14. Abang Terluka Dek

46.3K 4.6K 50
                                    

Pagi ini Diano dan Deeka berencana menemui adik Aila, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Krisan. Menurut foto hasil screenshoot hape Diano. Krisan memiliki rambut yang panjang, sama seperti milik Aila. Dan memang wajahnya agak garang, walau di fotonya dia nampak tersenyum. Saat Diano menunjukan foto Krisan, Deeka langsung pangling, namanya juga play boy nggak bisa lihat yang bening. Diano juga begitu, tapi anehnya dia tidak memiliki insting play boy untuk memacari Krisan. Mungkin karena dia hanya ingin membantu Aila. Atau entahlah, belakangan ini ada yang aneh padanya.

"Tunggu La, kalo adek lo sekolah disini lo juga dong?" Tanya Deeka agak kaget.

Aila mengangguk. "Iya, kenapa? Lo baru sadar kalo gue juga sekolah di sini?"

"He'em, gue baru sadar." Kata Deeka.

"Kelas berapa?" Diano sepertinya mulai tertarik dengan pembicaraan Deeka dan Aila.

"Enggak tau, gue 'kan waktu mau ke sekolah malah kecelakaan. Jadi gue nggak tau."

"Kecelakaan?" Beo Diano dan Deeka berbarengan.

Saat sadar tentang ucapannya Aila terkaget, dasar mulut tidak bisa jaga rahasia. Rutuknya dalam hati.

"Lo meninggal karena kecelakaan, La?" Tanya Deeka.

Aila diam, matanya meliar.

"Em.." Aila menggigit bibir bawahnya dengan gugup. Mati kutu.

"La.." panggil Diano.

"Nanti Al, waktu itu gue udah janji. Gue nggak bakalan ingkar, tapi please jangan tanya sekarang." Pinta Aila memohon. "Setelah lo bisa lakuin yang gue minta. Gue janji bakalan jawab semua pertanyaan lo, apapun itu."

"Promise?"

Aila mengangguk. "Promise."

***

Setelah bel istirahat berbunyi Diano, Deeka, serta Aila langsung ngacir ke kelas 10. Tujuannya tidak lain dan bukan mencari sosok adik Aila.

Sampailah mereka di kelas 10-3. Sejak menginjakkan kaki di koridor kelas 10, semua pasang mata tertuju pada Diano dan Deeka. Para cogan di Sma Pelita Bangsa. The most wanted.

"Eh, dek yang namanya Krisanira, mana?" Tanya Deeka dengan senyuman manis kepada salah satu anak perempuan yang ada di kelas itu.

"Y-yang itu K-kak." Jawabnya gugup sambil menunjuk gadis yang berada duduk di deretan paling belakang, dengan earphone yang tersumbat di telinganya.

"Makasih," Deeka tersenyum, lagi. Para anak cewek yang ada di dalam kelas itu memekik keras.

"Cih, dasar tukang tebar pesona." Cibir Diano, lalu berjalan mendekat ke gadis yang katanya adalah Krisan. Aila juga mengangguki artinya gadis itu memang Krisan.

Deeka berjalan dengan cepat melewati Diano, setelah sampai di samping Krisan. Deeka membungkukan badannya sedikit, tanpa permisi menarik earphone milik Krisan. Sontak gadis itu kaget dan langsung menoleh.

"Stay, lagu bagus, gue juga suka." Deeka tersenyum, namun sayangnya di balas dengusan dari Krisan.

Dengan kasar menarik earphone putih itu dari Deeka.

"Jangan menganggu!" Setaknya garang, namun dengan wajah super datar.

"Jadi cewek itu jangan galak-galak. Nanti nggak ada cowok yang mau."

Krisan memutar bola matanya jengah.

"Bodo amat!" Ketusnya.

"Dingin banget sih, jarang loh gue mau samperin cewek biasanya cewek yang samperin gue." Deeka mengedipkan matanya dengan genit.

Diano Dan AilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang