#14

1.7K 62 23
                                    

Verell mempersiapkan semua berkas yang akan dibawanya meeting hari ini, klien yang akan ditemuinya bukan lah orang sembarangan dan kontrak ini harus benar-benar dia dapatkan, kata Ali pemiliknya adalah pengusaha muda, mungkin akan sedikit lebih gampang untuk mengajaknya bekerja sama dengan sedikit bantuan dari orang kepercayaannya akhirnya dia tahu bahwa pemilik perusahaan itu adalah seorang penulis juga. Sekali-kali dia harus baca buku yang katanya lumayan terkenal hanya saja tidak banyak beredar, verell bingun kenapa buku yang terkenal tidak banyak beredar, bukannya harusnya dicetak banyak, dengan  begitu uang yang dihasilkan juga  cukup banyak kan?sepertinya dia harus mencari tahu juga masalah ini. Verell memperbaiki dasinya, tampan dan elegan kalau tidak karna urusan penting, verell tidak akan menggunakan pakaian seformal ini, membuatnya seperti sudah berumur. Tapi apa boleh buat semua hanya karna pekerjaan.

"Hallo Al, loe dah sampai Bandung?...gue baru akan ke kantor loe, loe selesaikan masalah pribadi loe disana dan cepat kembali. Gue gak mau ngerjain urusan kantor Mulu, gue juga pelajar Al belum lagi tugas sekolah bisa mati gue, gue butuh istirahat juga!" Yang diajak bicara hanya tertawa diseberang sana, "gue berangkat sekarang, Andrew dah nungguin gue, loe doain aja supaya berhasil, loe hati-hati disana." Verell memutuskan sambungan teleponnya.

Semoga berhasil Al, gue harap ini cara terakhir loe. Jangan terlalu lama terjebak di masa lalu.

#bandung

Via mencoba menghubungi Gerald dari tadi, tapi hp cowok itu gak aktif. Niken juga gak aktif.

Oke, gue emang belum pernah bilang tentang Niken. Niken sahabat gue, udah lama banget kalau dipikir-pikir udah 4 tahun gue kenal dia, Niken cantik, baik juga tapi jomblo. Gue juga bingung kenapa Niken gak punya pacar, setiap gue tanya Niken selalu jawab belum mau pacaran. Niken juga kenal Gerald, pacar gue. Selama di Jakarta, gue slalu tanya kabar Gerald dari dia. Dan sekarang nomornya juga gak aktif.  Apa gue langsung kerumah Gerald  aja? Daripada gue capek mastiin dia dimana, kalau dirumahkan dia pasti ada, kalau pun gak ada dia pasti balikkan?tapi kayaknya gue ke hotel dulu deh.

Ali menerima kunci hotelnya, langkahnya terhenti saat melihat seseorang yang tidak asing baginya. Cewek yang akhir-akhir ini membuat heboh sekolahnya salah satunya sahabatnya.andrew.bukan hanya Andrew aja, termasuk dirinya yang sebenarnya tidak ingin terbawa tapi ntah kenapa malah semakin masuk kedalam lingkaran permusuhan. Andrew dan via.

Ngapain tuh cewek disini?apa dia ngikutin gue?gak mungkin sampe segitunya?gak mungkin kan tuh cewek nginap di hotel  yang sama sama gue? mengingat tuh cewek dari kelas beasiswa.

Andrew langsung bersembunyi, Ali ingin tahu kenapa via ada dihotel ini.
Ntah kenapa Ali tidak ingin terlihat oleh via.

Via menunjukkan sebuah kartu ke bagian administrasi hotel. 

"Ini mba kuncinya, selamat datang mba dihotel,laporannya akan segera..."

"Hari ini saya datang bukan untuk itu kok, saya lagi ada keperluan dan sekalian liburan masalah laporannya sudah ada yang mengurus kok."

"Oiyah, maaf mba, saya tidak tau. Saya antar mba ke kamar mba langsung."

"Tidak usah, Saya sendiri aja, nomor berapa kamarnya?"

"VP21, kamar mba sendiri."

"Makasih yah...diva" Via mengeja nama yang tertulis di name tag pegawai itu. Via tersenyum senang, ternyata kamar itu masih ada. Sepertinya dia harus bilang banyak terimakasih ke papanya karna tidak menjadikan kamar itu seperti kamar lainnya. Kamar itu sudah seperti kamar pribadinya walaupun dia tidak setiap hari akan tidur disana. Karna via sekarang bukan tinggal di Bandung, Via tidak menyadari keberadaan Ali yang dari tadi memperhatikannya. Ali seperti penguntit sampai via masuk ke dalam kamarnya. Ali masih berdiri didepan kamar via.

DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang