Prolog

3.9K 176 40
                                    

Seorang gadis berambut panjang kini tengah menatapi layar leptopnya, sesekali ia tersenyum melihat layar leptop tersebut. Kini jari-jari mungilnya menari-nari untuk mengetikkan sesuatu. Matanya tak lepas dari layar leptop yang sudah dua jam yang lalu dipandanginya.

"Hanif Abdurra'uf Sjahbandi, Lahir tujuh April. Seorang pemain sepak bola dengan karir yang gemilang." Baca Gadis tersebut. Yah kini Gadis berambut panjang dan hitam tersebut tengah membaca berita dari seorang pemain sepak bola yang bernama Hanif Abdurra'uf Sjahbandi.

Jari mungil itu mengeser mousenya untuk mengklik foto pria yang banyak digemari saat ini. Siapa lagi kalau bukan Hanif Abdurra'uf Sjabandi.

"Anjir. Gila. Ganteng  bangat nih cowok" Umpat Gadis itu setelah melihat foto seorang pria tampan yaitu Hanif.

"Ya Allah senyumannya indah banget. Gak salah dah kalo banyak cewek yang terpesona sama dia" Ucap Gadis tersebut. Matanya masih saja setia menatapi senyuman seorang Hanif dari layar leptopnya.

Tak terasa kini waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari, tetapi gadis tersebut masih saja mencari-cari informasi tentang pemain sepak bola yang sangat terkenal itu. Alunan lagu dari Shawn Mendes terdengar. Yah selain menyukai sepak bola, Gadis tersebut juga menyukai penyanyi muda asal Canada tersebut. Gadis dengan rambut panjang, hitam dan digerai itu berjalan mendekti tempat tidurnya untuk mengambil ponsel yang sedari tadi berbunyi.

"Halo"

"Halo Gista, lo belum tidur?" Terdengar suara lelaki dari sebrang telphon sana memanggil nama gadis tersebut dengan nama Gista. Yah gadis tersebut adalah Gista Wulandari seorang gadis yang sangat hoby sekali menulis dan sekarang dia sudah banyak menerbitkan buku-buknya. Gista sering menulis kisa-kisah yang romantis, banyak pembaca yang merasa tulisan dari seorang Gista Wulandari itu bikin baper.

"Beluman nih Mir, gue masih nyari bahan untuk tulisan gue" Jawab Gista kepada temannya tersebut. Yah itu adalah Emir. Sahabat Gista dari kecil. Kini Emir berkerja ditempat yang sama dengan Gista. tetapi, bedanya Emir adalah seorang fotografer dan Gista adalah seorang penulis.

"Udah ketemu belum bahannya? Apa mau gue bantuin?" Tawar Emir.

"Gak usah Mir, gue udah dapet kok bahannya" Tutur Gista.

"Oh ya?" Tanya Emir.

kaki jenjang milik Gista melangkah menuju meja dimana leptop yang sedari tadi di pandanginya. Kini matanya kembali melihat foto Hanif yang tengah tersenyum. Tanpa disadari, sudut bibir Gista tertarik keatas dan menampilkan senyumannya.

"Iya Mir, gue akan menulis tentang Hanif Abdurra'uf Sjahbandi" Jawab Gista tersenyum. Yah walaupun Emir tidak dapat melihat senyumannya.

"Hanif yang pemain bola itu maksud lo Gis?" Tanya Emir memastikan.

Gista menanggukkan kepalanya dengan mantap "Iya Mir"

"Loh, gue minggu depan mau meliput pertandingannya Hanif di Malang." Tutur Emir.

"Hah? serius Mir?" Tanya Gista semangat.

"Iya dua rius Gista" Jawab Emir dengan kekehannya.

Kini senyuman Gista tak pernah pudar, selalu mengembang. "Kalo gituu, gue boleh gak ikut sama lo ke Malang?" Tanya Gista.

"Ngapain? Oh lo mau nemenin gue yah?" Goda Emir.

"Ish.. Bukan Mir, gue mau ketemu sama Hanif. Jadi gue pengen ketemu langsung sama Hanif biar gue lancar gitu nulisnya." Tutur Gista.

"Aih,, bukannya gue gak mau ajak lo Gis. Tapi pertama, emang dibolehin sama Bos? Kan itu bukan tugas lo. Dan yang kedua, Hanif itu orangnya super duper sibuk. Yah gak mungkin gitu dia ngurusin cerita lo Gis" Jelas Emir.

"Ihhhh Emir kok lo nyebelin banget sihh" Geram Gista. Dia langsung memutuskan telephonnya. Yah sahabatnya itu memang suka sekali membuat Gista merasa marah, kesal, jengkel, dan bahagia. Huh dasar cemir. batin Gista.

Tak lama setelah itu, satu pesan masuk dan itu adalah dari Emir.

Gue tau lo sekarang mukanya kayak badak, tapi jangan ngambek dong. Iya deh nanti gue usahain ngomong sama Bos dulu. Jadi sekarang lo senyum yang princes Gistaa :*

Itulah sosok Emir bagi Gista. Selain menjadi seorang sahabat yang menyenangkan plus menyebalkan, Emir juga menjadi teman yang dapat mengerti apa yang di maukan oleh Gista. Dengan sikapnya yang lucu bisa membuat Gista tersenyum kembali.

----***-----

Ini adalah cerita kedua gue setelah Radio Love FM. Sebenarnya ini cerita udah lama banget pengen gue tulis tapi belum sempat. Dan sekerang karena gue udah punya banyak waktu jadi gue fokus untuk menulis.

Cerita ini memang tentang cinta dan juga sepak bola yah guys, yah gue emng suka banget sama sepak bola. Gak tau kenapa kalo lagi nonton pertandingan bola itu rasanya beban yang gue pikul hilang seketika (hahah lebay banget) Yah hiburan gue memang sepak bola dan teman yang bisa mengerti gue yaitu bukau dan juga leptop. Karena buku dan juga leptop bisa menuliskan apa saja isi hati gue saat ini.

Gue lama-lama jadi curhatkan hahaha.. Yaudah guys semoga menikmati cerita gue ini yahh.. Mohon Vote dan comenntnya yahh

Salam Ridu

RAHMA WULANDARI

I Love My Fans (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang