7. Mbah Dukun

52.6K 4.7K 50
                                    

"Alskar? Jadi lo manggil Diano pake nama tengahnya?"

***

Diano menggeleng.

"K-kenapa lo bilang gitu?" Tanya Diano, masih syok.

"Karena dulu gue juga pernah diikuti," ucapan Deeka membuat Aila langsung syok.

"L-lo bisa lihat hantu?!" Pekik Diano, hampir berteriak.

"Bisa, dari yang waktu lo bilang cewek yang ada di kantin itu sebenarnya gue udah lihat. Dan sekarang cewek itu ada di depan gue." Deeka berjalan dan berhenti tepat di depan Aila.

"Ngapain lo dekat-dekat Diano?" Tanya Deeka dengan tajam.

Aila menyengir. "Enggak apa-apa, cuma mau ngikutin aja."

"Mana ada alasan kayak gitu."

"Tapi itu alasan gue," jawab Aila.

"Mau lo apaan?"

Aila mengembungkan pipi. "Masalah yang nggak boleh di ceritain ke orang lain, milik pribadi."

"Di, pulang sekolah lo ikut gue." Deeka masih menatap tajam ke Aila.

"Mau ngapain?"

"Kita ke dukun, buat husir nih hantu."

"Hah? Dukun?" Tanya Diano bingung.

"Iya, dulu gue juga ke dukun itu waktu diikuti sama hantu." Deeka yang sekarang menatap Diano.

"Gue nggak ngapa-ngapain Alskar kok, dan kenapa lo yang jadi sewot sih?" Balas Aila ketus sambil bersedekap dan menatap Deeka sama tajamnya saat Deeka menatapnya.

"Alskar? Jadi lo manggil Diano pake nama tengahnya?" Deeka menaikan satu alisnya.

"Napa? Suka-suka gue dong." Aila sewot.

"Nih cewek nyolot banget, ya?"

"Dia hantu bukan cewek." Ucap Diano.

"Diam!" Bentak Aila dan Deeka bersamaan. Diano langsung diam.

"Hantu aja belagu." Cetus Deeka.

"Kayak ntar lo nggak jadi hantu aja, sok banget." Ketus Aila, gadis itu bersedekap, lagi. "Muka pas-pasan aja belagu."

Deeka mendelik ke Aila. "Daripada elo, cantik juga kagak tapi belagu banget."

"Biarin yang penting gue masih punya harga diri."

"Harga diri? Lo aja udah mati mau punya harga diri gimana caranya coba?"

Aila menggeram. "Bakalan gue datangin elo malam-malam, jadi lo hati-hati aja." Aila lalu menghilang.

"Ayo, ke kelas udah mau masuk." Ajak Deeka. Diano memiringkan kepala lalu menggaruk kepala bingung.

***

Setelah perkataan Deeka saat istirahat Diano sama sekali tidak melihat arwah--Aila--dimana pun.

Sepertinya ancaman Deeka sangat ampuh, kenapa Diano tidak memikirkannya dari kemarin? Akan jadi lebih mudah mengusir hantu itu.

"Woy, ayo!" Deeka menarik tangan Diano sampai ke parkiran.

"Nggak udah make tarik juga dong, berasa homo gue lo tarik-tarik." Omel Diano setengah mencibir. Deeka melepaskan tangannya.

Deeka menyengir. "Pake mobil lo, ya?"

"Dasar nggak modal!"

"Ye, sama teman sendiri juga. Ini gue baik mau bantuin elo."

Diano Dan AilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang