Maaf

890 26 1
                                    

Tepat hari minggu, Aldina sudah berjanji kepada Aksel bahwa mereka akan berjalan menyusuri kota Jakarta. Aksel seperti biasa yang sudah siap dan menunggu Aldina yang sedang siap-siap untuk jalan-jalan hari ini bersama Aksel. Aksel menunggu Aldina yang ditemani oleh Tante Clara.

Lima menit kemudian Aldina turun dengan dress berwarna biru muda yang sangat cocok saat dipakai nya. Aldina juga mempoles make-up dengan tipis dan memakai wedges nya yang berwarna biru tua.

Setelah berpitan dengan Clara, Aldina dan Aksel mulai menaiki mobil sport berwarna merah yang di bawa Aksel.
Sekaya itu kah keluarga Aksel, sehingga setiap menjemput Aldina mobil nya selalu berubah?

Mobil sport nya melaju dengan kecepatan standar, dan mobil nya mulai membelah jalan raya. Setengah jam kurang sepuluh menit mobil Aksel sudah terparkir di sebuah restoran yang sangat megah. Seperti nya restoran ini sudah di booking atas nama Aksel Amzar Fausta.

Dengan ramah, pelayan itu menyambut mereka berdua saat mereka memasuki restoran itu. Pelayan itu juga membuka kan pintu restoran dan mengucapkan "selamat datang" kemudian di balas oleh anggukan Aldina dan Aksel.

"Kamu kenapa, Al?" Tanya Aldina yang mulai menatap Aksel. Aldina tak menyangka bahwa Aksel akan membuat ini semua demi diri nya.

"Eng..enggak" jawabnya gugup

"Oh ya, kamu kenapa mengajak aku ke tempat ini?" Tanya nya dan Aksel mulai menatap Aldina , kemudian mulai membalas tatapan itu. Akhir nya mata mereka mulai bertemu. Dan mereka saling menatap , beberapa lama kemudian Aksel meniup mata yang ada dihapadan nya, yaitu Aldina.

"Udah kali ngeliatin nya" ucap nya

Pipi aldina langsung merah merona. "Apaansi" bales nya dengan ekspresi memanyunkan bibir nya, seperti biasa kelakuan yang dibuat oleh Aldina sungguh membuat Aksel gemas.

Aksel mencubit pipi Aldina sebelah kanan dan kiri, kini membuat Aldina menatap tajam.

"Sakit tau, males ah sama kamu.aku marah" ucap nya sambil mengelus-elus pipi nya.

"Yah sayang, jangan marah gitu dong" bujuk Aksel yang menambah Aldina tambah marah karena ada sebutan 'sayang'

"Yaudah aku minta maaf " permintaan maaf itu sama sekali tidak di respon oleh Aldina. Aldina mengalihkan mata nya.

"Al, jangan marah gitu dong, aku ga bisa ngeliat kamu sedih"

"Yaudah deh kalo kamu marah, tapi dengerin aku ya?"

"kamu tau ga? Apa persamaan kamu dengan---" Aldina memotong perkataan nya.

"BASI" ucap nya ketus

"Al, jangan marah dong, ah" Aksel mulai beranjak dari tempat duduk nya dan mulai menghampiri Aldina, tetapi Aksel mulai mendekap Aldina ke pelukan nya dari punggung Aldina. Tangan Aksel melingkar di leher Aldina. Aldina semakin risih dan ia langsung memberontak.

"Apaansih"

Aksel kembali duduk di kursi nya. "Al, maafin ya?" Ucap nya sedih dan dengan muka melas. Aldina yang tak tega melihat itu mulai memaaf kan Aksel.

"Iya" jawab nya ketus.

"Beneran di maafin nih?" Ucap Aksel memastikan bahwa Aldina memaafkan nya.

"Iya ih, jangan bawel ntar aku marah lagi" gumam Aldina.

"Yesss" ucap nya senang. Aksel kemudian memanggil pelayan untuk memesan makanan nya. Aldina memilih menu 'steak dan lemon tea'. Aksel pun juga ikut-ikutan memilih menu yang sama seperti Aldina.

Setelah pelayan itu pergi dari meja nya. Aksel kembali menatap Aldina. "Al?" Panggil Aksel

"Kenapa?" Jawab nya

"Lo mau ga jadi pacar gue?" Aldina mendengar itu sangat kaget dengan kata-kata yang keluar dari mulut Aksel.

"Ah apaan?" Aldina ingin mengerjai Aksel dengan pura-pura tidak mendengar ucapan nya tadi.

"Lo mau ga jadi pacar gue?" Ucap nya ulang.

"Hah apaan? Apaan?" Tanya nya ulang lagi dan seperti nya Aksel tau maksud dari Aldina itu adalah mengerjai diri nya.

"Kok, kamu jadi pinter ngegoda aku sih?" Tanya nya yang mampu membuat Aldina blushing.

"Gimana kamu mau ga?"

"Maaf"

•••

SPECIAL LEBARAN (mohon maaf lahir dan batin)

Yah gimana nih readers jika Aldina menolak nya? Setuju ga?
See you :*

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang