To be honest
I know that to me
You’re someone
... who I just can’t forget(I Loved You, Day6)
Jaebum sedang membaca bukunya dengan santai di atas kasurnya yang bersebelahan dengan kasur Yugyeom. Seharusnya ia tidur di kamarnya, tapi ia malas tidur sendirian karena akan terasa sepi.
"Hyung," panggil Yugyeom. Jaebum hanya mendeham.
"Bagaimana album yang mau kau luncurkan? Itu album Korea pertamamu, kan?" Tanya Yugyeom. Jaebum menutup bukunya dan menatap Yugyeom yang sedang duduk di ranjang sebelahnya.
"Ya, mini-album. Kenapa tiba-tiba bertanya?"
"Tidak. Hanya bertanya saja. Kita sudah lama tidak mengobrol dengan panjang. Apa Jepang menyenangkan?" Tanya Yugyeom.
"Ya, banyak perempuan cantik dan sexy di sana," Jaebum memakai selimut hingga pinggangnya.
"Bukan itu maksudku. Kehidupan di sana. Apa kau senang? Dulu kau punya pacar saat kuliah, bukan? Kau meninggalkannya?" Tanya Yugyeom menghantam otak Jaebum tanpa henti.
"Yak, pelan-pelan kalau bertanya. Di sana, biasa saja. Tidak ada yang spesial dengan Jepang. Lalu, pacarku saat kuliah, aku bilang mungkin aku akan kembali. Tapi, ia tidak mau. Akhirnya, aku dan dia mengakhirinya," ucap Jaebum.
"Apa perempuan itu masih baik-baik saja?" Tanya Yugyeom. Jaebum mengerutkan keningnya tanda tidak mengerti.
"Siapa?"
"Perempuan itu. Mantan pacarmu saat kuliah. Tadi kau baru saja bercerita, masa kau lupa?!" Tanya Yugyeom kesal. Jaebum pun baru mengerti apa yang Yugyeom maksud.
"Dia laki-laki."
"MWO?! KUKIRA KAU STRAIGHT! ASTAGA, HYUNG, SEJAK KAPAN?! KENAPA AKU TIDAK TAHU?!!" Teriak Yugyeom membuat Jaebum menutup telinganya.
"Yak! Tetangga akan mengomel kalau suaramu menganggu mereka tidur!" Yugyeom langsung menutup mulutnya.
"Haish, itu cerita lama, Gyeom. Sekarang, dia sudah bahagia," ucap Jaebum agak menyesal.
"Bagaimana kau tahu? Kan kau baru saja pulang dari Jepang sekitar satu bulan."
Jaebum menghela napasnya panjang, "Kau ingat kan Bambam punya teman namanya Jinyoung. Laki-laki yang makan ayam saat kita naik bus dan kau menunjukkannya padaku. Dia adalah mantanku, Yugyeom-ah," jelas Jaebum singkat.
"MWO?! JINYOUNG HYUNG?" Yugyeom tak percaya.
"Wah, jeongmal?! (Benarkah?!) Dunia benar-benar sempit. Kenapa semua yang ada di sekitarku berhubungan?!" Yugyeom mendecak kagum.
"Benarkah? Bagaimana?"
"Aku adik sepupumu. Kau mantan Jinyoung hyung, Jinyoung hyung menikah dengan Mark. Mark bersahabat dengan Jackson Hyung. Jackson Hyung punya adik, yaitu Bambam, kekasihku. Bambam itu adalah mantan Mark Hyung. Baiklah, apa selanjutnya?!"
...
Jinyoung menyeruput Greentea Latte nya dengan sangat menikmati. Jackson di hadapannya cuma memerhatikannya.
"Jinyoung kau tidak mau makan?" Tanya Jackson. Jinyoung menunjuk White Sugar Donutnya. Jackson memutar bola matanya.
"Dasar bodoh, bukan makanan penutup! Kau ini kenapa daritadi melamun terus, sih? Aku jadi takut kau buang air besar di kursimu. Tidak, kan?" Jinyoung tertawa (fake) seolah itu lucu.
"Apa, sih? Lawakanmu garing," ucap Jinyoung dengan muka ter-savagenya.
"Aish, dasar membingungkan. Kau bisa cerita padaku, Jinyoung-ah. Aku teman baikmu," ucap Jackson. Jinyoung mengangguk.
"Apa kau sebenarnya mengenal Mark Hyung? Suamiku," tanya Jinyoung. Jackson menaikkan alisnya.
"Aku mengenalnya. Sebenarnya..."
"Dia itu teman kuliahku dulu saat di LA. Kami bersahabat dengan baik, tapi suatu hal membuat kami jadi berubah. Ya, masalah cinta."
"Begitukah?"
"Ya. Kenapa kau bertanya hal itu?"
"Tidak. Apa yang terjadi? Apa yang terjadi antara kau dan Mark Hyung dulu?"
"Hmm.. Jangan diambil hati. Ini semua hanya bagian dari masa lalu. Dulu, aku dan Mark adalah teman baik. Kami menyukai seorang gadis. Tapi, dari kami berdua, akhirnya gadis itu berpacaran dengan Mark. Sedangkan aku, aku dan gadis itu bersahabat. Saat kelulusan, gadis itu memberi Mark bunga, tapi Mark malah membuangnya ke tanah. Aku memarahinya dalam panggilan dan Mark bilang ia harus melakukannya agar gadis itu bisa melupakannya,"
"Ia bilang karena ia akan pergi ke Korea. Lalu, gadis itu dan aku menyusulnya ke bandara. Kami sampai dengan selamat. Tapi, saat menyebrang, ia tertabrak mobil dan ia tidak bisa selamat. Aku marah pada Mark karena apa? Aku masih mencintai gadis itu. Tragis, ya?" Jinyoung mengerutkan keningnya.
"Boleh kutahu siapa nama gadis itu?"
"Tzuyu. Kenapa memangnya?"
...
Flashback
Jinyoung menoleh ke samping dan melihat Mark yang sudah terlelap. Sudah tengah malam, tapi ia masih belum juga bisa tidur.
Ia pun bangun dari kasurnya dan memastikan Mark tidak bangun. Bagus, jangan kau bangun dulu. Aku hanya penasaran, hyung, batin Jinyoung.
Ia pergi ke depan nakas dan mengambil ponsel Mark. Terdapat dua notifikasi baru. Ia membukanya.
Mark, aku bisa bahasa Korea.
Apa kau masih dekat dengan Jackson?
Jackson? Batin Jinyoung. Jinyoung pun menguncinya dan menaruhnya lagi di nakas serta langsung kembali berbaring di samping Mark. Ia pun mengecup pipi suaminya itu dan memeluk Mark dengan hangat. Mark yang merasa terganggu pun bangun.
"Hm. Sayang, kenapa bangun?" Tanya Mark dengan suara seraknya.
Jinyoung tersenyum dan menggeleng, "tidak apa-apa, hyung. Kau tahu kan aku yang paling mencintaimu," ucap Jinyoung. Mark mengangguk tanpa curiga apapun. Jinyoung pun mengecup bibir Mark kilat.
"Ayo tidur lagi, sayang," Mark menarik Jinyoung dalam pelukannya dan makin mengeratkannya.
"Aku hanya mencintaimu, sayang," ucap Mark lalu memejamkan matanya bersamaan dengan Jinyoung.
Flashback end.
...
"Baiklah, sebelum kita memulai bekerja hari ini, saya akan memperkenalkan pegawai baru hari ini. Ia berasal dari Taiwan. Silahkan perkenalkan dirimu," ucap Jooheon.
"Annyeong, namaku Chou Tzuyu. Kalian bisa memanggilku Tzuyu, senang bekerja dengan kalian semua."
TBC
-MOON AEBI
KAMU SEDANG MEMBACA
MY STAR [MARKJIN]
Fiksi Penggemar"Cinta itu tidak bisa dipaksakan. Ini antara kau dan aku. Tidak satupun dari kita saling mencintai. Ini salah orangtuaku karena menjodohkanku denganmu. Harusnya kita tidak menikah!" "Bukan tentang siapapun. Tapi, tentang kita. Setiap hari aku menjal...