12. I Do

46K 4.8K 70
                                    

Rumah dengan ukuran besar, taman yang indah. Dan mobil yang berjejer rapi.

"Ini rumah atau hotel?"

"Kalo hotel kenapa?" Tanya Deeka balik. "Nggak ada yang napsu sama lo."

Aila menatap Deeka tajam, sambil mengomel. "Siapa juga yang mau sama elo." Ketus Aila balik sambil bergindik jijik.

"Kalian berdua udah kayak kucing sama anjing aja, berantam mulu." Ucap Diano sambil menggelengkan kepala.

"Gue kucing dia yang anjing." Tunjuk Deeka ke Aila yang mendelik pada bahkan lebih tajam dari sebelumnya.

"Yang benar itu, gue cukup namanya elo yang hewannya." Aila menunjuk tepat di wajah Deeka.

"Dasar setan!"

"Makasih atas pujiannya." Aila mesem-mesem nggak jelas.

"Kayaknya dia mati karena jatuh dari lantai 50 makanya otaknya geser waktu jadi hantu." Ucap Deeka. Aila mendelik lalu mengepalkan tangannya pada Deeka.

"Gue hajar lo!"

"Mana bisa, elo aja transparan." Ucap Deeka. "Eh, kok lo transparan?" Tanya Deeka bingung.

"Ini udah yang kedua kalinya. Lo kenapa sebenarnya?" Tanya Diano, ada sorot khawatir di matanya.

"Enggak tau," Aila berjongkok sambil memegang dadanya.

"Lo kenapa?" Tanya Diano panik.

"Ada yang ganggu gue." Jawab Aila sambil mengatur nafasnya. Diano maupun Deeka mengerutkan kening.

"Ganggu lo, gimana?" Tanya Deeka bingung.

Aila makin mulai memukul-mukul dadanya lumayan keras. "Ah, sa-sakit." Aila meringis perih.

"Lo kenapa sih? Aduh lo hantu lagi, mana gue tau cara sembuhinnya." Diano mengacak rambutnya.

Aila mengatur nafasnya yang bagai tersendat. "G-gue pergi se-sebentar. Nanti gue balik lagi." Aila menghilang.

"Dia kenapa sih? Ada ya hantu bisa rasakan sakit?" Tanya Deeka bingung. "Jangan-jangan..."

"Jangan-jangan apa?"

"Jangan-jangan dia hantu jadi-jadian lagi." Deeka bergindik. "Jangan dekat-dekat sama dia Di, barangkali dia mau jadikan lo tumbalnya lagi."

Diano menggeleng. "Nggak mungkin, kalo memang dia mau jadikan gue tumbal udah dari dulu. Ini udah sebulan dan belakangan ini baru dia aneh." Diano merenung.

"Udah jangan di pikirin kita masuk aja." Ajak Deeka, Diano mengangguk dan masuk kedalam rumah besar itu.

***

Di tempat lain, di saat yang bersamaan.

"Dokter anak saya baik-baik saja, kan?" Tanya seorang wanita dengan wajah sangat khawatir. Seorang pria berada di samping wanita itu dan memegang bahu wanita, dengan wajah yang juga khawatir.

"Puji Tuhan, untung saja anak ibu kuat." Wanita itu meneteskan air mata dan memeluk pria yang tadi ada di sampingnya.

"Tapi bagaiman bisa masker oksigennya bisa lepas? Bahkan Kakak belum bangun?" Tanya seorang gadis yang memang berada di tempat itu dengan bingung.

"Kami juga tidak tau, sepertinya ada yang melepaskan dengan sengaja." Ucap dokter itu tidak yakin. "Ibu, bapak. Berdo'a saja, agar ada mukjizat yang bisa membuat anak ibu, bapak bangun lagi."

"Dokter, ini sudah sebulan lebih. Dan sama sekali tidak ada perkembangan pada anak saya dok!" Pekik wanita itu dengan histeris.

"Ibu yang sabar saja. Tuhan pasti berikan jalan." Dokter itu mencoba menguatkan kedua orang tua itu.

Diano Dan AilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang