#15

875 38 0
                                    

Via menunggu dan menunggu. Tidak ada kabar sedikit pun dari Gerald. Udah hampir 2 jam via menunggu di tempat mereka pertama kali bertemu, via yakin Gerald pasti datang, cowok itu gak mungkin lupa hari penting mereka. Tapi perasaan via mulai kacau, pikirannya mulai berkecamuk.

Apa Gerald lupa?kenapa dia belum datang juga?

Via meninggalkan tempat itu, memutuskan sebaiknya dia langsung kerumah Gerald.

" Eh...non via, masuk non. Udah lama gak kemari non." Perempuan tua itu tersenyum melihatnya. Ya, sudah lama via tidak kesini.

" Iyah bi...ehm geraldnya ada bi?"tanya via pelan.

" Eh..ada non...dikamarnya..den Gerald lagi...."

" Makasih ya Bi..." Via tersenyum senang tanpa mendengar apa-apa lagi langsung menuju kamar Gerald. Langkah via terhenti saat melihat ada yang berbeda, terdengar suara tawa dari kamar itu, tawa Gerald dan seseorang. Jantung via berdegup kencang. Via melihat dengan kepalanya sendiri, cowok yang selama ini di tunggu, dia percaya ternyata mengkhianati nya, sahabat yang selama ini memberinya kabar ternyata menusuknya dari belakang. Air matanya menetes, hatinya terasa sakit. Isakan tangis yang ditahannya  membuat Gerald tersadar ada orang dibalik pintu kamarnya.via berlari meninggalkan tempat itu.

" Bi...apa ada orang yang datang kemari?" Tanya Gerald penasaran, perasaan nya tidak enak.

" Iya den...non via kemari tadi dan meninggal kan kotak ini, tadi pergi nya sambil nangis den."

" Kenapa bibi gak bilang?!" Gerald menumpahkan kekesalannya," sekarang dia kemana??"

" Sudah pergi den, baru aja..."

Gerald mencari via, dia yakin via belum pergi jauh. Kesalahan terbodoh yang dia lakukan adalah dia gak ingat kalau hari ini adalah hari jadi mereka dan Gerald malah asik dengan sahabat pacarnya yang sudah dipacarinya beberapa bulan dan mereka sepakat menyembunyikan hubungan mereka.

" Sabar ge...via pasti disekitar sini kok."

" Gimana gue bisa sabar, gue yakin kalau dia ngelihat kita tadi!"

Fiona terdiam, betapa bodohnya dia masih saja mencintai Gerald. Dia tau dia hanya pelampiasan Gerald saat jauh dari via, tapi apa Gerald tidak tahu betapa cintanya dia pada cowok itu. Fiona hanya mendesah pelan. Seandainya via gak ada dan gak balik ke Bandung. Gerald menangkap sosok via yang berjalan dipinggir jalan, Gerald tau cewek itu sedang menangis.

" Via..."

Via menghentikan langkahnya, suara itu dia mengenalinya sangat mengenalinya dan sangat dia rindukan dulunya. Sekarang suara itu adalah suara dari ribuan suara yang tidak ingin didengar olehnya.

" Via..."

" Stop! Jangan mendekat." Via meneruskan langkahnya.
Gerald langsung memeluknya, perasaan sangat bersalah memasuki hatinya.

" Lepasin gue dan pergi dari hidup gue!!"

" Maafin gue yah, gue gak bermaksud nyakitin loe. Gue nyesel banget." Via hanya menangis. Tidak tau harus berbuat apa. Via melihat Fiona yang berdiri dibelakang Gerald. Via tersenyum sinis, via tidak menyangka sahabat yang selama ini dipercayainya ini tega melakukan ini padanya.

" Gue bilang lepasin gue." Tidak ada lagi tangis di wajahnya, Gerald melepaskan pelukannya.

" Sekarang balik bareng gue yah, ini udah malem."

" Sejak kapan loe peduli sama gue hah?!gue balik atau gak bukan urusan loe!mulai hari ini dan seterusnya gak ada kata kita lagi!jadi lebih baik loe berdua pergi!"

" Gue peduli sama loe!kalau gue gak peduli gak mungkin gue cari loe via!"

" Kalau loe peduli sama gue, loe harusnya tau kalau gue nungguin loe!bukan malah selingkuh dibelakang gue dan itu sahabat gue!gue pikir kedatangan gue bakal jadi surprise buat loe, tapi ternyata gue yang dapat surprise dari loe berdua tepat di hari jadian kita. Peduli?harusnya loe tau di hari ini loe temuin gue dimana. Lie berdua sama-sama brengsek tau gak!"

"Cukup via!loe harusnya tau diri!loe gak tau apa-apa tentang Gerald!loe gak tau kan apa yang terjadi selama loe ada di Jakarta, loe sibuk curhat masalah sekolah baru loe!loe mentingin diri loe sendiri...loe..."

" Karena itu loe masuk ke hubungan kita berdua?karena itu loe berusaha untuk jadi cewek satu-satunya yang peduli sama Gerald?dan loe berusaha menggantikan posisi gue?iya?!"

" Iyah...karena gue sayang sama pacar loe, dan gue rela jadi orang yang terlihat bodoh dan rela lakuin apa aja, bukan kayak loe yang egois cuma mikirin diri loe sendiri...."

" Cukup fio...ini urusan gue sama via."

" Tapi ge...loe harus bilang ke dia, kalau loe butuh gue saat itu!gue yang selalu ada buat loe waktu loe lagi jatuh."

" Waww...drama banget yah...loe berdua cocok banget!lebih baik loe berdua pergi jauh-jauh dari hidup gue!" Via menghempaskan tangan Gerald, gak perlu ada penjelasan apa-apa lagi semua sudah jelas. Mereka yang ada dihadapannya ini adalah orang-orang yang tidak punya perasaan.

Ya Tuhan...
Haruskah berakhir seperti ini. Mereka berdua orang yang aku sayang mengkhianatiku sampai sejauh ini.
Kenapa harus hari ini aku mengetahui nya?apa aku yang tidak peka dengan keadaan?atau memang benar aku terlalu egois?
Tidak adakah tempat untukku lagi?

Via berjalan meninggalkan kan tempat itu. Via tidak ada sadar ada orang lain yang menyaksikan pertengkaran  mereka.










DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang