Darling, you
My hope inside this fear isㅡyou
(Darling, Taeyang)
"Aiiihhh .... Enak sekali!! Kau memang yang terbaik, Jinyoung-ah!" Ucap Jisoo sambil memakan ayam itu lahap di meja makan.
"Hatchih.. aduh, maaf, Jisoo-ya. Mark pasti merepotkanmu, ya."
"Ah, jangan begitu. Aku ini temanmu! Temanmu! Sekali lagi, ya. Temanmu!! Lagipula, kalau ia khawatir karena takut kau kenapa-kenapa itu sih wajar. Dia kan cinta padamu," ucap Jisoo membuat Jinyoung merona.
"Eh? Kau tidak malah semakin sakit, kan? Mukamu merah karena merona saja, kan? Bukan demamnya semakin parah, kan? Kan? Jawab aku! Jinyoung, kauㅡ"
"Yaakk! Bagaimana mau menjawab kalau kau bicara terus? Dasar.. hatchiihh.. cerewet, aku baik-baik saja," Jinyoung mengelus-elus kedua pipinya sendiri.
"Aiihh.. begitukah? Kau lucu sekali, Jinyoung-ah. Pantas saja Mark suka menggodamu," ucap Jisoo asal.
"Bagaimana kau tahu?!" Tanya Jinyoung kaget seolah Jisoo mata-matanya. Jisoo membulatkan matanya.
"Itu benar?! Aku hanya bicara asal tadi. Aihh, aku berbakat menjadi cenayang ternyata," ucap Jisoo. Ia menaruh tulang belulang bekas ayam yang ia makan di piring kosong.
"Sudah, aku saja yang bersihkan," ungkap Jinyoung. Jisoo menatapnya tajam.
"Dasar bodoh, kau kan sedang sakit. Apa kau lupa? Aku doktermu, tuan bodoh," ucap Jisoo lalu menyalakan air di wastafel. Ia mulai mencuci piring bekasnya.
"Hei, istirahat sana! Kita akan mulai sesi-nya nanti siang," suruh Jisoo yang sudah selesai menyuci piring itu.
"Ah, aku tidak mengantuk," jelas Jinyoung.
"Aih, ya, sudah. Temani aku makan salad!" Ucap Jisoo sambil mengeluarkan salad dari dalam kulkas Jinyoung.
Enaknya jadi Jisoo, berasa di rumah sendiri~
"Eh? Sejak kapan aku punya salad?" Tanya Jinyoung.
Jisoo duduk lagi di hadapan Jinyoung, "Hehe, ini saladku, teman kuliahku baru datang dari Jepang. Ia memberiku salad yang katanya seperti salad-salad di Jepang. Jadi, yah, ini buatan dia," Jisoo memakan sehelai bunga kol dengan garpunya.
"Benarkah? Enak?" Tanya Jinyoung. Jisoo mengangguk. Padahal, ia baru memakan kol, belum sayuran lainnya.
Jinyoung mengambil garpu lain dan memakan apel di dalamnya.
"Eh, enak. Aneh sekali, rasanya beda dengan salad biasanya," jelas Jinyoung menaikkan sebelah alisnya.
"Iya, ia bukan chef, loh. Temanku itu dulu masuk fakultas musik, mungkin ia sudah membuat banyak lagu di Jepang sana. Aku ini bertemu dengannya saat kuliah, berbeda dengan Youngjae, aku berteman dengan Youngjae sejak SMA. Temanku itu, dia sangat tampan. Tapi, ia sangat terkenal dan beberapa anak kampus bilang ia tidak straight. Yah, jika kau mengerti maksudku," jelas Jisoo antusias.
"Lalu, bagaimana dengan universitas-mu? Kau kuliah dimana?" Tanya Jinyoung.
"Aku kuliah di tempat yang sama dengan Youngjae, Universitas Koㅡ"
"Yak! Aku juga lulusan universitas itu!" Seru Jinyoung memotong ucapan Jisoo.
"Eh? Kau jurusan apa?"
"Musik. Lalu, siapa sebenarnya temanmu yang dari Jepang itu? Apa dia seangkatan denganmu? Umurmu dan umurku sama, kan?"
"Ya, kita memang harusnya seangkatan. Kalau kuucapkan namanya, kau pasti mengenalnya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY STAR [MARKJIN]
Fanfiction"Cinta itu tidak bisa dipaksakan. Ini antara kau dan aku. Tidak satupun dari kita saling mencintai. Ini salah orangtuaku karena menjodohkanku denganmu. Harusnya kita tidak menikah!" "Bukan tentang siapapun. Tapi, tentang kita. Setiap hari aku menjal...