"Cieee yang lagi berbunga-bunga" ucap Nesya kepada Aldina yang baru saja memasuki pintu kelas.
"Apaansih" ucap nya dengan pipi yang berseri-seri.
Aldina menaruh ransel yang berwarna biru dongker itu tepat disamping tempat duduk Nesya.
"Lo yang udah jadian sama Vero ga bilang-bilang, gitu lo ya sama gue?"
"Heheheh, Bentar lagi juga lo nyusul" ucap Nesya ceplas-ceplos. Itu lah yang tak Aldina suka dari teman nya, ngomong yang asal jiplak.
Satu jitakan yang lolos membuat Nesya meringis keskitan. "Jaga ucapan" Ucap Aldina yang menasehati teman nya.
Nesya menatap Aldina tajam, dan Nesya melihat ada yang sedang mengamati nya di depan pintu kelas. "Al?" Panggil nya. "Apa?" Sahut nya sambil mencari-cari sesuatu di ransel, yang Aldina lupa taro dimana karena Aldina lepas saat semalem.
"Ada Kak Aksel" ucap Nesya yang menunjuk ke arah pintu. Dengan terpaksa Aldina harus bertemu dengan nya, padahal Aldina sedang mencari sesuatu. Aldina menggela nafas kasar.
Hufftt... dia lagi, dia yang sudah membuat Aldina tambah mencintai diri nya karena kejadian semalam.
Aldina melangkah ke arah pintu dan menghampiri dengan malas dan wajah yang ketekuk.
"Kenapa? Males ketemu aku ya?" Ucap Aksel yang sedih melihat Aldina cemberut karena kehadiran Aksel.
Aldina hanya menarik napas nya dengan kasar."enggak kok"
"Jangan cemberut gitu dong. Senyum dikit dong" kedua jari telunjuk Aksel menyentuh pinggir bibir Aldina dan tangan Aksel itu mendorong bibir Aldina ke arah atas dan membentuk senyuman.
Aldina merasa senang jika berada di dekat Aksel. "Nah gini dong, kan cakepan" kata Aksel dengan senyuman yang terlihat gigi. Tampan.
Aldina senang jika berada di dekat Aksel. Ada yang melangkah dan memperhatikan mereka berdua, seorang pria yang sejajar tinggi nya dengan Aksel. "Ekhem, pagi-pagi udah main start aja" satu jitakan yang lolos mendarat di kepala Vero dengan mulus yang diberikan kepada Aksel. Vero tak sengaja lewat dan melihat peristiwa yang mesra di hadapan nya
"Aw" Vero menatap Aksel dengan tajam.
"Lemah lo" ucap Aksel kepada Vero "udah sana jangan gangguin gue berdua, pergi lo sana" usir Aksel dengan mendorong-dorong punggung nya Vero.
"Santai aja kali" ketus nya
"Jangan di usir dong, kasian Vero lagi ngeliatin Nesya di dalem" Nesya yang mendengar nama nya dipanggil mendongak, dan Nesya langsung melihat ke arah pintu dan mendapati sosok pacara nya sedang berdebat dengan Aksel dan Aldina.
"Lo jadian sama Nesya?" Tanya Aksel tak percaya. "Iya dong jomblo" Jawab Vero meledek Aksel. "Kok Nesya mau sih sama lo?" Tanya Aksel. "Ya mau lah, nama nya juga cinta" Jawab Vero
Nesya langsung menghampiri mereka. "Hai semua" sapa Nesya kepada tiga orang di hadapan nya.
"Hai juga sayang" Vero yang menjawab sapa Nesya, kini menggunakan kata 'sayang' seperti nya Vero tak mau kalah dengan adegan yang dilihat nya tadi.
"Byy pindah aja yuk, ada yang mau berduaan" ucap Aksel dan menarik tangan Aldina menjauh dari mereka.
Muka Aldina kembali blushing
"Apaansih, pake byy-byy an segala" jutek Aldina.
"Muka nya biasa aja dong" melihat itu Aldina langsung merubah eksepresi wajah nya menjadi menatap Aksel tajam yang ada dihadapan nya.
"Oh ya, gue mau ngasih sesuatu" ucap nya kepada Aldina yang kini sudah menghayal, tetapi Aldina memberhentikan khayalan nya itu.
"Hmmm tadi ngomong nya 'aku' sekarang 'Gue', hufft" dengus nya kesal.
Aksel hanya ketawa dengan ucapan Aldina, dan Aksel pun mendapat jitakan dari Aldina.
"Mau ngasih apa?" Tanya nya
"Tutup mata dulu" perintah nya
Aksel mengeluar kan sebuah jam yang berwarna hitam itu dari saku nya. Dan dalam hitungan tiga detik Aldina pun membuka mata nya. Aksel langsung memegang jam itu di depan wajah Aldina dan dia mulai mengitung nya.
"1...2...3... buka mata nya"
Aldina perlahan-lahan mulai membuka mata nya.
"Taraaaa" ucap nya dan Aldina mengambil jam itu dari tangan Aksel. "Makasih ya? Kok ada di Kak Aksel?" Tanya nya bingung, ternyata sesuatu yang dicari oleh Aldina tadi.
"Kemarin ketinggalan di mobil aku"
•••
Thanks for readers :*
Tunggu next chapter ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
Teen Fiction[SELESAI] Masa lalu yang muncul di saat yang tidak tepat, di saat ia sudah menemukan yang baru. Membuat diri nya bingung harus memilih yang mana? Pikir nya, pria itu sudah di telan bumi, tapi tidak. Jadi kemana saja ia selama ini? Kenapa muncul tib...