Dia kembali datang. Datang membawa kebahagian yang utuh untuk diriku.
***
Warna biru cerah menyelimuti tempat yang terkenal dengan sebutan Kampung Biru tersebut. Dercak kagum Gista selalu di lontarkannya. Pemandangan yang akan selalu di ingatnya, dan pemandangan ini adalah pemandangan paling indah yang pernah gadis Dua Puluh Tahun itu lihat. Genggaman hangat di tangannya mampu membuat kedua sudut bibir gadis itu terangkat. Hatinya sangat bahagia bisa menikmati hari-hari dengan orang yang dicintainya.
"Biru warna yang indah, sama seperti seseorang yang sangat mengagumi warna tersebut."
Lelaki jangkung di depan Gista tersenyum hangat kepadanya. Hal itu mampu membuat jantung Gista berdebar.
"Siapa memangnya, Nif?" Tanya Gista.
Bola mata Hanif menatap gadis di depannya itu. Cantik. Yah, Gista memang selalu terlihat cantik dan menarik di matanya. Dengan celana Jeans dan kaus oblong dengan motif kartun Doraemon membuat penampilan Gista begitu imut. Tak lupa pula rambut hitam bergelombang milik Gista di ikat satu dengan poni menutup sebagain pelipis mata membuat mata Gadis itu terlihat indah.
Tangan Hanif terulur merapihkan poni Gista yang terlihat berterbangan akibat hembusan angin. Jemari Hanif membelai lembut wajah Gista. "Seseorang itu kamu. Kamu si Gadis biruku." Bisikan Hanif begitu indah terdengar di telinga Gista.
Rona merah di kedua pipi Gista membuat Hanif tambah menyukai gadis itu.
"Adanya rona merah ini membuat aku gemas sama kamu." Hanif mencubit pipi Gista dengan gemas membuat sang empu mengerang kesal.
"Ihh sakit, Nif. Nanti pipi aku tambah tembem kalau kamu cubitin terus." Gista mencurutkan bibirnya dan mengundang tawa Hanif.
Gista kembali mengeram kesal karena Hanif malah mentertawakannya. Gista menghentak-hentakkan kakinya lalu berjalan mendahuli Hanif. Gista kesal dan sebal. Sadar akan kepergian Gista, Lelaki jangkung itu langsung mengejar gadis yang selalu ingin dia cintai itu. Hanif menarik pergelangan tangan Gista hingga gadis cantik itu menabrak dada bidang Hanif, tangan kokoh Hanif langsung melingkar di pinggang Gista memeluk gadis itu dengan sayang.
"Aku suka apa yang ada pada diri kamu, Gis. Mau pipi kamu tembem atau enggak, itu sama sekali tidak mengurangi rasa cinta aku ke kamu." Ucap Hanif begitu lembut. Yah, dari tatapan mata Hanif sudah terlihat jelas bahwa apa yang di katakan lelaki itu memang benar apa adanya. senyuman Gista kembali terbit, bahkan mata gadis itu kini sudah terlihat berkaca-kaca karena terharu mendengar sederet kalimat manis yang terucap dari bibir manis Hanif. Gista menangkup wajah Hanif, jemari gadis itu menelusuri setiap inci wajah Hanif.
"Makasih sudah mencintai aku dan makasih karena sudah menjadi Hanif yang aku cintai." Ucap Gista dengan ketulusan dari dasar hatinya. Air mata Gista menetes begitu saja. Jangan khawatir air mata itu bukanlah air mata kesedihan melainkan air mata kebahagian.
"Aku ingin air mata mu jatuh karena tiga hal," jemari Hanif menghapus air mata Gista. "Yang pertama air mata kamu boleh jatuh karena itu adalah air mata kebahagiaan, yang kedua saat aku menyebutkan ijab khabul di pernikahan kita nanti," Hanif mendekatkan wajahnya ke telinga "Dan terakhir adalah saat kamu melahirkan buah hati kita nanti." Suara bass Hanif membuat hati Gista berdesir.
"Selain tiga hal itu, aku enggak mau melihat air mata kamu jatuh dari mata indahmu itu, Gis. Cukup tiga hal itu saja. Kamu mengertikan?" Tanya Hanif.
Gista mengangukkan kepalanya "Iya aku mengerti."
"Bagus." Senyuman Hanif mengembang dan tertular kepada Gista.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love My Fans (Completed)
RomanceHanif abdurrauf sjahbandi adalah seorang pemain sepak bola muda. Dengan karirnya yang sangat meningkat, Hanif banyak digemari oleh para pecinta sepak bola terutama pada kaum hawa. Hanif juga tipikal orang yang tidak sombong dengan Fansnya, dia selal...