saya update untuk kalian-kalian yang sebel sama Tzuyu tingkat dewa. Saya lebih kesel sama Mark sih. Tp yaudalaya, happy reading, chingudeul~
.. Btw, baca sampe bawah yaa..
...Mark membuka perlahan matanya. Pusing. Ia benar-benar pusing. Ia tidak tahu apa yang terjadi semalam atau bagaimana ia bisa sampai kembali ke rumah. Yang jelas, ini sudah siang. Karena panas mentari sudah menyengat tubuh kurusnya itu.
"Engghh.. Jam berapa ini?" Mark melihat jam dinding. Pukul 12. Ia tahu harusnya ia bekerja hari ini. Tapi, kepalanya sangat pusing. Ia benar, ia sangat kacau. Kacau karena cinta.
Mark menggapai ponselnya dan membuka grup guru di sekolah tempat ia mengajar. Ia pun mengetikkan pesan untuk meminta izin karena sakit. Ia juga mengetikkan tugas apa saja yang harus dikerjakan murid-muridnya. Mark bangun dari ranjang. Ia pun pergi ke dapur untuk melihat ada makanan apa.
"Jinyoung-ahh.. Apa kau sudah masak?" Tanya Mark saat sampai dapur.
Ah, benar. Kau pergi.
Mark membuka kulkasnya dan melihat kotak bekal makan berwarna biru. Ia mengambilnya dan melihat ada notes di atasnya.
Hangatkan lagi. Tambahkan garam
dan merica kalau kurang lezat.
Maaf, makananku tidak begitu enak.
Apa itu sebabnya kau lebih memilih makan di luar?Mark menghela napasnya panjang, "Masakanmu selalu enak."
Ia mengambil penggorengan dan memasukkan nasi goreng itu ke dalamnya. Ia mulai menyalakan kompor dan mengaduk-aduk. Ia tidak menambahkan apapun dan langsung menaruhnya di piring.
Mark memakan nasi goreng kimchi itu sendirian. Ia memakannya perlahan.
Rasanya berbeda saat aku makan tanpamu, Jinyoung-ah, Mark mulai meneteskan air matanya ia tidak tahu kenapa ia sangat kacau seperti ini. Mark mulai terisak dan kembali memakan nasi goreng itu dengan tangisan yang tak kunjung henti.
"Aku merindukanmu, Jinyoung-ah."
"Hyung.." Mark menoleh dan melihat Jinyoung yang berdiri di belakangnya sambil menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Hyung, kenapa kau menangis?"
...
"Jadi, kau mau kembali ke rumahmu? Wah, benar-benar keras kepala. Ya sudah, tapi kalau ada apa-apa lagi segera kabari aku, ya," Youngjae mengangkat piringnya dan piring Jinyoung yang sudah habis makanannya.
"Tapi... Bagaimana kalau Mark memang sudah tak menginginkanku?" Tanya Jinyoung.
"Ceraikan. Sudah berapa kali kubilang? Kau sudah memberinya kesempatan untuk yang kesekian kali. Kalau ia masih menyia-nyiakannya, lebih baik kau cari yang lain yang lebih bisa menghargaimu!" Suruh Youngjae. Jinyoung menghela napasnya.
"Kalau sekali lagi ia menyia-nyiakanku. Aku akan menceraikannya. Begitu? Tapi, akuㅡ"
"Ya, ya. Terserah kau. Aku hanya menyarankan. Sudah sana! Ganti baju, aku akan mengantarmu," kata Youngjae. Jinyoung mengangguk dan langsung mandi. Tanpa lama-lama ia langsung menyelesaikannya dan mengganti bajunya. Ia pun siap dalam sekejap.
"Hae-ya, aku sudah selesai," kata Jinyoung. Youngjae mengangguk.
"Baiklah, ayo," ajak Youngjae. Mereka keluar rumah dan langsung menuju halte bus. Sembari menunggu bus, mereka duduk di halte bus itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY STAR [MARKJIN]
Fanfiction"Cinta itu tidak bisa dipaksakan. Ini antara kau dan aku. Tidak satupun dari kita saling mencintai. Ini salah orangtuaku karena menjodohkanku denganmu. Harusnya kita tidak menikah!" "Bukan tentang siapapun. Tapi, tentang kita. Setiap hari aku menjal...