Bab 26: Sweet Attention

1.1K 75 7
                                    

(Req pict: Hanif dan Bagas)**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Req pict: Hanif dan Bagas)
**

Biarlah cinta kita bersemi kembali. Biarlah aku merasakan dekapan hangatmu lagi. Biarlah hati ini tetap mencintaimu.

***

Gista terbangun dengan keadaan tangan Hanif mendekap tubuhnya dengan erat. Yah, Gista teringat kemarin setelah pertemuannya dengan Hanif di taman, Hanif jatuh pingsan saat kembali mengingat lebih jauh ingatannya. Dan saat di bawa ke Rumah Sakit terdekat, disitulah Gista baru tahu bahwa Hanif mengalami Amnesia akibat kecelakaan di malam itu. Malam yang menurut Gista begitu kelam. 

Betapa hancur hati Gista saat mengetahui kondisi yang selama ini di derita oleh Hanif. Bagaimana Hanif begitu penasaran dengan kehidupnya dahalu, bagaimana Hanif tertekan saat menggali ingatannya tentang sosok Gista. Dan mengapa Gista baru menyadarinya? Sungguh, Gista begitu menyesal karena saat itu meninggalkan Hanif sendiri yang tengah berjuang dengan hidupannya.

Kembali ingatan Gista melayang saat malam kemarin dimana Hanif dirawat dengan jarum infus sudah tertancap di tangan lelaki yang di cintainya itu, saat dirinya ketakutan untuk kembali kehilangan Hanif. Tetasan air mata kembali menemaninya dimalam itu sampai tangan kokoh Hanif menghapus air matanya. Yah, Hanif telah sadar dan hal itu yang membuat Gista bernapas lega.

"Jangan menangis. Aku Enggak kenapa-napa." Ucap Hanif tersenyum kepada Gista.

Elusan jemari hangat Hanif di pipi Gista membuat gadis itu kembali merasa tenang. "Ayo sini!" 

"Kemana, Nif?" Tanya Gista tak mengerti.

Hanif memposisikan tubuhnya menjadi duduk, senyuman manisnya masih bertengger di wajah pucat Hanif. Tangan Hanif menepuk sisi kiri tempat tidur alias bangkar yang disediakan Rumah Sakit untuk menginstruksikan Gista mendekat kearahnya. Seakan tahu maksud Hanif, gadis dengan rambut bercepol satu itu mendekat lalu duduk di atas bangkar tersebut.

"Temani aku tidur. Disini." Hanif langsung menarik tubuh mungil Gista kedalam pelukan hangatnya.

Yah tempat tidur berukuran satu orang itu di tempati mereka berdua. Dengan posisi saling menghadap, Gista dapat melihat wajah tampan Hanif lebih dekat. Mata Gista menatap alis Hanif yang begitu tebal, hidung yang terlihat mancung, bibir tipis dan Rahang yang keras. Begitu indah pahatan ciptaan Tuhan. 

Pandangan mereka saling bertabrakan. Gista dapat melihat sorot ketulusan dari mata Hanif. "Aku yakin kamu sosok yang aku cari selama ini," Tangan Hanif menggerser anak rambut yang menutupi wajah cantik Gista. 

Rona merah terlihat begitu jelas di kedua pipi Gista. "Aku telah menemukan kembali Gistaku. Gadisku." Lanjut Hanif

Bluss

Entah seperti apa warna di kedua pipi Gista saat ini. Yang jelas sederet kata-kata yang di ucapkan Hanif tadi dapat membuat detak jantung Gista menggila. Gista menyembunyikan wajahnya di dada bidang Hanif.

I Love My Fans (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang