Setiap melihat kedua bola matamu, aku ingin terus melihatnya. Kini, nanti dan selamanya.
Setelah meraih hasil yang cukup memuaskan di pertandingan kemarin, para punggawa club Malang di perbolehkan untuk beristirahat sejenak. Para punggawa biasa menyebutnya dengan hari santai. Dimana mereka bisa berkumpul dengan sanak-saudara, anak-istri, dan orang tua. Hari tenang itu tidak digunakan Hanif untuk bertemu dengan keluarganya, karena ibu dan adik-adiknya kini tengah berada di tanah suci. Sebanarnya Hanif ingin sekali ikut bersama ibu beserta adik-adiknya, tetapi karena ada pertandingan yang sangat membutuhkan tenanganya Hanif harus bersikap profesional. Dan hal itu yang membuat Hanif memutuskan untuk mengadakan jumpa fans. Yah Hanif memang tipikal orang yang sangat mengharagi fans-fansnya. Kalau ada waktu luang, dia akan mengadakan acara tersebut. Tujuannya agar Hanif dapat mengenal lebih jauh orang-orang yang sudah mendukungnya selama ini.
Hanif sudah menghubungi Admin atau penangung jawab acara, kalau dia akan datang sekitar satu jam lagi. Yah mengetahui informasi dari salah satu admin, acara sudah dimulai dua jam yang lalu. Dan yang datang keacara itu sudah sangat banyak. Mereka tak sabar untuk menunggu Hanif. Tanpa di sadari, Hanif menempilkan senyuman manisnya. Alhamdulillah Ya Allah. Batin Hanif bersyukur karena memiliki fans-fans yang sangat kompak dan yang terpenting selalu medukungnya.
Kaki yang tidak terbungkus apa-apa itu menyentuh lantai kamar yang sangat dingin itu. Yah kota Malang memang sangat dingin saat pagi hari. Hanif beranjak dari tempat tidurnya yang sangat empuk itu. Di ruang tengah terlihat Bagas--sabahat Hanif, sudah terlihat begitu rapih. Yah Bagas Adi Nugroho seorang pesepak bola yang tak kalah hebat dari seorang Hanif Sjahbandi.
Kaki kuat itu melangkah mendekati Bagas. Hanif duduk disamping Bagas yang tengah menyantap sarapan paginya. Sebelum duduk di samping Bagas, Hanif sempat mengambil air putih dari dalam kulkas.
"Mau kemana Gas?" Tanya Hanif sambil mengambil roti dan mengelosinya dengan selai coklat. Yah menu favorit dikala pagi hari dan di tambah green tea sebagai minumnya.
Bagas menoleh ke arah Hanif yang sudah mengunyah rotinya. "Mau ketemu Nina sama nyokap bokap." Jawab Bagas santai.
Yah keluarga Bagas memang berada tidak jauh dari kota Malang. Berbeda sekali dengan keluarga Hanif yang tinggal jauh darinya. Terkadang Hanif suka iri dengan Bagas. Dan Bagas pun sudah mempunyai seorang kekasih yang bernama Nina.
"Oh.. Ngapel mulu kayaknya." Ucap Hanif meledek. Dan yang di ledek hanya terkekeh.
Bagas mengambil gelas yang berisi air putih dan langsung diminumnya. "Iya pasti itu, Nif. Makanya cari pacar, Biar bisa ngapel." Bagas berdiri dari duduknya dan tersenyum kearah Hanif yang sudah memasang tampang sebal. Yah Bagas sangat suka melihat Hanif memasang tampang seperti itu.
"Huh! selalu aja lo seperti itu. Lo tau Gas, lo itu JAHAT." Tutur Hanif dramatis.
Bagas memutar bola matanya. Yah Hanif selalu saja sangat berlebihan. "Lebay banget lo. Amit-amit dah." Bagas mengetuk-ngetuk meja makan yang berwarna coklat tersebut.
Hanif tertawa lepas. Bagas menyambar jaket hitamnya dan langsung membungkus jaket itu kebadanya. "Emang lo enggak pergi kemana gitu? Nyari cewek kek..." Terdengar suara Bagas dari ruang tamu. Setelah memakai sepatu kest merahnya, Bagas menghampiri Hanif yang masih setia menghabisi rotinya di meja makan.
"Kita sebagai cowok, harus mencari. Beda kalau cewek mereka biasanya selalu mengunggu. Itu makanya cewek sulalu tahan untuk menunggu. Beda dengan kita man, yang gak bisa menunggu. Karena kita ditakdirkan untuk memangsa, bukan dimangsa." Tutur Bagas tersenyum dengan penuh arti. "Oke gue berangkat dulu yah." Bagas menepuk pundak Hanif lalu berjalan meninggalkan Hanif.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love My Fans (Completed)
RomanceHanif abdurrauf sjahbandi adalah seorang pemain sepak bola muda. Dengan karirnya yang sangat meningkat, Hanif banyak digemari oleh para pecinta sepak bola terutama pada kaum hawa. Hanif juga tipikal orang yang tidak sombong dengan Fansnya, dia selal...