#6

2.1K 57 0
                                    

Hari ini adalah ospek terakhir, via berharap hari ini berjalan dengan baik, yang sebelumnya tidak terlalu parah, semoga hari ini juga begitu.
" Maaf non, tadi bapak pesan sama saya kalau besok ada rapat direktur di hotel, kalau bisa non via bisa menghadirinya."
" Kenapa papa tidak bilang langsung?"
" Bapak sudah beberapa kali menghubungi ponsel non via, tapi tidak bisa."

Ah..gue lupa kalau gue baru beli ponsel baru, pantes aja papa gak bisa telpon

" Makasih ya pak, saya akan hubungi papa nanti. Ehmm..nanti tidak perlu jemput saya, saya akan pulang sendiri saya harus mampir di suatu tempat."
"Baik non..."
Via berjalan menuju gerbang sekolahnya, hari ini dia tidak telat, via  tidak mau membuat kesalahan, cukup sekali saat Adrian tau tentangnya. entahlah...dia berharap Adrian tidak memberitahukan siapa siapa. Baginya tidak ada kasta, dia hanya ingin belajar, lulus dan bekerja.
Ketika memasuki koridor sekolah, via bisa merasakan hawa berbeda, apa yang dibicarakan anak-anak seumurannya bukanlah masalah pelajaran bukan masalah yang harus dihadapi oleh anak sekolah. Seperti saat ini yang didengar olehnya ketika melewati kelas yang dianggap kumpulan orang orang berpengaruh di sekolahnya
" Loe tau gak...gue menang!gue berhasil dapat kontrak perusahaan itu!dan sebentar lagi gue bakal beli perusahaan itu gimanapun caranya!"
" Hebat dam! Loe emang rajanya kalau urusan kontrak, kalau loe berhasil dapetin perusahaannya gue orang pertama yang bakal tanam saham gue!"
" Gue pegang janji loe!"
Via hanya geleng-geleng kepala, bagaimana bisa dengan umur mereka yang masih muda sudah dipercaya untuk memimpin perusahaan. Ya...tidak ada yang salah dengan itu karna dia sama dengan mereka, bedanya adalah via tidak terlalu terobsesi, bahkan papanya juga sudah mempersiapkan dirinya tapi via tidak mau masa sekolahnya sudah memikirkan hal yang rumit. dia masih ingin seperti anak biasa, sekolah...belajar...seperti anak SMA NORMAL lainnya yang dimana PR matematika adalah hal yang paling sulit. Via menatap seseorang yang menurutnya adalah cewek populer mungkin diantara teman-temannya yang mereka bicarakan kurang lebih sama dengan yang lain.
" Soya...gue denger loe berhasil jadi direktur perusahaan iklan itu, gimana cara loe?kapan loe resmikan?"
" Yang pasti gue gak akan buat loe semua menunggu lama, saat gue resmikan perusahaan iklan baru gue, gue harap loe semua bisa kerja sama sama gue, gue bakal buat saham kalian meningkat kalau kalian bersedia, keuntungan juga akan dibagi sesuai besar saham masing-masing.gimana?"
" Wah...gue tahu loe pasti bisa, masalah saham loe tenang aja, gue gak ada masalah dengan itu asal loe mau juga pakai model dan produk gue.gimana?"
" Itu masalah gampang, loe tinggal hubungi pegawai gue, mereka akan siapkan kontrak kerja sama kita."
Via hanya mendesah pelan, ingin rasanya via mengeluarkan isi perutnya saat mendengar pembicaraan mereka. Semua terasa tidak normal. Saham...perusahaan...kontrak... Via harus menyiapkan dirinya untuk mendengar itu setiap hari.
Via menghempaskan pantatnya di bangkunya. Seperti biasa, kelas ini hening bukan karena tidak ada orang, tapi karna mereka sibuk mengerjakan sesuatu. Bukan kah hari ini ospek ketiga?kenapa tidak ada tanda-tanda kalau ospek akan dimulai? Tapi ada apa dengan kelas ini?semua fokus mengerjakan sesuatu, apa guru sudah memberikan tugas? Via memberanikan dirinya bertanya pada seseorang didepannya.
"Ehmm..maaf, apa ada tugas dari guru?"
" Tidak ada."
" Tapi kenapa semua mengerjakan tugas?"
" Loe bener bener gak tau atau pura-pura gak tau?kami tidak mengerjakan tugas karna kita juga belum aktif dalam belajar, hari ini ospek hari ketiga." Jawabnya panjang lebar, via melirik namanya cashi. nama yang aneh.
" Ya...maksudku hari ini adalah hari ketiga kita ospek, tapi kenapa hanya kelas ini yang sibuk mengerjakan sesuatu?"
" Astagaaaa...loe beneran parah, loe gak sadar kita sekarang dimana?"

Astaga ini cewek berbulu banget sih!gak bisa apa jelasin aja ada apa?

" Disekolah."
Cewek itu terlihat kesal melihat via yang gak tau apa-apa.
" Kita emang disekolah, kita dikelas beasiswa, loe tau untuk apa ada kelas beasiswa?" Via hanya menggelengkan kepalanya, cashi makin kesal.
" Sebaiknya loe harus hati-hati dari sekarang, dan sebaiknya sebelum loe kesekolah loe harus cari tau tentang sekolah itu, atau loe bakal habis disini. Anak-anak yang liat sibuk sekarang bukan karna sesuatu yang biasa, tapi ini bagian dari ospek hari ketiga. Mereka mengerjakan kontrak, memantau saham yang memang sudah dipersiapkan untuk kita lulus atau tidak ospek ini."
Via semakin menyadari betapa gila nya sekolah ini. Mata via melihat beberapa murid senior masuk ke kelasnya. Chasi langsung menghentikan pembicaraannya.
" Selamat pagi!"
" Pagi...!"
" Oke guys, tadi malam gue udah kirim tugas loe semua di website sekolah untuk ospek hari ketiga, hari ini gue pengen lihat tugas loe semua!"
Matiii gue!gue gak cek website sekolah lagi.
Mereka mulai berjalan memeriksa tugas yang diberikan tadi malam. Tiba-tiba...
" Apaan nih?!loe cuma gue suruh buat kontrak kerja hasilnya kayak gini?!loe mau buat untuk perusahaan atau untuk pasar?!"
" Maaf kak, akan saya buat ulang."
" Maaf loe bilang?cuma buat kontrak aja loe butuh waktu seharian, ini mah bukan apa-apa!gak becus banget sih kerja loe!"
Cowok itu hanya tertunduk malu, via bisa merasakan rasanya dihina didepan siswa lainnya. Tanpa via sadari seseorang telah berdiri didepannya.
" Mana tugas loe?"
Via menatap cowok itu. Andrew. Salah satu dari senior senior sombong yang tidak ingin ditemui oleh via, cowok yang sudah membanting iphone miliknya tanpa merasa bersalah.
" Gue..gue gak buat." Semua anak menatap via. Via tidak bisa mendeskripsikan tatapan mereka satu persatu, yang jelas tidak ada tatapan iba disana.
" Loe..loe gak buat?harusnya dari awal gue tau loe cewek songong, gak ada hormat hormatnya sama senior."
" Hormat? Ada banyak penjelasan tentang rasa hormat, sama siapa dulu kita harus hormat, kalau orang yang harus dihormati itu adalah loe dan teman-teman loe, gue rasa itu gak perlu. Gue bukan budak loe, gue ke sini mau belajar bukan jadi babu loe!"
" Berani banget ya loe ngomong sama gue!" Andrew menarik kera baju via, ada perasaan takut sebenarnya.tapi via tidak bisa mundur sekarang, tidak sama sekali.
" Siapa loe yang harus gue takuti?apa karna loe punya saham disekolah ini?maaf pak Andrew, Anda salah memilih orang. Anda tidak bisa sesuka hati untuk menjadikan kelas beasiswa sebagai budak kalian. Kami mendapatkan beasiswa dengan susah payah, bukan dengan menghamburkan uang seperti yang kalian lakukan."
" Urusan kita belum selesai, loe bakal mati!" Andrew menghempaskan tubuh via dan hampir jatuh.
Dasar cowok sialan!!!
" Gue akuin keberanian loe melawan mereka, tapi karna tindakan bodoh loe ini kelas beasiswa akan mengalami masa-masa suram, loe gak tau usaha yang kami kerahkan untuk masuk sekolah ini, harusnya loe sadar kasta loe." Cowok itu memandang sinis via, via menjadi bingung melihat cowok itu. Dia adalah orang yang sudah dihina didepan teman-teman nya, tapi malah membela cowok-cowok brengsek itu!

Ada apa dengan sekolah ini, semua tidak normal seperti sekolah lainnya.
Bahkan orang-orang didalamnya rela di bully dan dihina.dimana keberanian mereka saat harga diri mereka di injak injak?!

DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang