4. Asdfgjkl

67.8K 5.9K 313
                                    

"Bisa dong, kita tinggal cari cewek yang klop yang cocok di hati lo."

***

Mulut Diano masih saja terbuka, sedangkan gadis yang ada di depannya tersenyum.

"Ditutup mulutnya, ntar iler-nya jatuh." Diano mengatupkan mulutnya.

"Lo stalker, ya?"

Gadis itu mendelik. "Enak aja, nggak ada kerjaan banget gue stalkerin elo."

"Lah, terus lo tau itu semua dari mana? Lengkap banget lagi."

"Oh, gue dengar kemarin dari cewek yang ada di toilet sekolah. Jadi gue tau," kata gadis itu. "Terus gue ngikutin Mama lo, jadi gue tau."

"Ck,"

"Bahkan gue tau kalo lo sering di suap sama Mama lo."

"LO SIAPA SIH?! KOK BISA TAU?!" Pekik Diano. Lebih dari dua kali gadis--atau entah apalah yang ada di depannya itu membuatnya memekik. Apalagi dia bisa tau kebiasaan buruk Diano, dia akui kalau hal itu sering terjadi.

Pernah saat Diano sedang bermain game, dan karena Mamanya sudah berulang kali mengingatkan dirinya untuk makan. Tapi karena game dan Diano yang keras kepala, dia tidak mendengar apa yang Mamanya bilang. Hingga Mamanya memasukan makanan ke dalam mulutnya saat dia sedang bermain game. Bukan hanya sekali dua kali, tapi lumayan sering. Dan itu adalah aib yang paling buruk bagi Diano, bahkan Deeka tidak tau. Tapi sekarang gadis yang katanya arwah itu tau.

"Gue?"

"Sebenarnya lo siapa sih? Dan apa mau lo?"

"Gue nggak mau apa-apa, cuma gue mau nyadarin elo akan sesuatu aja, makanya gue deketin elo." Gadis itu tersenyum.

"Nyadarin? Kayak apaan aja."

"Gue mau buat kebiasaan buruk lo hilang." Gadis itu tersenyum, lagi. Jenis senyuman menyeramkan.

"Kebiasaan buruk yang mana? Kalo tentang suap-suapan itu udah jarang." Dengus Diano.

Gadis berambut panjang itu menggeleng sambil menggoyangkan jari telunjuknya ke kanan dan kiri.

"Bukan itu."

"Terus?"

"Sifat player lo." Sepertinya gadis itu sangat murah senyum, karena setiap selesai berkata pasti selalu tersenyum.

"Kalo yang itu nggak bisa."

"Bisa dong, tinggal cari aja cewek yang klop yang cocok di hati lo."

Diano mendelik. "Lo siapa sih?"

"Gue?"

"Emang ada orang lain selain elo sama gue?" Tanya Diano balik.

"Tapi, gue bukan orang." Diano rasanya ingin membenturkan kepalanya ke tembok saking bodohnya dia bertanya pada arwah yang ada didepannya itu.

"Terserah, nama lo siapa?"

Gadis itu tersenyum lebar. "Dari tadi kek, nanyanya."

Diano berdecak.

"Oke, nama gue Lafendderaila Alskarindya."

Diano melongo, dia menatap bingung gadis yang bernama sangat panjang dan ribet itu.

"Coba ulang," pinta Diano.

"Lafendderaila Alskarindya."

"Panjang amat, susah lagi. Nggak kelipet lidah lo ngomong nama lo?" Diano malah bertanya. Sungguh Diano sama sekali tidak mengingat nama gadis itu, salahkan namanya yang super ribet.

Diano Dan AilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang