Aroma masakan yang sudah matang menyeruak di ruang makan yang dirangkap dapur tersebut. Tangan lembutnya telaten membuat sarapan bergizi untuk dirinya dan suami yang sangat ia cintai. Ia menuangkan nasi goreng kimchi yang sudah ia buat ke dua piring dan menatanya di meja makan. Pintu yang terbuka membuat Jinyoung menoleh. Jinyoung langsung tersenyum manis saat melihat suaminya yang masuk.
"Pagi, Hyung!" Sahut Jinyoung sambil menaruh penggorengan di tempat cuci piring.
"Pagi, Jinyoung-ah," ucap namja tampan itu yang sudah rapi dengan setelan jasnya dan duduk di kursi bersiap untuk menyantap sarapan itu.
Jinyoung langsung duduk di hadapan suaminya dan tersenyum,"Hyung, aku membuatkan nasi goreng kimchi kesukaanmu," suaminya hanya balas tersenyum. Jinyoung menghela napasnya berat.
"Selamat makan, Mark Hyung," ucapnya lalu langsung menyantap sarapannya. Mark tidak membalasnya, ia langsung menyantap sarapan itu.
Tak memakan waktu lama, sarapan mereka pun habis. Jinyoung langsung menaruh kedua piring itu di tempat cuci piring lalu mengantar Mark hingga ke depan rumah. Mark pun mengecup pelan kening Jinyoung. Jinyoung pun tersenyum.
"Hari ini, aku pulang sebelum makan malam, ada muridku yang minta diajarkan beberapa materi," ujar Mark sambil tersenyum. Jinyoung mengangguk, "Gwaenchana."(tak apa)
"Baiklah, aku berangkat," jelas Mark lalu masuk ke mobilnya. Jinyoung melambaikan tangannya begitu mobil Mark menyala dan keluar dari halaman rumahnya.
Jinyoung masuk ke dalam rumahnya dan menutup pintu utama tersebut. Ia menghela napas berat.
"Kau benar-benar tidak berubah, Hyung."
Jinyoung pergi ke kamar mandi dan segera membersihkan dirinya.
Beberapa menit kemudian, ia keluar dari kamar mandi dan memakai setelan kasual. Hanya kaus tangan panjang hitam dan celana jeans. Ia pun bergegas pergi. Ia keluar rumah dan mengunci pintu rumahnya. Lalu, ia melihat jalanan di depan rumahnya dan tersenyum. Ia juga menghirup udara yang masih segar ini.
'Setidaknya ini tidak semenyesakkan di dalam'
Ia pun mulai menelusuri jalan di depan rumahnya sambil membawa ponselnya.
...
Di depan kafe yang sangat ramai itu, seorang namja tersenyum lebar sambil memanggil Jinyoung, "Jinyoung-ah!!" Jinyoung melihatnya dan balas tersenyum.
"Annyeong, Hae-ya," ujar Jinyoung sambil berlari kecil menghampiri temannya itu.
"Yak! Sampai kapan kau akan memanggilku dengan sebutan Hae? Namaku Youngjae. Kau ingat, kan? Dan kau tahu? Hae-ya itu terdengar seperti Hey Yah," ujar Youngjae. Jinyoung tertawa kecil, "Habis, senyummu itu seperti matahari (hae)."
"Jinjja (benarkah)? Jadi aku ini hot?" Jinyoung tertawa lepas. Youngjae menautkan alisnya, "Yak! Aku tidak mengerti, pabbo (bodoh)!"
"Maksudku, senyumanmu itu hangat. Bukan berarti kau hot. Ok, baiklah kau memang seksi, bokongmu yang-"
"Yak!! Aish.. kau ini. Sudahlah! Ayo, masuk ke dalam. Aku sudah lama menunggu tahu," potong Youngjae malas mendengarkan ocehan Jinyoung yang membuatnya malu. Jinyoung tertawa keras melihat Youngjae yang duluan meninggalkannya. Ia terus tertawa sampai ia lelah dan mengatur napasnya.
"Hae-ya! Tunggu aku!!" Teriak Jinyoung setelah beberapa abad tertawa. Ia pun ikut masuk ke dalam kafe dan mengedarkan pandangannya untuk mencari si mataharinya itu. Ia pun langsung menghampiri Youngjae begitu menemukannya dan langsung duduk di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY STAR [MARKJIN]
Fanfiction"Cinta itu tidak bisa dipaksakan. Ini antara kau dan aku. Tidak satupun dari kita saling mencintai. Ini salah orangtuaku karena menjodohkanku denganmu. Harusnya kita tidak menikah!" "Bukan tentang siapapun. Tapi, tentang kita. Setiap hari aku menjal...