Bab 2: Kota Malang

1.7K 132 0
                                    

 Setiap usah pasti akan berbuah hasil yang baik

Hari ini Gista dan Emir sudah berada di Bandara Soekarno Hatta. Koper biru muda itu sudah berada di samping pemiliknya. Yah siapa lagi kalau bukan Gista, si gadis penyuka warna biru tersebut. Disebelah Gista sudah ada Emir yang menyandang tas ransel hitamnya. Yah Emir adalah tipikal simpel, dan tidak ribet. Berbeda dengan Gista yang membawa koper yang lumayan besar itu. Didalam koper itu dapat menampung baju-bajunya, alat make up, leptop dan juga boneka kesayangannya.

Gista menarik kopernya menuju tempat duduk yang sudah disediakan itu. Begitu pula dengan Emir. Pemilik bola mata hitam itu tak lepas melihat orang yang berlalu-lalang di hadapannya. Yah kondisi bandara saat itu memang cukup ramai. Tanpa disadari Pemilik bola mata hitam itu tak lain dan tak bukan adalah Gista, Menarik sudut bibirnya dan memapilkan senyuman. Dia bahagia karena sebentar lagi dia akan bertemu dengan Hanif.

Melihat Gista yang tersenyum sendiri, Emir mengerutkan keningnya.

"Eh. kenapa senyum-senyum sendiri? Duh jangan mulai gila deh, Gis." Suara Emir menyadarkan Gista dari lamunannya. Yang dilakukan Gista saat itu adalah memutar bola matanya, dia kesal medengar ledekan sahabatnya itu.

"Ihh.. Tatapan lo serem banget." Kekeh Emir. Ia sangat suka membuat Gista marah atau kesal, karena wajah Gista tengah marah itu sanga imut dan cute.

Gista kembali di buat kesal oleh Emir. Enak sekali Emir mengatai wajah Gista yang cute ini seram. Emir berhasil membuat mood Gista menjadi hancur.

"Iya, iya gue tau lo lagi senang." Ucap Emir. Seketika Gista menaggukkan kepalanya antusias, akibatnya membuat rambut panjang yang di ikat ekor kuda itu menari-nari.

"Gue memang lagi senang." Ucap Gista tersenyum. Yah Gista dan Emir memang akan menuju kota Malang.

***

Pukul satu siang Waktu Indonesia Barat, Emir dan Gista menaiki pesawat yang akan mengatarkan mereka ke kota Malang, kota apel. Sekitar pukul satu lewat lima belas menit pesawat yang ditumpangi mereka Take Off. Gista dan Emir berangkat dari bandara Soekarno Hatta dan akan Landing di bandara Abdulrahman Saleh, Malang. Perjalan dari Jakarta ke kota Malang memakan waktu sekitar dua jam.

Setelah mendarat dengan sempurna di bandara Abdulrahman Saleh, Gista dan juga Emir membawa barang-barang mereka keluar dari bandara tersebut. Kota Malang adalah kota yang sangat  di impi-impikan Gista sejak dulu. Menurutnya kota Malang tak kalah indah dari kota Bali.

"Akhirnya.. gue ke kota Malang juga.." Ucap Gista bahagia. Emir yang sedari tadi memperhatikan Gista dibuat geleng-geleng kepala. Mengapa tidak? Gista yang baru berada di depan bandara Abdulrahman Saleh saja sudah bahagianya minta ampun. Bagaimana kalau Gista di ajak mengelilingi Kota Malang? Menjelajahi wisata-wisatanya? Mencicipi kuliner-kulinernya? Mungkin Gista akan berteriak histeris, seperti tengah menonton konser musik dari Shawn Mendes, penyanyi kesukaannya.

Mereka berjalan kearah pintu keluar, Emir memang sudah memesan taksi untuk mengantar mereka ketempat penginapan yang tak jauh dari stadion tempat pertandingan antara club kota Malang dengan club kota Bali.

Taksi yang dipesan pun sudah datang dan siap untuk mengantarkan mereka ketempat penginapan. Di perjalanan Gista tak henti-hentinya berdercak kagum. Matanya terus memandangi jalan-jalan kota Malang. Udara yang sejuk pasti membuat siapa saja yang merasakannya akan jatuh hati, suasana kedaerahan yang masih terangat kental.  Memang tak salah Gista mengangumi kota yang terkenal dengan apel dan baksonya itu.

Mengingat bakso Malang, Gista merasa lapar. Ia ingin sekali mencicipi bakso Malang yang asli. Selama ini Gista hanya dapat menikmati bakso Malang yang sudah terduplikat dari penjual-penjual yang ada di Jakarta.

I Love My Fans (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang