"Gua juga kangen lo" Aldina kini mulai memeluk Aksel, dan Aksel pun membalas pelukan yang diberi oleh Aldina. Kini Aldina mulai merasa tenang disaat Aldina merasakan pelukan ini.
"Hmmm,se-sebenar nya gu-gue" Aksel langsung melepas pelukan itu. "Kenpa, Sayang?" Tanya Aksel bingung karena melihat tingkah laku kekasih nya yang gelisah.
"Gu-gue mau jujur sama lo ten--" celah Aksel "Please, jangan pakai lo-gue. Gak suka dengar nya" nasihat Aksel agar Aldina merubah perkataan nya. Aldina mendengus kasar."Okey, a-aku mau jujur tentang i--" ucapan Aldina terhenti karena terdengar suara dan getar dari tas Aldina. Aldina mengambil iPhone nya, tertera panggilan masuk dari abang nya-Rico.
Aldina langsung menjawab panggilan tersebut, menggeser tombol hijaubdn menaruh iPhone nya ditelinga Aldina. "Ha-halo" Aldina cemas karena suara disebrang telepon terdengar seperti sedang menangis. "a-al hiks hiks"
"Bang lo kenapa?" Tanya Aldina yang semakin panik karena Aldina cemas, perasaan Aldina semakin buruk, seperyi ada sesuatu yang janggal.
"E-el-elo langung kerumah sakit sekarang"ucap Rico yang berada disebrang telepon.
"Bang, lo kenapa? Siapa yang sa--"
Tut Tut Tut
"Kit" sambung Aldina.
Aldina langsung menarik tangan Aksel, tetapi Aksel masih diam di tempat karena Aksel bingung dengan Aldina. Dan Aksel masih penasaran dengan penjelasan tadi. Aldina menoleh kearah Aksel. "Ayo buruan" ucap Aldina dengan menarik tangan Aksel, tetapi Aksel masih diam ditempat, "lo kenapa?" Tanya Aksel.
"Gue ga--, eh aku gak tau, tadi Bang Rico nelpon dan aku harus segera kerumah sakit, perasaan aku juga gak enak kayak ada sesuatu buruk akan terjadi" Aldina emakin cemas dia takut terjadi sesuatu.
Aksel mulai memahami kata demi kata yang telah dilontarkan oleh Aldina, beberapa detik, Aksel langsung menarik Aldina dan kini mulai memasuki mobil nya dan menginjak pedal gas nya agar mobil melaju cepat.
Tak butuh waktu lama mobil Aksel terparkir di parkiran rumah sakit. Aldina dan Aksel langsung menemui Rico-abang nya Aldina. Tapi Aldina terus menelpon Rico karena Aldina tidak tahu alamat kamar Rico, oh tidak bukan Rico, tadi Aldina sempat nanya ke petugas rumah sakit, tidak ada pasien yang bernama Rico, lalu siapa? Perasaan Aldina semakin cemas.
Aldina terus menelepon Rico tetapi tak diangkat, Aldina mulai menelepin nya lagi, dan diangkat oleh Rico. "Ha-halo, Bang"
"Halo, lo dimana? Buruan kesini" ucap Rico disebrang telepon sedang gelisah.
"Gu-gue udah dirumah sakit" ucap Aldina
"Yaudah cepet kesini"
"Ta-tapi"
Tut Tut Tut
"Arghhh" Aldina kini mulai geram, Aldina langsung mencari panggilan masuk beberapa menit yang lalu, dan Aldina kini menelepon orang tersebut. "Apalagi sih hah? Buruan kesini" bentak Rico yang ada disebrang telepon.
"Apaan sih marah-marah mulu? Ruangan nya nomor berapa?" Tanya Aldina yang semakin kesal oleh Rico.
"Ruang VVIP, nomor 30"
Tut Tut Tut
Rico langsung mematikan sambungan telepon tersebut, Aldina dan Aksel langsung berjalan menjju ruangan VVIP nomor 31.
"Bang Rico?" Panggil Aldina ketika Rico sedang mondar-mandir di depan pintu ruangan.
Aldina dan Aksel menghampiri Rico. Rico langsung memeluk Aldina, air mata Rico mulai berjatuhan dan membasahi pipi nya. Aldina semakin cemas, apa yang sebenar nya terjadi?
"Al, semoga ba-baik baik aja ya, hiks hiks hiks" ucap Rico disela tangis nya.
"Bang sebenar nya apa yang terjadi?" Tanya Aldina yang semakin cemas dan bingung, kini perasaan nya semakin campur aduk.
"Mommy Al, Mommy"
"Mommy?"
•••
Kenpaa ya mommy nya Aldina? Tebak ya!
Jangan lupa vote and comments!
Read next chapter guys!1!1!1!XOXO
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
Teen Fiction[SELESAI] Masa lalu yang muncul di saat yang tidak tepat, di saat ia sudah menemukan yang baru. Membuat diri nya bingung harus memilih yang mana? Pikir nya, pria itu sudah di telan bumi, tapi tidak. Jadi kemana saja ia selama ini? Kenapa muncul tib...