Mark sedang berjalan menyusuri koridor. Kedua tangannya ia masukan kedalam saku celana.
Sambil menggunakan headset berwarna putih, Mark berjalan dengan penuh kharisma. Tak ayal banyak gadis yang menjerit mengagumi ketampanan putra sulung pemilik sekolah itu.
Wajah dingin Mark sama sekali diabaikan oleh para gadis itu. Mereka tidak menggubris seberapa dinginnya Mark, yang mereka pedulikan adalah ketampanan Mark.
Kini Mark tiba diujung lorong. Sebenarnya sedari tadi Mark hanya berjalan-jalan tanpa tujuan jadi dia berjalan kemanapun sesukanya.
Kakinya kini beranjak pergi menuju auditorium yang berada disebelah kanan lorong. Awalnya ia hanya ingin melihat-lihat saja, tapi entah kenapa ia merasa sedikit lelah. Mark pun memutuskan untuk duduk dibangku paling belakang lalu merebahkan tubuhnya.
Nampaknya Mark tertidur lumayan pulas, meskipun begitu ketampanannya tidak berkurang sedikitpun.
Braaggkk
Suara itu mengagetkan Mark, dengan sangat terpaksa Mark harus bangun dari tidurnya.
Ia menyipitkan kedua matanya, ia mencoba memastikan apa yang sedang ia lihat. Ia melihat Hyuna masuk kedalam auditorium lewat pintu sebelah kanan. Mark sedikit terkejut tapi rupanya Hyuna sama sekali tidak menyadari keberadaannya.
Mark terus memperhatikan kemana Hyuna melangkah. Untuk yang kedua kalinya Mark terkejut karena didalam sana bukan hanya Hyuna tetapi juga ada Jinyoung.
Mark melirik jam di tangannya, memastikan berapa lama ia tertidur, "Baru 20menit" gumamnya. Ia tidak tahu harus bagaimana, jika ia keluar sekarang ia akan salah tingkah didepan Jinyoung dan Hyuna, tapi jika tidak, mungkin tidak apa-apa jika ia sedikit menguping.
Mark terus memperhatikan kedua orang itu. Ia juga mendengar semua cerita Jinyoung. Hatinya serasa terenyuh dengan cerita Jinyoung.
Ia juga sempat melihat Jinyoung menangis dipelukan Hyuna. Mark sempat berfikir apa hubungan antara Hyuna dan Jinyoung. Kenapa mereka bisa sedekat ini. Apa memang mungkin Jinyoung dan Hyuna saling menyukai.
Mark tak bisa berkomentar apapun, ia memang sempat membenci Hyuna, karena dia perjodohan antara Jinyoung dan Jennifer gagal. Tapi kini Mark sadar, jika keduanya memang saling menyukai.
***
Hari ini Hyuna tidak datang kesekolah. Semalam ia mendapatkan pesan dari staf produksi tempat Hyuna melakukan casting dulu.
Staf itu mengabarkan jika mereka membutuhkan seorang cameo untuk drama terbaru mereka.
Tentu saja Hyuna mengiyakan tawaran itu. Apapun perannya, pasti Hyuna akan menerimanya. Ini adalah langkah awal bagi Hyuna untuk mewujudkan impiannya.
"Annyoeng haseyo hasimnika" ucap Hyuna sesopan mungkin.
Hanya beberapa staf yang membalikan badan dan menanggapi salam Hyuna. Hyuna makhlum karena pasti semua staf sedang sibuk, dan dia hanya seorang cameo bukan pemeran utama.
Salah seorang staf menghampiri Hyuna, "Ahh, kau sudah datang. Apa kau sudah bertemu lawan mainmu?"
"Hah?" Hyuna kaget. "Bukankah aku hanya sebagai cameo?"
"Iya, tapi kau memiliki beberapa scene jadi mungkin dalam beberapa hari kau akan kembali lagi kesini." staf itu menyerahkan sebuah naskah, "Pelajari terlebih dahulu, jika ada yang membingungkan tanyakan padaku"
Hyuna membuka lembar demi lembar, bola matanya bolak balik dari kiri ke kanan, membaca setiap kata dalam naskah itu.
Sesekali ia mangut-mangut seakan mengerti dengan maksud dari naskah itu.
Tak butuh waktu lama Hyuna sudah menyelesaikan tugasnya mempelajari naskah. Sembari menunggu giliran take, gadis berambut panjang itu mengeluarkan ponselnya. Ia menancapkan kabel headset pada ponsel lalu memutar playlist favoritnya.
Selama beberapa menit ia hanya terus melakukan kegiatan yang sama, duduk sambil mendengarkan musik. Seseorang kemudian menepuk pelan pundaknya. Sontak Hyuna melepaskan headset yang ia pakai.
"Ahh sunbaenim, ada apa?"
"Bisakah kita bicara sebentar"
"Ne sunbae"
"Ikut aku" perintah staf itu.
Mereka berjalan beberapa menit, menepi dari keramaian staf dan crue drama.
Staf itu berbalik dan memandangi Hyuna. Sesekali ia memicingkan mata kearah Hyuna. Hyuna yang tidak mengerti dengan maksud staf itu kemudian bertanya, "Apa ada sesuatu yang penting sunbae?"
"Aku sudah melihat aktingmu beberapa waktu lalu, kau sangat berbakat, kau juga memiliki visual yang bagus, aku yakin kau akan menjadi seorang bintang kelak, tapi--"
"Tapi apa sunbaenim?"
"Tapi, kau tidak bisa terus seperti ini. Jika kau hanya berdiam diri lalu menunggu panggilan sebagai cameo, sampai kapanpun kau akan tetap menjadi cameo. Dengar, jika kau ingin menjadi bintang utama, maka kau harus berusaha. Kau boleh berbakat, tetapi jika kau hanya berdiam diri kesempatan itu bisa saja direbut oleh orang lain."
"Sunbae---"
Staf itu memegang kedua bahu Hyuna erat, "Dengar, aku bisa membantumu mewujudkan mimpi"
"Sunbae, sebelumnya aku minta maaf, tapi bahkan kita belum saling kenal dekat sebelumnya. Bagaimana bisa sunbae mau melakukan itu untukku?"
Staf itu terdiam sejenak. Ia melepaskan pegangan tangannya pada bahu Hyuna.
"Mungkin kau tidak mengenalku, tapi aku sangat mengenalmu Hyuna~ah. Apa mungkin kau ingat kue awan?"
Jantung Hyuna berdegub kencang, ia tidak percaya dengan apa yang dia dengar. "Chogi, kue awan?" ulangnya lagi.
"Iya, apa mungkin kau ingat? Ahh sepertinya kau sudah melupakannya, saat itu kau masih sangat kecil" ucap staf tadi sambil menatap awan.
Staf itu tersenyum sendu. Dari sorot matanya Hyuna melihat sirat rindu dan kesakitan. Hyuna tidak tahu perasaan apa itu.
"Kamu----, siapa?"
Staf pria itu tinggi dan juga tampan, ia juga masih terlihat muda. Staf pria yang berusia sekitar 26 atau 27 tahun itu menunduk sambil memasukan kedua tangannya kedalam saku.
Ia menatap Hyuna sekali lagi.
Tangannya yang bebas kemudian merogoh sesuatu dari dalam kerah bajunya. Ia mengeluarkan sebuah bandul dari kalung yang ia pakai.
Hyuna mematung, ia terkejut dan tak bisa berkata apa-apa. Mungkin sekarang Hyuna sudah ingat siapa staf pria tampan itu.
***
[TBC]
KAMU SEDANG MEMBACA
A GOOSE DREAM ✔ [COMPLETED]
Fiksi Penggemar[PJY-KJS] Mimpi adalah sesuatu yang tak akan pernah kita lepas meskipun dikondisi sesulit apapun. Ini adalah cerita dimana semua mimpi terwujud. Bukan bagaimana mimpi itu menjadi nyata, tapi bagaimana membuat mimpi itu menjadi nyata. Impian, Sahabat...