Seperti pesan yang Aldina kirim kemarin, hari ini Aldina ke rumah Aksel jam 10 pagi, sedangkan sekarang masih jam 8 pagi, sedangkan Aldina tengah bersiap-siap untuk kerumah Aksel.
Aldina memakai kaos putih hitam yang belang dan agak kebesaran dan memakai celana levis panjang berwarna hitam, dan yang tak lupa hadiah kalung Tante Eli dari Yogya yang menghiasi leher Aldina. Dan Aldina memakai sepatu converse nya yang baru dibeli oleh mommy nya kemarin.
Aldina langsung menginjak pedal gas mobil nya dan melesat kerumah Aksel. Butuh waktu setengah jam untuk sampai kerumah Aksel. Aldina memarkir kan mobil nya di pekarangan Aksel, lalu Aldina keluar menuju pintu cokelat dan menekan bel yang ada di samping pintu tersebut.
Tak lama kemudian Tante Dian membuka pintu. "Loh ada Aldina?" Tanya Tante Dian sembari menyerahkan tangan nya yang dicium oleh Aldian. "Hmm iya tante, loh kok tante yang buka pintu nya? Pelayan nya lagi gak ada ya, Tante?" Tanya Aldina dengan senyuman manis nya.
"Oh, ada kok. Tadi Tante kebetulan lewat aja, dan denger ada yang mencet bel, yaudah Tante bukain aja sekalian pintu nya" jelas Tante Aldina dengan membalas senyuman Aldina.
"Oh iya Tante, Aksel nya ada?" Tanya Aldina to the point. "Ada kok, Al. Oh iya masuk dulu Al, lupa deh Tante suruh kamu masuk, heheheh maaf ya Al" ucap Dian langsung menggeserkan tubuh nya kesamping untuk memberi jalan Aldina untuk masuk.
"Iya Tante gapapa" jawab Aldina dengan senyuman yang terlihat beberapa deretan gigi yang rapih dan putih. "Oh iya kamu langsung ke Aksel aja, Aksel nya ada dikamar. Tante buatin minum dulu ya buat kamu"
"Iya Tante, gak usah repot-repot. Aldina cuma sebentar doang kok"
"Gak ngerepotin kok sayang"
Aldina menaiki anak tangga satu persatu dan menuju ke kamar Aksel, Sebelum masuk Aldina tak lupa mengetuk pintu terlebih dahulu.
Tok...tok...tok...
"Masuk" ucap seseorang yang berada didalam kamar nya. Aldina membuka pintu nya dan berjalan memasuki kamar Aksel. "Haii" sapa Aldina dengan senyum nya. Aksel tak menanggapi perkataan Aldina, Aksel malah tiduran dikasur nya dan menutupi seluruh bagian tubuh nya dengan selimut, karena Aksel malas melihat kedatangan Aldina.
"Sayang, gimana kabar kamu? Udah membaik ya?" Tanya Aldina yang sekarang sudah duduk ditepi kasur Aksel. Aksel langsung membuka selimut nya dan memperlihatkan wajah nya "ngapain kesini? Dan jangan sok khawatir gitu" ketus Aksel.
"Aku kesini ingin ngejelasin semua nya tentang Vero, yang kemarin dateng keruangan mommy aku" jelas nya.
"Oh Vero nama nya" Aksel tersenyum miring. "Gua tau lo masih suka sama dia, dan gua rasa mendingan lo menjauh dari hidup gue, karna kalo lo deket sama gue nanti dikira Vero gua ngerebut lo dari dia, dan gua gak mau jadi PHO" sambung Aksel dan menekan kan kata Vero dan juga PHO.
Hati Aldina bener-bener teriris saat Aksel berkata seperti itu, mata nya juga suah berkaca-kaca terapi Aldina masih bisa menahan air mata nya agar tidak tumpah. "Aku gak pacaran sama dia byy, aku gak mau jauh dari kamu, aku sayang kamu" tess air mata Aldina tumpah, dan pipi Aldina kini mulai basah.
Aksel tersenyum miring "byy? Maaf anda bukan siapa-siapa saya lagi, dan anda stop memanggil saya dengan sebutan byy" Aksel kini dikuasai oleh emosi yang memuncak.
Mungkin jika kondisi nya stabil, Aksel akan fight bersama Vero. Dan tapi jika kondisi nya stabil, untuk apa dia fight dengan Vero? Toh, sekarang Aksel bukan siapa-siapa nya Aldina. "Lebih baik sekarang Anda angkat kaki dari rumah saya!" Teriak dan perintah Aksel.
Aldina menuruti perintah Aksel, toh, jika Aldina masih disini Aldina mungkin akan lebih sakit dari ini.
Aldina menghapus airmata nya dan Aldina ingin membuka pintu namun pintu tersebut sudah terbuka dan menampilkan sosok Dian dengan membawa nampan dan gelas yang berisi air jeruk dihadapan nya, Aldina menunduk karena ada sosok Dian dihadapan nya, Aldina keluar tanpa mengucapkan kata apapun kepada Dian. Aldina beralalu begitu saja, tentu akan membuat Dian bingung.
•••
Baca chapter selanjut nya dan tinggalkan jejak!1!1!1
Bye
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
Teen Fiction[SELESAI] Masa lalu yang muncul di saat yang tidak tepat, di saat ia sudah menemukan yang baru. Membuat diri nya bingung harus memilih yang mana? Pikir nya, pria itu sudah di telan bumi, tapi tidak. Jadi kemana saja ia selama ini? Kenapa muncul tib...