"Jenny~ah, kenapa kau sendirian disini?" interupsi Youngjae saat melihat Jenny duduk sendirian dikantin.
Bambam ikut menimpali, "Kenapa dengan wajahmu? Tampaknya ada yang berbeda"
Wajah Jenny tampak lesu dan tak bersemangat. Kemungkinan besar Hyuna memang sudah mengenalinya dan tak lama lagi pasti penyamarannya akan terbongkar.
Sebenarnya Jenny melakukan penyamaran ini agar tidak dianak emaskan oleh guru-guru dan juga para siswa. Ini memang keputusannya sendiri.
Sejak kecil Jenny memang memiliki banyak teman, tapi teman itu hanya memanfaatkannya saja karna mereka tahu Jenny adalah anak bungsu dari CEO Sekolah Seni Hyorin. Sekolah Seni yang paling terkenal dan banyak menghasilkan idol ternama.
Bahkan tak jarang idol yang sudah terkenal karena debut lebih awal memilih sekolah ini untuk menimba ilmu. Bukan apa-apa, tapi agensi mewajibkan artisnya untuk memiliki ijazah tanda lulus sekolah.
Bagi mereka yang lolos audisi trainee diagensi tertentu pasti akan meninggalkan sekolah formalnya hanya untuk latihan dan debut. Maka dari itu pihak agensi mewajibkan artisnya yang dibawah umur untuk sekolah kembali.
Dan Hyorin pilihan utama mereka. Tak heran banyak sekali calon siswa yang ingin bisa masuk ke sekolah Hyorin.
Itulah alasan Jenny enggan mengumbar siapakah jati dirinya didepan orang banyak. Penyamaran inilah yang ia lakukan agar terlihat sebagai orang lain.
Terbukti setelah ia mengubah tampilannya, sangat jarang siswa yang mau berteman dengannya. Tapi ia beruntung, ada Hyuna, Youngjae, dan Bambam yang dengan tulus mau berteman dengannya.
Namun saat ini Jenny sangat sedih karena kejadian kemarin. Ia tidak tahu menahu apa yang terjadi diantara Hyuna dan Jinyoung. Tapi jika dilihat mereka memang sangat dekat dan Jinyoung sendiri tidak pernah bersikap seperti itu pada orang lain selain Hyuna.
Jenny khawatir jika perjodohan ini membuat Hyuna membencinya. Ia masih mentolerir masalah penyamaran itu, karena ia yakin Hyuna pasti akan mengerti kenapa dia mengubah penampilannya. Tapi jika itu masalah Jinyoung ia tidak bisa menjamin.
"Aniyo" jawab gadis itu lesu.
"Kya, kami tahu pasti kau sedang dalam masalah" ujar Bambam
"Tidak. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu"
"Bicaralah pada kami. Mungkin kami bisa membantumu" imbuh Youngjae.
Jenny menunduk. Ia memandangi meja kayu dihadapannya. Ia tidak ingin kehilangan sahabat barunya, tapi apa yang harus ia lakukan sekarang ia tidak tahu.
Ingin rasanya ia menceritakan semua pada Bambam dan Youngjae, tapi ia tidak bisa.
"Oiya, apa kalian melihat Hyuna?"
Bambam dan Youngjae menggeleng pelan. Benar juga, seharian ini Hyuna sama sekali tidak terlihat.
"Apa Hyuna marah padaku?" gumamnya tanpa disadari Bambam dan Youngjae.
Selang beberapa detik munculah Jinyoung, Mark, Jackson, dan Jessica. Mereka mengedarkan pandangannya masing-masing. Seisi kantin bak luluh dibuatnya karena sepertinya mereka sedang mencari sesuatu.
"Hyung, sebenarnya untuk apa kita mencari Jennifer disini? Bukannya dia sekolah di LA?" tanya Jackson.
"Aku hanya ingin berbicara sebentar dengannya" jawab Jinyoung.
Jackson dengan cepat bertanya lagi, "Kya sejak kapan adikmu itu pulang Hyung?" kini pertanyaannya diarahkan pada Mark.
"Diamlah" tukas Mark singkat.
Mark dan Jenny adalah saudara kandung, usia mereka hanya terpaut satu tahun. Mereka dulu tinggal bersama di LA sampai akhirnya Mark pindah ke Seoul meninggalkan adiknya disana. Jenny memang dikenal cerdas saat masih duduk di Junior High School. Ia mengikuti kelas akselerasi agar bisa menyusul kakaknya pindah ke Seoul. Maka dari itu sekarang mereka berada pada satu tingkat di Senior High School.
Tak lama kemudian Jessica memberi kode pada ketiga lelaki itu kalau dia sudah menemukan Jenny.
Jinyoung mengambil langkah cepat, ia berjalan kearah meja Bambam, Youngjae, dan Jenny. Jenny sendiri tidak menyadari kedatangan Jinyoung karna memang dia sedang melamun.
"Jenny~ah, ikut aku"
Semua gadis yang ada disana menahan jeritan mereka. Baru kali ini mereka melihat Jinyoung bicara selain dengan ketiga teman genk nya itu.
Jenny mendongak. Ia melihat Jinyoung kemudian Mark, kakaknya. Ia kemudian memastikan perkataan Jinyoung, "Ne?"
Tanpa menjawab pertanyaan itu Jinyoung langsung menarik Jenny agar segera mengikutinya. Sontak saja teriakan para gadis dikantin itu pecah. Mereka menjerit ala fangirl yang sedang menonton konser idolnya dari dekat.
Setelah berjalan beberapa menit mereka sampai dibalkon.
"Kyaa Jenny~ah, apa-apaan dengan penampilanmu ini? Kenapa terlihat sangat...hmmfft" Jackson menahan tawanya.
Sebenarnya ia sangat ingin tertawa melihat penampilan adik Mark itu. Sangat menjijikan baginya dan lebih terlihat seperti gadis desa yang culun dan tidak tahu mode.
"Bisakah kau diam" kini Jessica angkat bicara.
Jackson pun berhenti tertawa dan menuruti kata-kata Jessica.
"Jessica~ah, bisakah kau dan Jackson pergi sebentar?"
"Hyung, kenapa kau mengusir kami?" protes Jackson pada Mark.
"Aniyo. Kami hanya perlu berbicara bertiga saja"
"Baiklah Oppa" timpal Jessica. Gadis tomboy itu kemudian menarik Jackson agar mengikutinya.
Sebenarnya Jackson tidak terima. Ia sangat ingin tahu apa yang ingin mereka bicarakan.
Apalagi ia sangat rindu pada Jenny. Biarpun tidak memiliki hubungan darah tapi Jackson sudah menganggap Jennu sebagai adiknya sendiri.
"Apa yang ingin kalian bicarakan?" tanya Jenny setelah Jessica dan Jackson pergi.
"Mianhe Jenny~ah, aku tidak bermaksud mempermalukanmu didepan orang-orang" buka Jinyoung.
"Sebenarnya apa yang kau inginkan Jinyoung~oppa?"
"Aku tidak menginginkan apa-apa"
"Lalu kenapa oppa membatalkan perjodohan itu? Kenapa tidak oppa tolak saja sebelumnya?"
"Itu salahku. Dan aku minta maaf. Aku tidak bermaksud mempermainkanmu Jenny~ah"
Mark hanya bisa diam melihat kedua orang dihadapannya itu.
"Aku pikir, aku memang menyayangimu tapi aku salah. Aku mencintai orang lain"
"Tapi bagaimana bisa oppa mencintai gadis itu yang baru oppa kenal sedangkan aku yang sudah lama bersama oppa tidak?"
"Aku menyayangimu sebagai adiku Jenny~ah. Maafkan aku yang sudah salah mengartikan perasaanku"
Sebenarnya Jenny tidak begitu mempermasalahkan batalnya perjodohan ini. Jauh dilubuk hatinya Jenny juga menyayangi Jinyoung sebagai kakaknya sendiri.
Ia hanya sedang buntu sekarang. Perasaannya tak menentu. Kadang ia bahagia dijodohkan dengan orang yang sudah seperti kakaknya sendiri. Tapi dilain sisi semakin lama mulai jelas kepada siapakah hatinya tertuju dan yang jelas itu bukan Jinyoung.
"Apa kau baik-baik saja Jenny~ah?" tanya Mark.
Gadis itu mengangguk pelan. Ia kemudian memandang Jinyoung dengan seulas senyum diwajahnya.
"Jinyoung~oppa, gomawo. Tolong jaga eonni, aku tidak akan memaafkanmu jika sampai terjadi sesuatu pada eonni" ujar Jenny.
"Eonni? Maksudmu Hyuna?" tanya Mark memastikan.
Sudah jelas sekarang. Jenny sudah mulai tenang karena sudah mengungkapkannya.
***
[TBC]
KAMU SEDANG MEMBACA
A GOOSE DREAM ✔ [COMPLETED]
Fanfiction[PJY-KJS] Mimpi adalah sesuatu yang tak akan pernah kita lepas meskipun dikondisi sesulit apapun. Ini adalah cerita dimana semua mimpi terwujud. Bukan bagaimana mimpi itu menjadi nyata, tapi bagaimana membuat mimpi itu menjadi nyata. Impian, Sahabat...