Cup.
Kecupan sekilas nan manis telah mendarat di pipi Aldina, kecupan yang di berikan Aksel mampu membuat Adina sontak kaget dengan perilaku pria yang ada di samping nya. Tetapi Aldina kesal dengan syarat itu, karena kecupan manis itu sudah, dan sekarang pelukan yang hangat.
Kedua tangan Aksel menarik Aldina kedalam dekapan yang begitu hangat, Aldina menenggelam kan kepala nya dan mulai mengusap punggung Aksel.
Aroma yang Aldina sukai, Aroma wewangian yang selalu Aldina endus disaat dalam dekapan Aksel. Aldina terus mengendus aroma yang bisa menaklukkan hati nya.
Sebenar nya dengan posisi seperti ini membuat Aldina semakin sulit bernapas, tetapi Aldina tidak ingin melepaskan pelukan yang di berikan oleh Aksel.
"Hmmm, gamau ngelepas pelukan gue ya?" Goda Aksel kepada Aldina yang mampu membuat Aldina blushing.
"Apaansih? Sok tau" ketus Aldina dengan memanyunkan bibir nya yang membuat Aksel yang semakin gemas dengan melihat tingkah laku nya. Aksel meyubit pipi Aldina dengan lembut.
"Sakit ah"
"Kamu makin cantik kalo cemberut gitu" goda Aksel lagi.
"Kamu?" Ucap nya bingung "Tumben ngomong nya kamu?" Sekarang Aldina yang membuat Aksel blushing.
"Ledekin aja terus" ucap nya tak terima jika di ledek oleh perempuan.
"Lah? Yang ngeledekin itu siapa? Aku cuma nanya doang kok" jawab nya
"Aku? Jiahhh Aldina Auzrel kena virus aku-kamu sama seorang pria tampan yang bernama Aksel Amzar Fausta" ucap nya. Aldina yang tak mengerti hanya menaikkan sebelah alis nya "hmm, tapi virus aku-kamu doang? Virus cinta nya kapan?" Goda Aksel
Aldina menarik nafas nya kasar, mengapa Aksel bisa tau nama panjang nya? Seingat nya Aldina tidak pernah memberitahu nya tentang nama lengkap nya itu. Bagaimana dia bisa tau?
"Akan" jawab nya ambigu. "Hah? Maksudnya?" Aksel bingung dengan perkataan Aldina.
"Di liatin mulu gue nya? Emang cantik ya?" Mendengar itu Aksel langsung gelagapan. "Sempurna" jawab nya. Sekarang giliran Aldina yang blushing. Padahal Aldina yang inin membuat pipi Aksel merah merona, kenapa sekarang giliran Aldina yang merona?
"Al, gue sayang lo" lagi lagi Aksel memeluk nya. Pelukan yang sangat hangat, seperti biasa ia selalu menyium aroma parfume yang melekat di tubuh nya. Dan juga pelukan yang selalu membawa Aldina terbang tinggi dan merasakan sebuah cinta.
"Di peluk mulu? Kapan jelasin tentang Sandra nya?"
Aksel melepaskan pelukan nya dan Aksel mulai berbicara. "Sepenasaran itu kah lo sama Sandra? Sampai nanya terus?" Aldina malah memanyunkan bibir nya karena Aldina tidak suka dengan sikap Aksel yang bertele-tele. "Lo cemburu ya?" Sambung nya.
Aldina semakin kesal dan ia langsung membuka pintu mobil milik Aksel, tetapi Aksel langsung mencengkram tangan nya. "Al?" Panggil nya dengan nada memelas, karena Aksel takut jika Aldina marah kepada nya.
"Udah ah gua masuk dulu, makasih" ucap nya dengan nada marah kepada Aksel. Aldina memang sifat nya sensitif.
Kemudian tangan Aldina membuka pintu mobil dan berjalan begitu saja, tanpa melirik Aksel sedikit pun. Dengan cepat Aksel keluar mobil dan mengejar Aldina.
"Al, jangan marah ya? Aku gak mau ngeliat kamu marah" ucap nya dengan nada memelas.
"Apaansi, ah" ketus Aldina.
Aksel tau bagaimana cara meluluhkan hati Aldina, tangan Aksel lagi-lagi menarik Tubuh Aldina, dan memeluk nya.
Begitu hangat yang Aldina rasakan sekarang. "Aku suka kamu" ucap Aksel dengan mengelus punggung Aldina dengan tangan kanan, dan tangan kiri nya Aksel gunakan untuk mengusap kepala nya.
"Aku juga" dua kata yang terlontar dari mulut Aldina yang mampu membuat Aksel terbang. Aldina mulai melepaskan dekapan yang di berikan dengan Aksel. Aldina kini menatap nya dengan tajam.
"Kenapa gitu tatapan nya?" Tanya Aksel
"Buruan, kak aku ngantuk. Siapa Sandra?" Tanya Aldina
"Sandra itu adek gue" jawab nya
•••
Hyy readers? Baru satu konflik yang terungkap. Gimana cerita nya? Kurang asik ya? Abaikan.
Bye:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
Teen Fiction[SELESAI] Masa lalu yang muncul di saat yang tidak tepat, di saat ia sudah menemukan yang baru. Membuat diri nya bingung harus memilih yang mana? Pikir nya, pria itu sudah di telan bumi, tapi tidak. Jadi kemana saja ia selama ini? Kenapa muncul tib...