Aldina sangat sakit hati, kejadian kemarin saja sudah sebesar ini dampak nya. Apalagi jika Aldina dan Aksel masih bertahan, dan menghadapi semua cobaan. Apa lebih besar dari inikah dampak nya?
"Aksel, Aldina kenapa? Kok tadi mami liat Aldina mata nya kayak abis nangis. Gak biasa-biasa nya loh Aldina seperti itu?" Tanya Dian kepada anak nya setelah melihat tingkah laku Aldina.
Aksel menggedikkan bahu nya, sebenar nya Aksel ingin merahasiakan kejadian tadi dari siapa pun dan Aksel tak menanggap bahwa kejadian tadi berlangsung dan dengan mudah Aksel bisa move on dari Aldina.
Move kn memang susah, pasti nya sebagian besar manusia pasti pernah mengalami move on. Sesulit itukah? Yupsss
"Aksel, ceritain sama mami semua, kenapa Aldina bisa bersikap seperti itu" Aksel menghela nafas kasar, mau tak mau Aksel harus menceritakan nya. Karena Aksel tak mau durhaka kepada mami nya, tentu Aksel tak bisa mengelak lagi, Aksel menceritak semua nya dan Mami Dian mendengarkan dengan serius.
"Ooh jadi begitu cerita nya, seharus nya kamu jangan kayak anak kecil, Aksel"
"Kasiankan Aldina sakit hati dengan ucapan mu yang kasar itu, kamu pustus sama Aldina cuma karena itu?" Aksel mengangguk "kamu mendingan minta maaf gih sama Aldina, nanti kalau misal nya Aldina udah move on dari kamu, terus dia balikan sama Vero, terus kamu gimana? Mau bunuh diri karena cinta doang gitu?"
Aksel diam sejenak, "yaudah maafin aku ya mam" ucap Aksel kini memeluk Mami nya. Apa mungkin cumq Aksel yang bertingkah seperti tak berdaya di depan mami nya?
Aksel berniat untuk menemui Aldina besok, dan Aksel membayangkan apa yang Aldina lakukan kepada diri nya? Marah? Kecewa? Tak mau bertemu dengan nya? Ataukah lebih parah Aldina memarahi nya dibandingkan Aksel yang memarahi nya tadi?
Setelah sholat maghrib Aksel mengambil handphone nya dan jari nya menari diatas handphone nya seperti mengetik pesan kepada seseorang.
"Ah shit, kenapa gak ke kirim? Jangan bilang kalo pulsa gua habis" gumam Aksel frustasi. Mau tak mau Aksel harus keluar untuk membeli pulsa sekalian beli jajanan di supermarket.
Jarak supermarket dengan rumah nya sangat jauh, terpaksa Aksel mengendarai mobil nya. Tak lama kemudian Aksel mengganti pakaian nya setelah selesai Aksel menaiki mobil nya lalu menginjak pedal gas, dan beberapa detik kemudian mobil Aksel meninggalkan rumah nya menuju supermarket.
Aksel memilih jajanan ringan di supermarket ini, dia juga membeli minuman kaleng lain nya setelah itu Aksel membayar semua nya di kasir.
"Semua nya 73.300, sekalian pulsa nya?" Tanya wanita di hadapan nya. Lalu Aksel mengangguk dan menyebutkan nominal pulsa serta nomor handphone nya. Setelah membayar semua nya, hidung Aksel mencium aroma sate yang menggugah selera nya, Aksel berjalan menuju ke tempat sate tersebut. Aksel memesan sate lalu Aksel teringat sesuatu, besok dia akan menemui Aldina dan Aksel harus membeli sesuatu untuk Aldina karena sifat nya belakangan ini yang begitu kasar terhadap nya.
Setelah itu Aksel langsung mengirim ulang pesan yang tadi gagal terkirim.
Aksel POV
"Hmmm, Mba? Sate nya saya tinggal sebentar ya, pengen ke sebrang dulu" ucap ku kepada penjual sate sembari menunjuk ke arah sebrang jalan sana, ya di sebrang ku adalah supermarket tadi. Penjual itupun mengangguk pertanda meng-iya-kan ucapan ku.
Aku berjalan melewati taman yang begitu sepi, aku menoleh ke arah taman dan melihat seorang wanita tengah duduk di kursi taman seperti sedang menangis, firasat ku, seperti aku mengenali nya, dia seperti tak asing lagi bagi ku. Kemudian aku menghampiri diri nya dan ternyata dia....
•••
SETELAH SEKIAN LAMA TIDAK PUBLISH AKHIRNYA PUBLISH JUGA❕
Hayo ternyata apa??
Seperti biasa vote and comments guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
Teen Fiction[SELESAI] Masa lalu yang muncul di saat yang tidak tepat, di saat ia sudah menemukan yang baru. Membuat diri nya bingung harus memilih yang mana? Pikir nya, pria itu sudah di telan bumi, tapi tidak. Jadi kemana saja ia selama ini? Kenapa muncul tib...