#11

1.2K 46 0
                                    

Via masuk kedalam kelasnya dan melihat isi tasnya sudah berserakan diatas mejanya, mejanya juga sudah tidak layak banyak coretan dan tumpukan sampah bertebaran di atasnya.

"Siapa yang berantakin tas gue??!"
Emosi via sudah tidak terbendung lagi, semua orang yang ada di dalam kelas hanya berbisik gak jelas yang membuatnya tidak menemukan jawaban siapa yang melakukan semua ini.

"Gue cuma mau bilang sama loe, jangan coba-coba cari masalah deh disini apalagi loe dari kelas beasiswa harusnya loe sadar kalau kita-kita yang bayar duit sekolah loe semua, jadi jangan pada belagu!"

Via menatap cewek yang baru masuk kekelasnya bersama temannya. Lebih tepatnya Genk?

"Kenapa?loe gak suka omongan gue??gue paling gak suka cewek-cewek kayak loe yang sok lugu pada awalnya, padahal sebenarnya munafik!gak usah deh cari-cari perhatian disini."
Namanya soya, pemilik perusahaan iklan yang baru-baru ini dimenangkannya, cantik dan menarik hanya saja mulutnya sangat gak tau sopan santun membuat via tertawa kecil, gak nyangka anak-anak orang kaya ini semakin membuatnya muak.

"Loe ngetawain gue?!hah!!" Soya mendorong tubuh via sampai ke dinding, kalau saja via tidak bisa menjaga keseimbangannya mungkin dia sudah tumbang dari tadi.

"Loe ngerasa gue ketawain?gue heran deh sama anak-anak orang kaya sekarang, gaya belagu banget. Taunya hanya menjudge orang-orang lemah. Bisa gak sih tuh mulut disekolahin?loe dan teman-teman loe yang kaya itu ngaku-ngaku bayar duit sekolah gue dan anak beasiswa lainnya, tapi buat sekolahin mulut sendiri, loe gak bisa!mikir donk!" Sudah cukup penghinaan yang via terima, via sudah tidak peduli. Saat ini dia akan mempertahankan harga dirinya. Kalaupun harus keluar dari sekolah ini, setidaknya dia sudah bertahan mati-matian. Sebuah tamparan keras melayang ke pipinya, ada sedikit darah segar mengalir dari sudut bibir via.

"Soya!udah ya!" Seseorang menarik soya dari hadapan via, via hanya tersenyum kecil,hatinya sakit. Via hanya ingin sekolah normal kenapa harus kayak gini.

"Gue bantu yah." Cewek itu mengulurkan tangannya, via menatap nya ada ketulusan diwajahnya, via hanya ingin memastikan kalau dia tidak salah untuk berteman. Via menyambut uluran tangan itu.

"Gue ghea, gue bersihin dulu luka loe." Ghea memberi obat merah disudut bibir via, Via meringis ada rasa pedih. UKS. Selama hidupnya via gak pernah masuk UKS, ini pertama kalinya dengan kasus ditampar senior.buat malu saja.batinnya.

"Loe anak PMR yah?" Tanya via datar.

"Dulu waktu gue SMP, tapi sekarang gak lagi, loe tau sendiri gak ada organisasi itu disekolah elite ini. Organisasi yang masuk akal tuh ya cuma OSIS, lainnya gak normal menurut gue.oke dah selesai." Ghea membersihkan peralatan P3Knya.
"Awalnya gue fikir loe cewek kekinian yang hanya cari sensasi, tapi sekarang gue bener-bener yakin loe bener-bener gak tau sekolah apa yang loe masukin."

"Loe juga mikir gue kayak gitu?sama kayak yang lain??"

Ya Tuhan...sabarin hambamu ini. hari gini sekolah cuma cari sensasi dan rela ditabokkk???gak banget!!

"Kan gue bilang awalnya sekarang gak lagi, btw loe emang gak tau tentang mereka??"

"Siapa?yang nampar gue?atau most wanted sekolah ini?menurut gue mereka cuma segerombolan orang kaya yang tau nya cuma pamer kekayaan dan kekuasaan."

"Loe harusnya bener-bener cari tau siapa mereka sebelum loe bener-bener terjebak dengan permainan mereka. Mereka bukan sekedar orang kaya biasa, ya bagi orang yang baru tau mereka bakal bilang mereka belagu, sombong, pecicilan dan mungkin juga penindas. Tapi sebenarnya mereka gak kayak gitu kok. Banyak hal lain yang mereka lakuin mulai dari bakti sosial,pelayanan di panti jompo bahkan bantuan dana-dana sosial buat keluarga gak mampu. Jadi loe jangan salah paham kenapa anak-anak satu sekolahan bilang mereka most wanted,karena mereka bukan cuma kaya materi, tapi juga hati."

"Oyah?itu makanya soya bisa injak-injak harga diri anak beasiswa, bilang duit sekolah kita dibayarin??Iyah kan??"

"Gak usah heran kalau soya, dia emang terkenal kakak senior paling ditakutin karna mulut pedesnya. Dia cuma takut tersaingi sama loe yang tiba-tiba bisa menarik perhatian cowok tajir disekolah ini, bukan cuma satu orang tapi tiga orang sekaligus. Wajar aja sih dia marah gak jelas soalnya soya tuh udah lama ngejar ali cuma ya gitu deh."

"Kayaknya loe tau banyak tentang mereka,padahal loe juga anak baru sama kayak gue?"

"Bedanya gue udah tau sekolah ini dari lama daripada loe, hmm...gue harap loe lebih hati-hati yah, ini baru permulaan jadi loe harus lebih kuat dari sekarang.gue yakin loe bisa."

"Thanks yah buat bantuan loe, gue bakal bales kok dan gue gak bakal lupa."

"Ha...ha...ha...gue ikhlas kok, gue juga gak suka ditindas jadi anggap aja kalau ini bantuan dari awal persahabatan.bolehkan??"

"Boleh kok, makasih banget loe dah mau jadi sahabat gue saat semua orang berusaha menghindari gue dan menganggap gue pembawa masalah."

"Hai via, gue ghea mulai hari kita resmi bersahabat." Ghea mengulurkan tangannya, via hanya tertawa kekeh dan menyambut uluran tangan itu.

Thanks God!
Disaat semua orang berusaha buat jauhin gue, disaat itu juga gue dapetin seorang sahabat. Gue janji bakal bertahan disini.

DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang