Udara dingin pagi ini membangunkan Hyuna dari tidurnya. Sepertinya selimut tebal dan penghangat ruangan tidak mampu mengalahkan dinginnya pagi ini.
Mata Hyuna terbuka, ia lalu beranjak dari tempat tidurnya. Kini gadis cantik itu sudah sampai didekat jendela kamarnya.
Hyunapun menyingsingkan gorden berwarna coklat dan mengamati tumpukan salju putih disekitar pekarangan rumah. Sekarang hanya jendela kacalah yang menghalangi Hyuna dengan salju itu.
Setelah puas mengamati salju Hyuna segera bergegas bersiap-siap menuju sekolah.
Dari luar kamar, ibu Hyuna sudah bersiap hendak membangunkan putrinya. Ia hendak mengetuk pintu kamar Hyuna namun seseorang membukanya dari dalam.
"Selamat pagi Eomma" sambut Hyuna gembira.
Hari ini tidak seperti biasanya Hyuna bangun lebih pagi. Tapi bagaimanapun ibu Hyuna tetap saja bertanya-tanya, ada apa dengan puterinya.
"Hyuna~ah, ada apa denganmu?"
"Eomma tidak perlu khawatir. Aku baik-baik saja"
Terserah apa kata Hyuna, yang terpenting Hyuna-eomma tidak perlu susah payah membangunkan puterinya.
Merekapun pergi untuk sarapan. Setelah menyelesaikan sarapannya Hyuna pamit berangkat ke sekolah. Namun sial, saat gadis itu sampai didepan pintu supirnya berkata jika salju membuat mobilnya tak bisa keluar dari garasi.
Dengan sangat terpaksa Hyuna harus berjalan kaki menyusuri jalanan yang dingin untuk bisa sampai disekolah.
Sepanjang jalan gadis itu hanya terus memeluk tubuhnya sendiri. Ibunya memang sudah memberikan mantel jaket dan sebuah syal untuk menghangatkan tubuhnya, tapi itu masih juga kurang.
"Aisshhh" ia mendengus saat melihat tali sepatunya terlepas.
Ia hendak membungkuk untuk mengikatnya, tapi tiba-tiba seseorang mendahului Hyuna untuk mengikat tali itu.
Gadis itu sempat terperangah saat melihat wajah Jinyoung. Ia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Jinyoung~ah, apa yang kau lakukan disini?"
"Aku akan menemanimu"
"Tapi sejak kapan kau---?"
"Aku melihatmu dari dalam mobil, aku putuskan untuk menemanimu berjalan"
Memang sedikit aneh bagi Hyuna apalagi ia sama sekali tidak melihat mobil melintas disekitar sini.
Sebenarnya yang lebih Hyuna harapkan adalah mendapat tumpangan ke sekolah bukan ditemani berjalan seperti ini. Tapi apapun itu hati Hyuna sedikit lebih hangat sekarang.
Jinyoung dan Hyuna berjalan beriringan menuju sekolah. Untung saja mereka tidak terlambat sampai disekolah jadi perjalanan mereka tidak sia-sia.
Sampai disekolah Hyuna masih harus mengantri di ruang ganti karna pelajaran pertama adalah dance. Ia tidak mungkin berlatih menggunakan seragam sekolah, untuk itu ia harus mengganti pakaiannya.
Kelas dance akan segera dimulai. Semua siswa juga sudah berkumpul diruang latihan.
"Perhatian, mulai hari ini mereka akan berlatih bersama dengan kalian" interupsi Miss Suzy selaku guru dance.
Pandangan semua siswa tertuju pada Jinyoung, Mark, Jackson, dan Jessica yang keluar satu persatu dari pintu. Layaknya seorang idola kehadiran mereka membuat para siswa terperangah tak terkecuali Hyuna.
"Mulai sekarang kami akan bergabung dengan kelas kalian" ucap Mark sesopan mungkin.
Keempat orang itupun membungkukan badan lalu menegakannya kembali. Melihat hal itu para siswa mengangguk, dan masih dengan ekspresi tak percaya.
Mulai hari ini pihak sekolah sengaja memecah siswa kelas A agar bergabung bersama siswa dikelas lain. Mungkin strategi itu digunakan sebagai alat pacu bagi siswa dikelas lain agar berlatih keras.
Bagaimanapun kelangsungan karir kelas A memang sudah dijamin, setelah lulus sekolah mereka akan langsung menjadi trainee di Oz Entertaiment. Masa trainee mereka tidaklah lama, karna sebelumnya mereka sudah mendapat pelatihan di sekolah jadi pihak agensi hanya tinggal menyempurnakan calon artisnya saja.
Siswa dikelas A sendiri tak sebanyak siswa dikelas lain. Siswa yang berhasil masuk kelas A adalah siswa pilihan yang tentunya sudah melewati berbagai seleksi.
"Baiklah kita akan segera memulai kelas hari ini. Meskipun cuaca cukup dingin tapi saya mohon supaya kalian berlatih lebih keras" tutur Miss Suzy.
Guru cantik itu kemudian menyalakan speaker dan menyambungkan kabelnya pada laptop. Jarinya menari diatas touchpad dan setelah itu musik pun terdengar.
Ia memperagakan sebuah koreografi yang sedikit rumit namun sukses membuat para siswa menganga karna kehebatan Miss Suzy.
Setelah menyelesaikan tariannya Miss Suzy pun mematikan musik itu. "Siapa yang bisa menirukan koreo tadi?"
Semuanya terdiam. Tak ada satupun yang bergerak apalagi berbicara. Sempat membisu beberapa saat akhirnya ada salah satu siswa yang mengangkat tangannya.
"Bambam~ah, silahkan" ujar Miss Suzy mempersilahkan.
Musik yang sama kini terdengar kembali. Ritme yang tercipta mengalun ditelinga Bambam dan seakan musik itu mendiktenya untuk bergerak.
Bambam pun menari mengikuti alunan musik. Gerakan tubuh Bambam sama persis dengan koreo yang Miss Suzy berikan. Itu membuat semua siswa terkagum.
Mungkin ini adalah ajang bagi siswa kelas B untuk berunjuk gigi.
Setelah Bambam selesai dengan dancenya Miss Suzy segera mengomentari, "Kalian semua harus mencontoh Bambam. Sekali melihat saja dia langsung bisa menirukan koreo itu, padahal itu bukan koreo yang mudah. Kalian harus memiliki bakat dan tentunya naluri untuk menyatu dengan musik."
Para siswa mengangguk tanda mengerti. Berbeda dengan Jinyoung yang langsung mengangkat tangannya. Setelah Miss Suzy mempersilahkan Jinyoung untuk bicara, lelaki itupun mengutarakan pendapatnya.
"Maaf Miss, aku rasa ada sedikit kekeliruan"
"Apa?" semua siswa bertanya-tanya, apa maksud dari perkataan Jinyoung.
Jinyoung kini menghadap Bambam dan menyuruhnya untuk menarikan koreo itu sekali lagi. Miss Suzy dan Bambam pun meladeni keinginan Jinyoung itu.
Beberapa siswa sempat kesal dengan Jinyoung. Mereka berpikir jika Jinyoung hanya tidak ingin hilang muka didepan para siswa karna Bambam berhasil mengalahkannya.
Setelah beberapa saat Bambam menari, Jinyoung memberi kode untuk berhenti.
"Koreo yang seharusnya, bukankah begini?" ucap Jinyoung sambil mempraktikan gerakan yang dianggapnya benar.
Bambam terdiam sementara siswa yang lain menyoraki Jinyoug. Yang ada dalam pikiran mereka Jinyoung sedang melakukan pencitraan saja.
"Kya, jangan sok tahu Jinyoung~ah. Aku lihat sendiri memang begitu koreonya!" ujar seorang siswa.
"Iya, akui saja kekalahanmu" timpal siswa yang lain
Kini semua siswa meneriaki Jinyoung dan menyuruhkan untuk kembali ke tempatnya.
Hyuna merasa iba pada Jinyoung. Ia tidak tahu kenapa Jinyoung bisa melakukan kesalahan seperti itu.
Dalam hatinya, ia tidak tega melihat Jinyoung diperlakukan seperti ini pada para siswa.
***
[TBC]
KAMU SEDANG MEMBACA
A GOOSE DREAM ✔ [COMPLETED]
Fanfiction[PJY-KJS] Mimpi adalah sesuatu yang tak akan pernah kita lepas meskipun dikondisi sesulit apapun. Ini adalah cerita dimana semua mimpi terwujud. Bukan bagaimana mimpi itu menjadi nyata, tapi bagaimana membuat mimpi itu menjadi nyata. Impian, Sahabat...