#35

22 1 2
                                    

Via menatap dirinya di cermin, masih terngiang kata-kata manis Ali. Ali meminta dirinya menjadi miliknya. Via masih tidak mempercayainya, dalam hitungan hari sifat dan sikap Ali berubah secara drastis. Dan hari ini, via sudah bukan jomblo lagi. Via tersenyum dan masih berfikir semua ini cuma mimpi.
Dering ponsel membuyarkan lamunan via, ada nama Ali muncul dilayar ponselnya.

"Halo..."

"Gue didepan rumah loe."

"Apa???loe tau dari rumah gue dari siapa??"

"Apa gue gak boleh tau rumah pacar gue?"

"Bukan gitu Al, maksud gue...gue."

"Gue ngerti kok, gue balik deh kalau loe gak mau bareng gue."

"Bukan gitu Al, gue turun sekarang."

Ali hanya tertawa kecil, hal kecil saja bisa membuat cewek itu panik. Apa bahagia segampang ini??
Ali bisa memastikan Via akan memasang wajah cemberutnya Karena kesal.

"maaf ya."

"hmm..." via mendengus kesal, via tidak kesal pada ali, via cuma kesal harus dadan dalam sekejap dan terburu sampai lupa pakai parfum dan sahabat-sahabat yang lain.

Sesampainya diparkiran via langsung buru-buru meninggalkan Ali, via tidak mau juga anak-anak lain melihat dirinya bersama Ali. Ali hanya terkekeh geli melihat tingkah via. Verrel yang baru saja memarkirkan mobilnya melihat kejadian lucu didepan matanya. Menangkap sosok Ali yang tertawa kecil.

"Hmmmm..,lagi menikmati jatuh cinta?"

"Hmm...maksud loe?"

Verrel hanya tertawa melihat Ali yang salah tingkah.

"Pertahankan." Verell menepuk pundak Ali membuat Ali semakin salah tingkah.

"Gue duluan deh."

"Bareng aja Al, lagian kita sekelas juga kan."

"Bareng gue juga."
Andrew sudah muncul dibelakang mereka dengan senyum sumringahnya.

"Sejak kapan loe disitu?" Tanya Ali.

"Sejak loe senyum-senyum liat tuh cewek keras kepala lari kayak kesetanan gak mau bareng loe karna loe..."

"Udah deh ndrew...berisik loe."

"Akhirnya, seorang Ali menjatuhkan hatinya..."

"Bukannya loe juga?"tanya verell membuat Andrew menggantungkan kata-katanya.

"Gue cuma salah mengartikan perasaan gue."

"Dengan mencium via?"
membuat Ali dan Andrew menatap verell.

"Tau darimana loe?" Tanya Ali dan Andrew bersamaan, verell hanya tertawa keras.

"Makanya lain kali loe berdua kalau ada kejadian harus liat lokasi dong."

"Loe ada dimana waktu itu?ya kali kita liat lokasi, kan kejadiannya gak sengaja juga" Andrew penasaran,karna seingatnya hanya ada via dan dirinya, dan dia juga tidak melihat Ghea. Verell hanya geleng-geleng. Lebih baik cuma dia yang tau tingkah kedua sahabatnya itu, kalau mereka tahu verell memang kamera diatap sekolah bisa-bisa habis dia.

kringggg....verell bernafas lega, akhirnya bell sekolah itu menyelamatkannya.

"bell tuh, gue masuk duluan. kalau loe berdua masih mau bernostalgia masalah diatap ya udah dilanjutin." verell meninggalkan kedua sahabatnya yang masih menunggu jawabannya.

"kebiasaan tuh anak sok misterius.cih.."

"loe juga...jangan mulai coba-coba dari sekarang, habis loe!"

"wahhh...sejak kapan loe berubah gini?"andrew tersenyum penuh selidik membuat ali jengah dengan wajah itu

"bacot loe!" ali meninggalkan andrew yang masih terkekeh geli, seorang ali bisa posesif.

"tungguin gue dong babang alll....!!!"

ali mempercepat langkahnya, semakin di ladenin andrew akan semakin mempermalukan dirinya. ali merutuki dirinya yang semakin lama semakin tidak bisa mengontrol dirinya.

DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang