22. Word Beat

404 27 4
                                    

"Apa itu salah Hyuna?" interupsi seorang pria membuat Jaebum menengok dan Hyuna mendongak.

"Jinyoung~ah" ucap Hyuna sesenggukan.

Sedari tadi Jinyoung memang sudah berada disana, ia juga sudah mendengar semuanya.

Bukan tanpa sengaja Jinyoung berada disana. Beberapa saat yang lalu Youngjae sempat menelpon Jinyoung, ia bertanya apakah Hyuna sedang berada bersamanya sekarang. Youngjae merasa khawatir pada Hyuna. Hyuna mengatakan jika ia berada dirumah membantu ibunya, tapi jelas itu bohong karena ia mendengar beberapa klakson mobil di saluran telfon Hyuna.

Ia takut terjadi sesuatu pada Hyuna.

Hati Youngjae akan sedikit tenang jika Hyuna sedang bersama Jinyoung, tapi nyatanya tidak. Hal itu pula yang membuat Jinyoung khawatir. Ia mengendarai mobilnya menyusuri setiap jalan yang mungkin dilewati Hyuna.

Sampai akhirnya ia melihat Hyuna sedang bertelepon dihalte bis. Jinyoung merasa lega. Saat Jinyoung hendak menghampiri Hyuna, ekor matanya melihat seorang pria datang kepada Hyuna.

Beberapa waktu tampak tak ada yang mereka lakukan selain berpandangan. Jinyoung mulai penasaran siapa pria yang mampu membuat Hyuna shock seperti itu. Ia pun turun dari mobil dan berjalan menuju halte.

Ia mendengarkan semua pembicaraan Hyuna dan pria yang dipanggil Jaebum.

"Apa itu salah Hyuna?"

Jaebum menengok, "Siapa kau?"

"Sepertinya kita pernah bertemu sebelumnya, Im Jaebum?" tanya Jinyoung memastikan.

Jaebum mencoba mengingat kembali, ia sedikit ingat sekarang, "Kau pria yang menabraku tempo hari lalu"

Jinyoung tidak terkejut, "Kya lihat sekarang penampilanmu. Sudah aku duga jika kau hanya mencoba mengelabuhi Hyuna dan teman-temannya. Sekarang apa maumu?"

Jaebum terdiam. Tangannya mengepal kuat.

"Apa ini salah Hyuna? Katakan, apa salah Hyuna jika sekarang dia menyukai pria lain? Setelah apa yang kau lakukan dulu, apakah ini masih salah Hyuna? Jelas kau mengabaikan dia, kau juga pergi meninggalkannya tanpa sebuah kepastian, apa Hyuna budakmu yang akan selalu setia menunggumu? Tidak. Hati Hyuna terlalu lembut untuk orang sepertimu. Sekarang kau datang begitu saja, mengatakan jika kau juga menyukainya dan berharap Hyuna akan senang lalu memelukmu? Apa itu masuk akal? Dengar, jangan berlaku seenaknya, dulu memang Hyuna sangat menyukaimu tapi semenjak kau pergi tanpa kepastian Hyuna perlahan melupakan mu dan perasaannya padamu. Lihat sekarang, apa Hyuna bisa hidup tanpamu? Jelas bisa, dia bahkan lebih bahagia tanpamu"

Ucapan Jinyoung telak membuat Jaebum makin membisu, kepalan tangannya kini bebas melayangkan satu pukulan yang mendarat mulus diwajah Jinyoung.

Jinyoung meraba sudut kiri bibirnya dan mendapati darah disana. Ia pun membalas pukulan tepat diwajah Jaebum. Sebelum terjadi keributan, Hyuna dengan air mata yang masih tersisa  bermaksud melerai keduanya.

"Kya, hentikan!!"

Keduanya berhenti, "Jaebum oppa, kau sudah mendengarnya kan? Kurasa kau tidak cukup bodoh untuk mengerti maksud ucapannya"

Kini Hyuna beralih pada Jinyoung, "Bisakah kau mengantarku pulang oppa?" Jinyoung hanya mengangguk.

Hyuna pergi lebih dulu, Jinyoung kini menatap dingin pria dihadapannya. Tatapan itu seperti sebuah peringatan.

***

Kedua orang tua Hyuna sangat khawatir. Jam sudah menunjuk pukul 9 dan Hyuna belum juga pulang. Mereka sempat menelpon Bambam dan Youngjae tetapi keduanya juga tidak mengetahui dimana Hyuna sekarang.

Ponsel Hyuna juga tidak bisa dihubungi. Mungkin dia sengaja mematikan ponselnya.

"Yoebo, dimana puteri kita sekarang, apa kita harus menelpon polisi?" ucap ibu Hyuna.

"Tenanglah, kita tunggu dulu" ucap sang ayah tenang, meskipun begitu tetap ada sirat khawatir dari nada bicaranya.

Beberapa menit menunggu bel rumah mereka pun berbunyi. Dengan cekatan sang ibu segera membuka pintu dan berlari menuju pagar.

"Hyuna~ah dari mana saja kau" ia kemudian melihat Jinyoung dengan luka bogem disudut bibirnya. "Eomma, bisakah kita masuk dulu? Diluar sangat dingin"

Merekapun masuk kedalam. Didalam rumah Hyuna tak segera bercerita, ia melenggang pergi mengambil kotak P3K. Ibu Hyuna sedang membuat minuman hangat untuk mereka. Sedangkan ayah Hyuna duduk disofa bersama Jinyoung.

"Apa yang sebernarnya terjadi" tanya ayah Hyuna

Sambil mengobati luka Jinyoung, Hyuna menjelaskan semuanya. Tentu saja bukan cerita aslinya, tapi cerita karangan Hyuna, "Tadi Hyuna pergi ke toko buku, maaf tidak sempat menghubungi eomma dan appa, ponsel Hyuna mati."

"Lalu kenapa Jinyoung~sshi sampai seperti ini" lanjut ibu Hyuna

"Ahh, Hyuna tadi menunggu bis dihalte, tapi seorang pencopet datang dan ingin mengambil tas Hyuna, untung saja Jinyoung datang membantu. Ahh, beberapa saat kemudian datang teman dari pencopet itu, Jinyoung dihajar oleh keduanya, bagaimana mungkin 2 lawan 1? Apalagi salah satu dari mereka membawa senjata tajam. Lihatlah wajahnya, Hyuna merasa tidak enak pada Jinyoung."

"Lalu bagaimana bisa kalian lolos?"

"Tidak eommanim, bukan begitu ceritanya" tukas Jinyoung

Hyuna melotot kearah Jinyoung. Ia memberi kode agar Jinyoung tidak membeberkan cerita yang sebenarnya.

"Jadi begini, saya memang datang membatu Hyuna dan saya sempat menghajar salah satu dari mereka, tapi saya sadar disana ada CCTV dan saya masih menggunakan seragam. Akan jadi masalah jika sampai saya mengeroyok kedua pencopet itu, jadi saya putuskan untuk dikeroyok seperti ini" ujar Jinyoung tak ingin hilang gaya didepan kedua orang tua Hyuna.

Ekspresi Hyuna tampak lucu menanggapi perkataan Jinyoung. Dengan sengaja dia menekan luka Jinyoung agak kuat, "Ah, sakit Hyuna~ah"

"Hyuna kau ini bagaimana, obati dengan baik." Eomma pun beralih pada Jinyoung, "Jinyoung~sshi, kami sangat berterimakasih karena sudah membantu Hyuna."

***
[TBC]

A GOOSE DREAM ✔ [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang