3. Nyata!

73.8K 6.4K 354
                                    

Diano melangkah masuk ke dalam kelasnya yang sangat ribut.

Di sepanjang koridor banyak anak perempuan yang memandang kagum padanya, bagaiman tidak Diano itu bisa di katakan sempurna. Apalagi dia anak dari pasangan yang tampan juga cantik. Kaya? Jangan di tanya.

Karena itu dia memanfaatkan semua yang dia miliki untuk mendekati para gadis, entah dari mana sifat player-nya itu berasal. Berasal dari Ayahnya mungkin?

Kelas mendadak hening saat Diano masuk, para gadis di kelas itu semua memandang Diano.

"Hai, sayang." Seorang gadis dengan seragam yang di ketatkan serta rok gantung menyapa Diano.

"Kita kenal?" Tanya Diano dengan wajah santai.

"Kamu nggak kenal aku?" Diano mengangguk. "Baru sehari kita putus dan kamu udah lupa?!"

Diano menaikan satu alisnya, dan bersedekap sambil menatap perempuan itu dengan malas.

"Oh, lo yang kemarin. Maaf ya, prinsip gue itu kalo udah jadi mantan artinya sampah dan sampah nggak perlu di ingat."

Mulut gadis itu menganga.

"Kamu keterlaluan." Ucap gadis itu lalu berlari keluar dari kelas 11 IPA 1.

"Ck, lo nggak berubah. Kena karma baru tau rasa lo!" Deeka menoyor kepala Diano saat laki-laki itu duduk di tempatnya yaitu di sampingnya.

"Apaan sih?!" Diano mengusap kepalanya yang terkena kekejaman sahabatnya itu.

"Kena karma baru tau lo!" Gensa yang duduk di depan Diano dan Deeka ikut menyahut. "Sekarang lo yang ninggalin cewek, besok-besok cewek yang ninggalin lo."

Diano berdecak lalu menyisir rambutnya menggunakan jari-jarinya. "Enggak mungkin. Karena karma itu nggak nyata. Ya kali gue yang di tinggal cewek. Nggak bakalan ada cewek yang bisa buat gue kayak gitu, pegang kata-kata gue." Ucap Diano dengan yakin.

"Kalo ada?" Tanya Gihon yang duduk di samping Gensa.

"Nggak mungkin ada, karena cewek yang bakalan selalu tunduk di kaki gue. Bukan sebaliknya."

"Gue do'ain semoga lo cepat dapat karma." Celetuk Gensa.

"Nggak bakalan."

Percakapan empat orang itu berhenti karena guru mata pelajaran sejarah masuk.

***

Kantin nampak ramai dengan banyak nya anak yang berlalu-lalang di dalam kantin. Diano duduk bersama tujuh sahabatnya yang lain, yang merupakan anak dari para sahabat orang tuanya.

"Di, kemarin ada yang minta id lo." Ucap Michael sambil menelan bakso miliknya. "Terus gue kasih."

"Bagus, kalo cewek mah yang minta kasih aja. Asal jangan cowok aja." Diano tersebut. "Kamania."

"Apa?" Tanya Kamania.

"Ayah ada di tempat nggak hari ini?" Tanya Diano, karena anak dari Anastasya dan Joey itu tentunya paling tau.

Kamania nampak berfikir. "Enggak, emang kenapa?"

"Papa gue tanya, ada urusan katanya." Diano memakan bakso miliknya.

Saat Diano mengangkat kepala, di pojok kantin itu, duduk seorang gadis bergaun putih duduk sambil tersenyum ke arahnya.

Diano menyenggol tangan Deeka yang duduk disampingnya. "Apa?"

"Ada cewek di sana." Diano mengendikan dagu ke arah gadis yang masih saja tersenyum padanya.

"Mana? Nggak ada. Mata lo katarak?"

Diano Dan AilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang