rumah tangganya baru saja keluar setelah mengantarkan minuman dan beberapa makanan ringan kepada Aira.
Namun, Aira belum sama sekali menyentuh makanan tersebut. Dia malah sibuk memperhatikan kondisi kamar Lion yang terlihat begitu rapi.
Angin berhembus menerbangkan beberapa helai rambut Aira. Gadis itu menoleh menatap pintu balkon kamar Lion yang terbuka, tirai putih yang menutupinya berterbangan seiring angin yang terus meniupnya.
Aira tersenyum, gadis itu berdiri dan melangkah mendekati pintu balkon tersebut. Hembusan angin semakin mengelus kulitnya kala Aira sudah berdiri tepat di depan pintu geser yang menjadi pembatas antara area kamar dan balkon.
Aira meraih tirai putih tersebut dan mengikatnya di sisi pintu. Ekor matanya tidak sengaja menangkap sebuah album foto berukuran seperti buku biasa dengan tulisan 'RALION' di cover-nya. Album foto tersebut tertumpuk oleh beberapa benda lainnya seperti majalah pria dan berbagai pernak-pernik khas anak laki-laki.
Laci meja tempat album foto tersebut yang awalnya hanya terbuka sedikit membuat Aira membukanya lebih lebar hanya untuk memastikan apakah yang dilihatnya itu benar atau salah.
Aira meneguk ludahnya pelan. Sebulan yang lalu dia menghapus coret-coretan Lion yang bertuliskan RaLion di mading sekolah. Dulu sekilas dia melihat ada tulisan namanya di sana, RaLion adalah singkatan dari Aira dan Lion. Ya, itu yang dia tahu.
Lalu, sekarang apa ini?
Sebuah album foto dengan tulisan yang sama. Tangan Aira bergerak mengambil album foto yang berwarna cokelat pekat tersebut. Terdapat beberapa ukiran menarik yang menghiasi cover-nya. Tulisan 'RALION' terdapat pada bagian tengah-tengah dan sedikit berada di atas.
Aira membuka pengait yang menyambung ke cover bagian belakang. Dengan perasaan was-was Aira menerka-nerka dalam hati.
Apa mungkin di dalam album ini ada foto-fotonya?
Apa mungkin selama ini Lion telah menjadi secred admirer-nya?
Apa mungkin selama ini Lion diam-diam mengambil fotonya?
Apa mungkin selama ini Lion memang benar-benar menyukainya?
Apa mungkin 'RA' yang di maksud Lion bukanlah dirinya? Namun, mengapa dulu dia menulis di mading dengan 'RA' yang tertuju pada namanya, Aira--atau bisa saja Raira.
Aira menggeleng, mencoba membuang pikirannya yang malah merambat ke mana-mana. Jika dia ingin tahu 'RA' yang di maksud Lion apakah dirinya atau bukan Aira harus membuka album foto ini.
Dengan pelan Aira membuka pengaitnya. Jantung gadis itu berdetak tidak seirama. Tangannya mendadak mendingin. Aira menjilat bibir bawahnya merasa gugup. Tangannya bergerak membalik cover album tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
RaLion
Teen FictionTahap revisi!! Amazing cover by @Melmelquen😘❤ Adelion Mahendra? Siapa yang tidak mengenalnya? Cowok selengekan, cuek dan pembangkang! Cowok dengan segudang reportasi buruk yang anehnya sangat disegani oleh semua siswa SMA Pelita Bangsa. Sikapnya ya...