Di suatu hari Senin yang mencekam ruangan itu, pemuda manis yang biasa dipanggil Jinyoung mulai mengerjapkan matanya pelan. Kepalanya sakit dan ia merasa dingin di sekujur tubuhnya.
"Engh.."
Seorang namja yang tertidur di samping ranjangnya terbangun karena mendengar suara tersebut.
"Jinyoung-ah? Sebentar, aku panggil dokter," namja ituㅡYoungjae berlari keluar ruangan dan memanggilkan dokter.
...
"Bagaimana, dok?" Dokter pun tersenyum dan berkata bahwa Jinyoung hanya tinggal istirahat. Youngjae bernapas lega dan dokter tersebut pun keluar ruangan. Saat itu pula, Jisoo dan Jackson memasuki ruangan itu.
"Apa katanya, Youngjae?" Tanya Jisoo. Youngjae tersenyum dan berkata bahwa semuanya baik-baik saja. Jinyoung menatap kosong ketiga teman-temannya.
"Kemana Mark Hyung?" Tanya Jinyoung. Ketiga orang yang sedang membicarakan Jinyoung itu pun menoleh.
"Dia.. dia sedang menyelesaikan masalahnya sendirian. Ah tidak, berdua dengan temannya," jawab Jackson. Ia tidak bilang kalau itu adalah Jaebum. Jinyoung mengerutkan alisnya.
"Temannㅡ"
Brak!
"Jackson hyung, MARK HYUNG TIDAK BISA MENAHANNYA!" teriak kedua namja yang tiba-tiba masuk ke ruangan Jinyoung. Jinyoung membulatkan matanya.
"Bukankah Jaebum menahannya?" Tanya Youngjae agak berbisik.
"Ji.. Jinyoung hyung sudah bangun?" Tanya si rambut kuning, Yugyeom dan di sebelahnya ada Bambam. Jinyoung tersenyum dan mengangguk.
"Hey, apa yang terjadi dengan Mark Hyung?" Tanya Jinyoung panik. Ia merubah air mukanya.
"Ia.. ia sedangㅡ"
"Sudahlah, ayo keluar," Jackson menarik tangan Bambam dan Yugyeom keluar dari ruangan Jinyoung.
"Sudah, jangan khawatir. Jackson bisa menanganinya," ucap Jisoo. Jinyoung menghela napasnya dan menetralkan perasaan khawatirnya.
...
"APA YANG KAU LAKUKAN MALAM ITU?!" Bentak Mark pada Tzuyu. Tzuyu tersenyum miring sedangkan Jaebum mulai menahan tangan Mark yang sudah dikepalkan dengan kencang. Beruntung kafe itu agak sepi sehingga tidak banyak yang memperhatikan.
"Memangnya kau tidak ingat, hm? Kita bersenang-senang, Mark."
Brak!
Mark menggebrak meja itu. Jaebum kembali menahan tangan Mark dan membisiki Mark, "Gadis ini bodoh. Aku akan mengurusnya."
"Hey, aku tahu itu cuma trikmu untuk membuat Jinyoung melepaskan Mark dan membuatmu mendapatkan Mark dengan mudah. Tapi, caramu itu sungguh salah. Kau tahu? Aku ini mantannya Jinyoung. Aku tahu Jinyoung bukan orang yang mudah melepaskan orang yang ia cintai dan kuanggap rencanamu berhasil, ia ingin melepaskan Mark. Tapi, kau malah membuat Mark membencimu. Tzuyu-ya, kau ini kurang pintar. Jangan sekali-kali mencoba itu lagi. Kalau kau ingin Mark dan Jinyoung bercerai, itu bisa terwujud. Tapi, mendapatkan Mark? Jangan harap kau bisa membuat Mark berpaling dari Jinyoung dan.. hm, obat tidur? Kau memakainya, kan? Dasar wanita ular, kau itu jahat juga, ya," ucap Jaebum mendinginkan kepala Mark sambil menyeringai. Tzuyu sungguh kaget akan jawaban itu. Seolah rencananya gagal total. Jaebum tahu semua itu dari Youngjae dan Jisoo. Mereka menjelaskan semuanya secara detail pada Jaebum.
"A.. aku.. Mark.. aku.." Jaebum tertawa jahat.
"Lihat? Kau ketakutan? Rencanamu gagal, Tzuyu. Sayang sekali, Mark pasti akan memperbaiki hubungannya dengan Jinyoung. Aku turut prihatin atas kegagalanmu," ucap Jaebum. Mark menahan amarahnya, kalau saja Tzuyu bukan perempuan, Mark pasti sudah menghajarnya. Tapi, beruntung ada Jaebum yang berpikiran dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY STAR [MARKJIN]
Fanfic"Cinta itu tidak bisa dipaksakan. Ini antara kau dan aku. Tidak satupun dari kita saling mencintai. Ini salah orangtuaku karena menjodohkanku denganmu. Harusnya kita tidak menikah!" "Bukan tentang siapapun. Tapi, tentang kita. Setiap hari aku menjal...