#18

885 42 0
                                    

Ali membereskan semua barang-barang nya, hari ini Ali  harus balik kejakarta, banyak pekerjaan yang harus dituntaskan olehnya, belum lagi sekolahnya yang terbengkalai walau sebenarnya tidak ada masalah jika ali tidak masuk seminggu hanya saja Ali masih tahu kewajibannya sebagai siswa, saat Ali keluar dari kamarnya disaat yang bersamaan via juga sudah bersiap-siap akan meninggalkan kamarnya langkahnya terhenti saat melihat Ali. Perasaan canggung menyelimuti via tapi saat melihat Ali yang bersikap biasa saja seakan tidak terjadi apa-apa membuat via sedikit kesal. Via berjalan melewati Ali, tidak ada gunanya juga berlama-lama melihat cowok itu. Pikirnya. Sementara Ali hanya tersenyum kecil karena Ali tau via kesal. Selama di dalam lift keduanya tetap diam dengan pikiran masing-masing.

" Ehm..ya rell?" Jawab Ali tanpa basa-basi saat verell menelepon nya

Via melirik Ali sekilas

Pasti deh temen-temen nya yang sedikit gila yang menelpon. Dasar!!

" Gue lagi dijalan mau ke bandara. Ehmm...thanks yah." Ali mematikan telponnya dan melihat via yang asik mengotak-atik hp nya tapi Ali tau via hanya berusaha mencari kesibukan.
Saat pintu lift terbuka, via langsung keluar tanpa mempedulikan Ali dibelakangnya.

" Ehmm..mba ini kunci kamar saya, terimakasih untuk pelayanannya, jangan lupa ya mba kamar saya selalu dibersihkan." Via menyerahkan kuncinya

" Baik mba via, terima kasih sudah datang."

Via hanya tersenyum saat akan berbalik tanpa sadar via menabrak Ali dibelakangnya.

Via begoooo!!!!bisa gak sih loe itu hati-hati!!

Via menutup matanya karena malu.

" Loe gak papa?" tanya Ali

" Ehmm...gak papa." Via menegakkan badannya, via bisa melihat beberapa orang tersenyum melihat mereka. Via terlihat gugup membuat Ali tersenyum kecil, selalu ada tingkah via yang membuatnya terhibur.

Selama didalam pesawat via hanya menangis mengingat kembali kejadian beberapa hari yang menguras hati dan pikirannya. Semua udah terjadi tidak ada lagi kenangan yang dulu. Semua hilang berubah menjadi sakit. Dan saat ini via harus sadar dari kenyataannya.

Ali melihatnya, melihat cewek itu menangis kembali. Ali tidak ingin terlibat lebih jauh urusan via, beberapa hari ini Ali lepas kendali, Ali  berharap ini menjadi pertama dan terakhir dia berurusan dengan masalah via. Saat ini Ali hanya ingin fokus dengan sekolah dan perusahaannya.

" Al....!" Panggilan seseorang membuat Ali menoleh, verell dan Andrew sudah menunggunya.

" Loe berdua gak harus jemput gue, ngerepotin banget tau."

" Ya elahh....kita berdua cuma gak mau teman kita yang lagi patah hati ini sampai kenapa-kenapa." Andrew menjawab seenaknya membuat Ali tertawa

" Gue gak bakal sampai bunuh diri kali."

Saat mereka bertiga asik dengan ngobrol Andrew melihat wajah tak asing di antara keramaian. Via

" Loe datang sendiri kan Al?" Tanyanya penasaran.

" Iya, emang kenapa?"

" Trus tuh cewek kok bisa barengan sama loe dari pesawat yang sama lagi?" Ucapan Andrew membuat Ali dan verell melihat arah yang ditunjukkan Andrew. Ali hanya mendesah pelan membuat verell penasaran.

" Sepertinya loe punya banyak cerita dibandung yang harus loe bagiin ke kita deh Al." Ungkap verell.

" Ehmm...nanti gue cerita."

" Lengkap tanpa kekurangan apapun." Ali bisa melihat keseriusan diwajahnya kedua sahabatnya itu. Ali hanya mengangguk.

DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang