Dentingan piano mulai mengiringi langkah namja manis itu. Balutan kain putih membuat dirinya lebih bersinar. Walau tanpa senyum. Meninggalkan namja yang ia kasihi demi keputusan kedua orang tuanya.
Begitu juga namja yang berdiri di altar. Dengan balutan kain putih yang membuatnya lebih tampan. Walau tanpa air wajah yang bahagia. Menikahi namja yang tidak dicintainya.
Keduanya sama-sama terpaksa menjalani pernikahan ini.
Mark Tuan.
Dan..
Park Jinyoung.
"Aku.. akan mencoba mencintainya walau sesulit apapun. Karena aku akan mulai menghabiskan waktuku dengannya sampai menjelang ajalku. Aku pasti bahagia dengannya, walau.." -park jinyoung.
"Aku.. tidak mencintainya. Apa yang bisa kuperbuat? Ia tak bahagia. Aku pun begitu. Aku tidak akan pernah bahagia dengannya," -mark tuan.
"Pada akhirnya, mungkin kita akan berpisah." -markjin
Apa yang bisa diperbuat kedua insan yang harus dipaksa mencintai. Semakin rumit ketika keduanya sudah lelah dan jalan satu-satunya yang terbaik ialah berpisah.
"Saranghae.."
"Mianhae.."
Tbc
Annyeonghaseyo, yeoreobun!!! I'm back huhu! Bagi yang belum kenal saya, silahkan cek cek profile saya, kali aja mau pdkt. Haha.. gak gak, kali aja mau baca karya saya yang pertama dan kedua. Hehe.. lanjut baca cerita ini yaaa~ bye
-bee :)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY STAR [MARKJIN]
Fiksi Penggemar"Cinta itu tidak bisa dipaksakan. Ini antara kau dan aku. Tidak satupun dari kita saling mencintai. Ini salah orangtuaku karena menjodohkanku denganmu. Harusnya kita tidak menikah!" "Bukan tentang siapapun. Tapi, tentang kita. Setiap hari aku menjal...