Apa yang terjadi?

859 32 0
                                    

Sebuah mobil sport berwarna silver kini terparkir di sebuah rumah mega yang elegant, pemilik mobil ini adalah Aksel.

Hujan sudah berhenti. Sore hari ini bener-bener indah, matahari terbenam yang selalu menghiasi langit sore, hal yang tentu nya Aldina sukai, senja.

Sebelum Aldina turun dari mobil, Aldina mengucapkan terima kasih kepada Aksel.

"Makasih ya ka" ucap nya dengan senyum. Lalu ia membuka pintu mobil, tetapi tangan nya telah ditarik oleh Aksel dan tangan nya itu menarik tubuh Aldina kedalam dekapan.

Aldina bingung, perasaan nya mulai tidak keruan, jantung nya berdegup lebih kencang dari biasa nya. Aldina mencium aroma tubuh Aksel. Hangat. Hangat, yang kini Aldina rasakan, kenapa Aldina tidak menolak pelukan Aksel? Aldina seperti pernah merasakan pelukan hangat ini sebelum nya.

Aldina membalas pelukan Aksel. Sangat nyaman dan damai Aldina rasakan sekarang. Aldina tidak tau tentang perasaan yang menjalar di tubuh nya, seperti perasaan yang ia pernah rasakan sebelum nya, padahal Aksel bukan siapa-siapa di hidup nya, tetapi mengapa Aldina tidak ingin Aksel pergi meninggalkan Aldina.

Kepala Aldina mulai berdenyut sakit, entah kenapa Aldina merasakan nya? Aksel yang memeluk tubuh Aldina yang semakin gelisah, Aksel melepaskan pelukan itu dan mendapati Aldina yang sedang memegang kepala nya.

"Al? Lo gapapa?" Tanya nya khawatir, Aldina tidak merespon pertanyaan Aksel, denyutan di kepala nya semakin sakit.

Melihat itu Aksel tak tega, dan Aksel keluar dari mobil, dan membuka pintu depan sebelah kanan, tepat saat Aldina duduk, dan menggendong Aldina menuju rumah besar itu.

"Assalamu'alaikum, Tante Clara tolong buka pintu nya Tante" tak lama kemudian seorang pelayan rumah membukakan pintu rumah nya dan Aksel masuk tanpa permisih menuju sofa yang ada di ruang tamu.

Clara, mendengar ada tamu datang memanggil nama nya dan menggedor-gedor pintu rumah nya dengan panik, Clara menuruni tangga dengan tergesa-gesa.

"Aksel? Ada apa?" Panggil Clara, ibu nya Aldina dengan cemas, seakan ada yang terjadi.

"Aldina tante"

"Aldina kenapa?" Tanya nya cemas.

"Gatau, Tante. Tadi tiba-tiba Aldina memegangi kepala nya yang berdenyut" jawab nya panik.

Clara langsung menelpon dokter pribadi keluarga nya. Tak lama kemudian dokter itu datang dan meriksa keadaan Aldina menggunakan steteskop.

"Bagaimana, dok?" Tanya ibu nya yang semakin cemas dengan keadaan Aldina sekarang.

"Aldina tidak apa-apa, tetapi Aldina seperti sedang ingin mengigat masa lalu nya" sugesti Dokter Fadhlan, setelah ia memeriksa keadaan Aldina.

Dokter itu harus kembali ke Rumah Sakit, karena banyak pasien yang harus ditangani.

'Aldina tidak apa-apa, tetapi Aldina seperti sedang ingin mengigat masa lalu nya'

'Apa yang terjadi? Apa yang terjadi dengan Aldina dan masa lalu nya?

Sugesti dokter tadi membuat Aksel semakin bingung, kata-kata nya terngiang di kepala nya. Aksel pun memberanikan diri untuk bertanya kepada Tante Clara. Tetapi Tante Clara bertanya duluan kepada Aksel.

"Kamu kapan kembali, Aksel?" Tanya Tante Clara yang membuat tubuh Aksel lemas.

"Tiga tahun yang lalu, Tante" jawab Aksel pelan tetapi Clara mampu mendengar nya.

"Maksud nya apa, Tante? Aldina tidak apa-apa, tetapi Aldina seperti mengigat masa lalu nya?" Sugesti dokter itu di ulang dan membuat pertanyaan kepada Clara.

Clara menceritakan semua kejadian masa lalu nya kurang lebih lima tahun lalu. Aksel mendengar nya dengan tenang. Clara menceritakan segala nya kepada Aksel. Seperti tertusuk, saat Aksel mendengar cerita menyedihkan yang menimpa Aldina lima tahun yang lalu.

"Jadi... Om Rayhan....dan Aldina ...." tanya Aksel kepada Clara, Rayhan adalah Ayah nya Aldina.

Tess

Seperti tertusuk, Aksel mulai meneteskan air mata nya, Aksel tak menyangka bahwa Aldina sampai segitu nya. Dan Clara juga ikut menumpahkan air mata nya yang tak bisa ia tahan lagi. Betapa besar kesedihan yang Aldina alami lima tahun silam.

•••

Don't forget to read next chapter!1!1!
Bye

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang