#17

972 53 9
                                    

" gue masih di bandung, gue bakal balik kalau urusan gue udah selesai."

" Loe baik-baik aja kan?loe gak usah pikirin masalah disini, gue bakal handle."

" Thanks rell, kabarin gue kalau ada apa-apa."

" Hmmm...." Ali mematikan telponnya. Ntah apa yang menahannya di Bandung, harusnya dia balik ke Jakarta karena tujuan Ali kemari hanya menemui Nadira, tapi semua sudah jelas, apalagi yang menahannya?ntahlah Ali sendiri bingung terhadap dirinya.

Via terbangun dari tidurnya karena suara dering telepon nya. Gerald. Ntah apalagi mau cowok itu setelah pengkhianatan yang dilakukannya. Via memilih mengabaikannya, tidak ada gunanya meladeni cowok itu. Via teringat beberapa kejadian sebelum dia tertidur.

Ya tuhan!!!!gimana nih!!!masa iya tadi gue nangis depan Ali?gue mimpikan??malu banget gue!lagian tuh cowok ngapain sih datang kekamar gue?!mampus gue!apa dia tau siapa gue?kalau sampai dia tau gue bisa mati gue!

Via mengacak rambutnya kesal. Harusnya dia gak gegabah. Hp via berbunyi sebuah pesan masuk. Gerald. Via mendesah pelan, sepertinya dia harus menyelesaikannya, apalagi cowok itu sudah ada di hotel tempatnya menginap.

Via menatap Gerald yang datang bersama Fiona mantan sahabatnya.

" Langsung aja, gue punya banyak urusan." Ucapan ketus via membuat Fiona kesal

" Via...gue sama gerald mau minta maaf sama loe, gue tau kita berdua memang salah, tapi gue gak bisa nutupin perasaan gue, seiring berjalannya waktu kebersamaan gue sama Gerald membuat kita berdua saling sayang. Apa gue salah via?gue juga cewek via, gue juga punya hati." Via bisa melihat betapa menyesalnya Fiona tapi via tidak bisa menerimanya.

" Tapi bukan berarti loe harus menusuk gue dari belakang!"

" Gue gak pernah nusuk loe dari belakang, gue selalu pengen bilang ke loe, apa loe gak sadar kalau loe gak pernah bertanya gue lagi Deket sama siapa, gue lagi sama siapa, yang sering loe bilang ke gue adalah tentang sekolah loe, bahkan loe gak pernah tanyain hubungan loe sama gerald, loe hanya minta gue laporin apa aja yang dilakuin Gerald, gue bukan pembantu via."

" Kalau loe berdua udah selesai, loe berdua bisa pergi, karena gue muak dengan drama loe berdua."

Fiona beranjak dari duduknya tapi Gerald menggenggam tangannya membuat Fiona terpaku, via yang melihatnya hanya tertawa sinis dan meraih secangkir teh hangat yang ada didepannya.

" Gue gak tau hati loe terbuat dari apa, tapi yang jelas sekarang gue sadar siapa yang terbaik buat gue. Harusnya gue sadar loe egois dan mementingkan ego loe, Fiona selalu peduli sama gue saat gue jatuh sekalipun dia masih ada buat gue, bahkan sampai orang yang gue sayangi ninggalin gue dia selalu ada tapi loe dimana?loe sibuk dengan dunia loe. Gue cuma mau bilang, mama titip salam buat loe dari surga."  Gerald pergi meninggalkan via yang menahan emosi, air matanya mulai menetes membasahi pipinya, via tidak tau kalau wanita yang sudah dekat dengannya itu sudah tiada, hati via sakit mendengar kata-kata gerald. Via bingung harus bagaimana. Tanpa sadar genggaman gelas yang ada ditangan via jatuh ke lantai dan pecah. Via meraih pecahan kaca itu dan menggenggamnya kuat, luka ditangannya tidak lebih sakit daripada hatinya. Tiba-tiba seseorang menarik tangannya. Ali

" Lepasin gue."

Ali tidak mempedulikan kata-kata via, Ali merasa cewek keras kepala ini sudah mulai gila. Ali tetap menarik via menuju kamarnya, banyak mata memperhatikan mereka tapi Ali tidak mempedulikannya.

" Gue bilang lepasin gue!"

"Kalau loe masih keras kepala, gue bakal cium loe disini, paham?"

Via terdiam. Jantung nya langsung berdebar kencang, mau tak mau via mengikuti langkah Ali. Sesampainya dikamar Ali, Ali membersihkan luka via, dan membalutnya dengan perban. Via hanya diam mematung tidak tau harus berbuat apa. Pikirannya semakin kacau, via tidak tahu kalau Ali pun merasakan hal yang sama. Via beranjak dari duduknya.

" Makasih udah obatin luka gue."

Via berjalan meninggalkan Ali yang masih diam, tapi tiba-tiba Ali menarik tangannya dan memeluk via, membuat via membeku. Ntah apa yang Ali pikirkan, Ali hanya merasa....ntahlah....

" Gue anterin loe ke kamar. " Ali menggenggam tangan via dan mengantarkan via yang masih diam membisu, kejadian beberapa hari ini membuatnya terkejut.

" Thanks yah." Via tersenyum kecil, Ali mampu membuatnya salah tingkah. Ali hanya mengangguk dan tersenyum.


Helllooo....

Ada yang tau perasaan ali gak??

DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang