Bab 16: Membuka Mata

1K 63 4
                                    

Cinta.. Satu kata beribu makna.

Siang itu wanita paruh baya memakai hijab biru dan dua remaja lelaki melangkah menuju ruangan dimana Hanif di rawat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang itu wanita paruh baya memakai hijab biru dan dua remaja lelaki melangkah menuju ruangan dimana Hanif di rawat. Yah mereka adalah ibu dan adik-adik Hanif. Chia--ibunda Hanif baru mengetahui anak sulungnya masuk rumah sakit karena kecelakaan dari seseorang bernama Bella. Saat menerima telphone dari wanita bernama Bella itu, Chia begitu syok dengan kabar buruk yang di sampaikan oleh Bella. Dan hari itu juga Chia mengajak kedua anaknya yaitu Hisyam dan Haikal mengenjungi Hanif yang berada di kota Malang.

Langkah kaki wanita paruh baya bernama Chia itu berlari menghampiri anak sulungnya yang tengah terbaring memejamkan matanya di atas bangkar rumah sakit dengan alat Electrocardiography  yang berbunyi mengisi ruangan putih yang kosong. Air mata Chia tidak dapat di bendung lagi, sungguh dia tidak rela anaknya mengalami masa-masa kritis seperti ini. Kedua remaja lelaki yang sedari tadi mengikuti langkah Chia, kini terdiam mematung melihat kakak kandungnya terbaring lemah. Lelaki yang kini berbaring di bangkar putih itu bukanlah Hanif, Hanif tidak selemah itu menurut kedua remaja lelaki yang tak lain adalah adik-adik Hanif.

"Nif.. Ini mama, nak. Ayo buka matamu! Mama di sini." Lirih Chia terisak.

Hisyam, anak kedua Chia, menghampiri wanita paruh baya yang tengah terisak itu dan mendekap tubuh mungil sang ibunda.

"Icam.. katakan sama Mama, nak. katakan kalo aa gak kenapa-napa.. Ayo katakan, Cam!" Sentak Chia mengungang-guncangkan tubuh anak keduanya itu.

"Mah, sabar! Istigfar mah.. Aa pasti baik-baik aja kok." Ucap Hisyam menenangkan Chia yang tengah histeris melihat keadaan Hanif.

Haikal, anak ketiga Chia itu menghampirinya dan memeluk erat tubuh Chia.

"Iya mah, aa pasti bakalan bangun." Kali ini Haikal yang menganggkat suaranya.

"Mama harap juga begitu. Yasudah sekarang  sudah waktunya Dzuhur, ayo kita sholat." Chia menghela air matanya lalu tersenyum kepada dua putranya. "Icam, kamu jadi imam yah." Lanjut Chia menunjuk Hisyam untuk memimpin sholat Dzuhur mereka. Yah setelah Hanif berada di kota berbeda dari mereka, Hisyam lah yang sering di tunjuk Chia untuk menjadi imam sholat mereka.

***

Di lain tempat, Gista tengah memperhatikan air terjun yang sangat deras itu. Jika saja Gista dapat menjalani hidup seperti air, mengalir tanpa berhenti, tanpa tau apa itu rasanya sakit dan terluka. Gista kini duduk di batu besar yang tak jauh dari air terjun tersebut. Kaki jenjang Gista di biarkan terkena air dingin serpihan air terjun. Yah setelah dua hari berada di kota kembang, Gista rasanya tidak mau kembali ke rutinitasnya di Jakarta. Menurutnya kota mertopolitan itu sungguh bisa membuat kepalanya ingin pecah melihat kemacetan dan polusi yang bertebaran dimana-mana.

Pandangan gadis rambut di cepol itu teralih ke arah adiknya--Gladis yang tengah gencar memasang aksi pendekatan dengan Emir. Yah gadis imut itu memang terlihat menyukai sahabat Gista. Di ujung sana terlihat Gladis dan Emir tengah berselfie-selfie ria. Tampak senyuman mereka berdua mengembang saat kamera ponsel menangkap gambar mereka berdua. Senyuman mereka tertular kepada Gista. Gadis berambut cepol itu tersenyum melihat Gladis dan Emir yang tampak serasi di matanya. Jika saja Hanif berada di sampingnya, pasti Gista sangat gembira. Omang-omang tentang Hanif, apakah lelaki itu sudah sadar dari tidur panjangnya? Apakah sekarang Hanif baik-baik saja? Ingin sekali Gista berlari menghampiri lelaki berparas manis itu lalu memeluknya dengan erat, tidak akan melepas pelukannya karena Gista tak ingin kehilangan Hanif. Tetapi itu semua hanya harapan Gista yang takkan pernah tercapai. Gista lagi-lagi tersenyum miris. Entah sudah berapa ratus kali dia tersenyum miris. Yah kisah percintaannya memang sangat miris dan tragis.

I Love My Fans (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang