Cinta itu seperti coklat. Awalnya pahit tapi berakhir dengan manis
Bola mata hitam milik Gista menatap sendu seseorang yang terbaring di depannya. Sungguh hatinya sangat pilu bila mengingat akan meninggalkan seseorang itu. Mengapa di saat semua terasa sempurna, bencana itu datang? Sungguh dia benci kadaan ini, benci untuk pergi meninggalkan segala kenangan indah bersama seseorang yang terbaring di depannya itu.Air matanya tanpa permisi menetes membasahi kedua pipinya. Perih rasanya. Tangan gadis berbola mata hitam itu terulur mengelus lembut rambut lelaki yang terbaring di hadapannya.
"Gue benci keadaan ini, Nif. Gue benci harus meninggalkan lo. Kapan lo bangun, Nif? Kapan!!!????" Teriak Gista menangis. Yah lelaki di hadapannya itu adalah Hanif--lelaki yang sangat di cintainya.
"Gue sayang lo, Nif. Gue cinta lo. Kenapa lo masih tidur sih!? Plis bangun, dengerin gue, Nif."
Gista kembali terisak. Dadanya sangat berat, ingin rasanya Gista berteriak sekencang-kencangnya agar Hanif bangun dari tidurnya, Gista benci untuk pergi.
"I hate to go, Nif."
Lirih Gista.
***
Taman tersebut adalah taman pertama kali Gista melihat sisi lain Hanif. Sisi dimana Hanif begitu hancur berkeping-keping dan tak berdaya. bola mata Gista melihat paparan taman yang begitu indah. Yah walapun saat ini malam hari, taman itu masih terlihat indah dengan lampu warna-warni yang mengerangi taman tersebut.
langkah kaki Gista menelusuri indahnya taman, senyum tipis menghiasi wajah lesuhnya. Tak terasa sudah satu bulan Gista berada di kota Malang, dan selama satu bulan pula Gista dapat melihat Hanif walau dari kejauhan. Ingin rasanya Gista tetap berada di kota apel ini. Kota yang terkenal dengan apel dan baksonya itu sudah membuat Gista jatuh hati.
Helaan napas terdenger mengalun bersama hembusan angin malam. Malam, dimana suasananya dapat merendungkan segala hal termasuk meredungkan jalan takdir yang sudah di gariskan olah Tuhan.
Apakah ini takdir Gista?
Takdir yang membuatnya jatuh cinta kepada sosok Hanif lalu cintanya terhempas begitu saja dengan keadaan yang ada. Sakit! Mengapa takdir membuatnya sesakit ini?
Takdir.
Satu kata yang tidak dapat kita hindarkan.
Cinta
Satu kata seribu makna.
Irphone putih itu masih menempel di telinga gadis berambut hitam panjang itu. Alunan lagu dari Chantal Kreviazuk yang berjudul 'Leaving On A Jet Plane' menamani Gista di malam hari ini.
So kiss me and smile for me
Tell me that you'll wait for me
Hold me like you'll never let me go
'Cause I'm leaving on a jet plane
I don't know when I'll be back again
Oh, babe, I hate to go
Sepenggal lirik lagu Leaving On A Jet Plane terus menerus di dengarkan oleh Gista. Menurutnya lirik demi lirik di lagu tersebut seolah menggambarkan dirinya yang tak mau pergi meninggalkan Hanif. Yah dia benci untuk meninggalkan Hanif--lelaki yang di cintainya.
Hold me like you'll never let me go. Peluk aku seakan kau takkan melepaskanya.
Arti lirik itu membuat Gista tersenyum miris. Hanif tidak memeluknya dan lelaki itu tidak mencegahnya untuk pergi. Bagaimana untuk mencegah untuk pergi? Lelaki itu saja belum membuka matanya sampai sekarang, seakan dia memang membiarkan Gitsa untuk pergi.
![](https://img.wattpad.com/cover/108656985-288-k472747.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love My Fans (Completed)
RomanceHanif abdurrauf sjahbandi adalah seorang pemain sepak bola muda. Dengan karirnya yang sangat meningkat, Hanif banyak digemari oleh para pecinta sepak bola terutama pada kaum hawa. Hanif juga tipikal orang yang tidak sombong dengan Fansnya, dia selal...