Warning! 17+ tapi ga terlalu sih. Tapi, kalo males baca, skip aja. Menyebalkan juga kok scenenya. Skip aja deh :v
"Hey, kau. Sini!" Panggil Tzuyu pada salah satu perempuan yang ada di club tersebut. Perempuan itu menoleh pada Tzuyu dan menghampirinya.
"Tolong bantu aku menelepon kekasihku. Bilang padanya aku sedang mabuk berat dan butuh tumpangan. Bilang juga aku memanggil-manggil namanya terus sejak tadi. Aku akan membayarmu berapa saja asal kau mau melakukan ini!" Suruh Tzuyu sambil menyodorkan ponsel padanya. Perempuan itu hanya mengangguk dan mengambil ponsel Tzuyu, ia mulai menelepon. Agak lama. Mungkin karena Mark sedang tertidur, pikir Tzuyu. Tapi, kemudian,
"Apa?" Tanya Mark tanpa basa basi.
"Halo, tolong ini temannya Tzuyu. Aku tidak tahu harus menelepon siapa, tapi daritadi ia memanggil namamu, jadi aku mencari kontakmu di ponselnya. Ia begitu mabuk dan aku tidak membawa mobil. Bisa tolong antarkan dia ke rumah? Ia ada di club xx," ucap perempuan itu dengan sangat lancar. Ia melihat Tzuyu yabg mengangguk pasti. Lama sekali sampai Mark membalas lagi.
"Baiklah, hanya mengantar. 15 menit lagi aku akan sampai," ucap Mark lalu langsung mematikan panggilan itu. Perempuan itu memberikan kembali ponsel Tzuyu.
"Apa katanya?" Tanya Tzuyu.
"Katanya ia akan ke sini dalam 15 menit. Sekarang, berapa yang mau kau berikan padaku?" Tanya perempuan itu.
"500.000 Won. Ini, ambilah. Aku tidak butuh," ucap Tzuyu memberikan amplop berwarna cokelat. Perempuan tersebut tersenyum dan meninggalkan Tzuyu. Di depan Tzuyu sudah ada minumannya dan segelas wine. Ia mengeluarkan bubuk obat tidur yang ia beli di apotek dan mencampurnya di wine tersebut. Ia menyeringai.
10 menit pun berlalu, ia hanya dengan santai menunggu Mark dan berakting layaknya orang mabuk saat Mark sudah datang. Ia melihat ke arah pintu masuk. Uuuhh, Mark datang, batin Tzuyu. Tzuyu langsung menidurkan kepalanya di meja bar tersebut.
"Tzuyu," panggil Mark yang memegang pundaknya.
"Uhmm.. Oppa, temani aku minuumm," ucap Tzuyu agak melantur layaknya orang mabuk betulan. Tzuyu mengalungkan tangannya di leher Mark.
"Lepaskan," ujar Mark melepaskan tangan Tzuyu dari lehernya. Ia tak mau bertele-tele karena takut Jinyoung sadar kalau ia pergi. Ia juga hanya mau mengantar Tzuyu ke rumahnya.
"Baiklah, antar aku pulang tapinya, okay?" Mark mengangguk.
"Tapi, oppa~ minum dulu ini!" Ucap Tzuyu agak keras. Mark menghela napas berat, ia memperhatikan minuman itu sekilas.
"Oh, hanya wine," Mark langsung meminum itu sedikit dalam satu tegukan.
"Sudah, ayo pulaㅡ ahkk.. gila, minuman apa ini?" Mark memegang kepalanya yang agak sakit dan matanya berkunang-kunang. Tidak, ia tidak tidur, tapi ia hanya kehilangan kesadarannya sedikit demi sedikit. Tzuyu saja kaget karena reaksinya sangat cepat.
"Tzuyu-ssi, Jinyoungahh... menungguku.. dirumah," ucap Mark yang mulai agak meracau dan tidak sadar.
"Hmm, begitu, ya?" Tzuyu mulai mengakhiri aktingnya dan mendudukkan Mark di bangku sebelahnya. Tzuyu mengelus tangan Mark.
"Jinyoung-ahh," racau Mark yang kini tidak sadar ia ada di mana. Tzuyu pun kesal karena racauan Mark bukannya 'Tzuyu' tapi malah 'Jinyoung'.
"Baiklah, karena kau meracau tentang Jinyoung. Aku bukan memberi hukuman padamu, tapi pada Jinyoung," gumam Tzuyu. Tzuyu mendekatkan wajahnya ke arah Mark. Baru saja ia ingin mengecup bibir Mark, tapi Mark sudah berbicara duluan duluan.
"Jinyoung sayang, kau mau apa?" Tanya Mark. Tzuyu semakin kesal saja akan Mark. Ia mengelus paha Mark dan Mark pun mendesah.
"Mmhh.. Jinyongiehh.. ahnn," desah Mark.
"Baiklah, sekarang panggil namaku. Namaku, Chou Tzuyu. Ingat? Racaukan namaku," ucap Tzuyu di depan telinga Mark. Mark yang saat itu tidak sadar sama sekali malah menuruti nalurinya.
"Tzuyuuhh.. mhh," Tzuyu mengangguk.
"Benar. Baiklah, sudah cukup, ayo pulang," ucap Tzuyu menarik Mark. Sungguh, itu bukan rencananya. Tadinya ia ingin membuat Mark mabuk dan menyetubuhinya.
(Saya geli nulisnyaaa)
Tapi, karena ia terlanjur kesal, rencananya berubah secepat kilat. Tzuyu kini menarik Mark ke dalam taksi yang sudah ia panggil tadi.
"Tolong, ke alamat ...., ya," ucap Tzuyu pada supir taksi tersebut dan meninggalkan Mark di dalam taksi itu sendirian. Taksi tersebut pun melaju.
"Baguslah, kini aku hanya tinggal menunggu berita mereka bercerai."
...
Jinyoung tidak tidur. Sejak Mark memeluknya pun ia tidak tidur. Sejak Mark menelepon pun ia tidak tidur. Bahkan saat Mark mengecup pelan bibirnya dan meninggalkannya di malam hari pun ia tidak tidur. Ia sekarang berdiri di pintu rumahnya sambil mengetuk-ketukan kuku dengan layar ponselnya. Jujur, ia sangat khawatir akan keadaan Mark. Tapi, tiba-tiba pintu rumahnya terbuka dan ia melihat Mark yang benar-benar kacau dan bau alkohol.
"Hyung!" Teriak Jinyoung panik dan langsung membantu Mark untuk pergi ke kamarnya. Begitu, sampai ke kamar, ia langsung menaruh Mark di kasur.
"Hyung, kau kenapa.." Jinyoung mengelus surai Mark. Mark membuka sedikit matanya dan langsung menarik tengkuk Jinyoung. Ia mencium Jinyoung tiba-tiba. Tapi, Jinyoung tidak mau karena Mark bau alkohol, ia tak menyukainya. Jadi, Jinyoung mencoba melepaskan ciuman Mark itu. Ia mendorong Mark tapi tenaganya tak cukup kuat untuk melawan suaminya itu. Jinyoung memukul dada Mark karena sudah kehabisan nafas. Mark pun melepaskannya dan mengelus surai Jinyoung.
"Tzuyu-ssi," hati Jinyoung bagai tertusuk ribuan pedang mendengar perkataan Mark.
"Tzu.. tzuyu siapa, hyung?" Tanya Jinyoung sambil menahan tangisnya, padahal air mata sudah menghalangi pandangannya. Mark sudah ingin menciumnya lagi tapi Jinyoung langsung mendorongnya keras membuat Mark kembali terbaring di kasur. Air matanya kini sukses berjatuhan dan ia meninggalkan Mark di kamar. Ia membanting keras pintu itu.
Ia jatuh terduduk di depan pintu kamar itu dan menangis sekencang-kencangnya. Ia menutupi mukanya dan meraung-raung. Ia menghapus air matanya dan kembali ke kamar. Ia lihat Mark sudah kembali tertidur. Ia pergi ke laci nakasnya dan ia mengobrak-abrik isinya.
Ah, benar, aku masih menyimpannya...
Jinyoung mengeluarkan satu strip penuh pil penenang yang dulu ia sering makan satu persatu hingga habis. Jinyoung melirik Mark dan menghentikan perlahan tangisannya. Ia mengambil 4 pil obat itu dan langsung memasukkannya ke mulut tanpa minum.
Ia pergi ke kamar mandi dengan langkah tergontai dan masuk ke bathtubnya. Ia menyalakan air dingin di bathtub tersebut.
Congratulation, hyung. You kill me slowly. Let me get hypothermia, then.
Jinyoung menutup matanya dan membiarkan dinginnya malam merasuki dirinya perlahan.
Tbc dengan sangat elit
Saya akan update secepatnya. Ini chapter emang yang paling menyedihkan.btw, 500.000₩ itu sekitar 5.500.000 rupiah.
-moon aebi, sayamintamaafudahmenistakanotpterbesarsayaaaaaa:"""
KAMU SEDANG MEMBACA
MY STAR [MARKJIN]
Fanfiction"Cinta itu tidak bisa dipaksakan. Ini antara kau dan aku. Tidak satupun dari kita saling mencintai. Ini salah orangtuaku karena menjodohkanku denganmu. Harusnya kita tidak menikah!" "Bukan tentang siapapun. Tapi, tentang kita. Setiap hari aku menjal...