#23

1.2K 52 23
                                    

Via terbangun dari tidurnya karena mencium sesuatu yang wangi,hmmm..siapa yang masak pagi-pagi begini, perut via langsung berbunyi.

" Udah bangun nih putri tidurnya?" Via tersenyum dan melempar bantalnya kearah Neva. Yup...via terpaksa harus tidur dirumah Neva karena Ali bersikeras ingin mengantarnya pulang tadi malam. Kalau via tidak cepat sadar mungkin Ali sudah tau siapa dirinya.

" Udah jam berapa nih?kayaknya gue kesiangan deh."

" Udah jam setengah 7 tuan putri, loe mandi dulu deh trus sarapan. Gue udah siapin."

" Hmmm...baik banget. Gue sarapan dulu deh, laperrrr."

" Ih... cantik-cantik kok jorok sih, mandi dulu deh. Gue tunggu yah dibawah."

Via hanya tertawa, sudah lama persahabatan mereka tidak ada yang berubah, Neva yang dulu tetaplah yang dulu. Sepertinya via harus meminta Neva untuk mau sekolah ditempat yang sama dengannya karena dia tidak memiliki teman sama sekali disekolah, ada Ghea sih tapi via benar-benar ingin Neva kembali sekolah.

Via duduk dengan manis didepan Neva yang sudah menyiapkan sarapan pagi.

" Btw, adek loe kemana?kok pagi-pagi udah gak ada?" Tanya via sambil mengunyah makanannya.

" Udah berangkat dari tadi, dari sini kesekolahnya kan cukup jauh jadi harus berangkat pagi banget." Neva menyerahkan segelas susu pada via.

" Trus loe sendiri gimana?"

" Gimana apanya?"

" Loe gak pengen sekolah lagi?masih ada kesempatan va, papa mau kok biayain sekolah loe."

" Gue dan adik gue terus-menerus nyusahin keluarga loe, gue harus tau diri juga kali."

" Va...loe udah gue anggap bagian dari keluarga gue, gue gak mau loe kerja di toko sampai larut malam. Sekolah loe juga penting va, loe gak mau kan hidup kayak gini terus."

" Gue tau via..tapi..."

" Gak ada kata tapi va, gue bakal ngomong sama papa besok.oke?"

Neva hanya mengangguk setuju, udah saatnya Neva berdamai dengan keadaan.

" Loe sendiri gimana?"

" Gue? Emang kenapa sama gue?"

" Cowok yang kemarin nganterin loe."

" Oh...itu...kakak kelas gue, ketemu di club' tadi malam waktu ngerayain ulangtahun sepupu gue."

" Ooooo...kirain...."

" Udah deh, jangan mikirin yang macem-macem."

" Trus cowok yang ngusilin loe gimana?"

" Dia lagi...males gue bahas dia, dia itu nyebelin banget tau gak!pokoknya yah kalau bisa gue gak ketemu dia, pasti berantem Mulu."

" Jangan-jangan dia suka lagi sama loe atau loe juga ada rasa sama dia" goda Neva. Via langsung terdiam.

" Ya gak lah!gila aja, sampai kapan juga gue gak bakalan suka Ama tuh cowok gila. Udah ah...gue berangkat dulu dah telat nih." Neva hanya tertawa kecil melihat wajah via yang memerah karena malu. Setelah via pergi Neva memikirkan sesuatu tentang cowok yang mengantarkan via tadi malam, seperti pernah bertemu. Tapi Neva lupa dimana.

Andrew bolak-balik memperhatikan gerbang sekolah, kemana cewek itu pergi, kenapa tidak muncul disekolah?udah mau bell masuk lagi. Andrew semakin gelisah saat pandangannya tepat bertemu dengan via yang baru masuk gerbang sekolah. Via bisa melihat Andrew menatapnya intens, seperti khawatir.

Mau apa lagi nih cowok?gak cukup apa udah buat malu gue semalam?!

Via berjalan melewati Andrew begitu saja, gak ada sedikitpun gangguan atau kata-kata kasar yang keluar dari mulut Andrew membuat via menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang, tidak ada Andrew disana. Via semakin bertanya-tanya ada apa dengan cowok itu?apa tuh cowok menyesal udah buat via menangis semalam? Via meletakkan tas nya dan melihat ada kotak dilaci mejanya. Via melihat sekelilingnya tidak ada seseorang yang mencurigakan. Saat via membukanya via langsung terkejut dan berteriak keras membuat se isi kelas terkejut. Via terduduk di sudut kelas ketakutan, air matanya menetes dan tubuhnya bergetar. tidak ada yang berani mendekatinya. Seseorang menarik via dari dalam kelas dan membawanya ke uks. Andrew.

" Loe istirahat di sini." Andrew beranjak dari duduknya,tapi via menarik ujung baju andrew

" Gue takut..." Via menangis, Andrew bisa melihat via ketakutan. Ada sedikit rasa bahagia didalam hati Andrew saat via menahannya tapi saat ini Andrew harus mencari tahu siapa yang mengirim kotak itu, tapi meninggal kan via sendirian bukanlah hal yang tepat.

" Ya udah, gue gak bakal pergi. Loe istirahat aja, gue jagain." Via hanya mengangguk.

" Gimana keadaan via?" Tanya Ali saat melihat Andrew keluar dari UKS. Andrew bisa melihat wajah khawatir Ali.

" Dia udah baikan dan istirahat didalam. Loe bisa masuk."

" Hmmm...."

Ali hanya duduk disamping Andrew, keduanya terdiam dan tampak kaku mengingat perdebatan mereka terakhir.

" Gue minta maaf." Andrew yang pertama memulainya, ntahlah...berhadapan dengan Ali selalu membuatnya merasa bersalah dan selalu menjadi orang pertama yang minta maaf karena Ali tidak akan minta maaf kalau dia benar. Andrew tahu sifat keras Ali ketika dia benar berbeda dengan Andrew yang keras kepala.

" Hmm...gue udah lupain masalah itu."

Andrew hanya mengangguk, beban di hatinya sedikit berkurang.


DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang