#31

339 23 2
                                    

Sudah seminggu semenjak kejadian itu berlalu ali belum melihat via disekolah. Ada perasaan kesal pada diri sendiri karena tidak bisa menahan emosinya pada saat itu, dan harapan tinggal harapan, banyak klien yang mempertanyakan kerja sama mereka dan ada juga sebagian dari mereka yang mengundurkan diri untuk tidak bekerjasama membuat Ali stres. Dia harus secepatnya bertemu via.

"Udah seminggu via gak masuk sekolah dan klien banyak yang mundur Al, kalau seperti ini kita bakal kehilangan kesempatan, sekarang harus gimana?" Tanya verell yang dari tadi memperhatikan Ali.

"Gue bakal..." Ucapan terhenti saat vian masuk keruangan kerja mereka.

"Ibu Via setuju bekerjasama dengan kita."

"Serius??" Tanya verell yang hampir serempak dengan Ali, vian hanya mengangguk membenarkan.

"Tapi kenapa tiba-tiba?" Lanjut verell, vian hanya menggeleng kepala tanda tidak tahu.

"Sekretaris vian baru hubungi saya pak ."
Vian adalah orang kepercayaan dikantor Ali yang membantu mengurus semua jadwal pertemuan dengan klien. Ali semakin bingung dengan sikap via, seminggu tidak ada muncul disekolah dan sekarang vian datang membawa berita baik. Apa Andrew tahu semua tentang ini?mengingat Andrew adalah pacar via, Ali memang tidak tahu kejadian yang sebenarnya.

"Gue pergi dulu, rell selesaikan semua dokumen yang kita butuhkan. Lakukan secepatnya pertemuan dengan perusahaan AXIO, atur jadwal pertemuan dengan klien yang masih ingin bekerjasama dengan kita dan untuk yang sudah mundur, lakukan blacklist, gue gak mau mereka berhubungan bisnis sama kita dalam bentuk apapun baik untuk anak perusahaan,putuskan hubungan kerja sama dengan mereka yang tidak mengikuti aturan kita, dan tidak melanjutkan kontrak."
Verell hanya bisa terdiam, verell hafal sifat asli Ali ketika sudah memutuskan sesuatu, ketika Ali sudah bertindak perusahaan apapun akan dia buat rata sampai tidak bisa beroperasi hanya dalam waktu 1 jam.

Ali mendesah pelan.
Permainan apa yang ingin loe mainkan sekarang via?

Pertemuan itu berjalan dengan lancar, hanya saja via tidak hadir. Verell tau kalau Ali merasa dirinya dipermainkan. Ali berusaha menahan dirinya saat sekretaris via mengatakan alasan ketidakhadiran via.

Sibuk belajar, ujian banyak?

Terus via menganggap Ali tidak sibuk?dia juga pelajar!tuh cewek juga gak kelihatan seminggu di sekolah!yang ada via berusaha menghindarinya!
Ali melempar tas nya sembarang, dan mengacak rambutnya kesal!dia harus ketemu via secepatnya.

Ditempat lain Andrew sudah lebih dulu bertemu via, tidak sesulit ali.
Andrew tahu, via berusaha menghindari Ali.

"Kenapa?" Tanya Andrew pelan, sudah hampir tiga puluh menit menunggu via untuk buka suara tapi masih belum ada tanda-tanda dan akhirnya Andrew harus memulainya lebih dulu.

"Gue gak tahu kalau perusahaan kalian yang akan bekerja sama sama perusahaan papa gue."

"Gue gak bertanya masalah itu via, kenapa loe harus sembunyikan status loe?jalur beasiswa?sementara loe tahu kan kalau loe dengan diri loe yang sekarang, mungkin gue..."

"Gak bakal bully gue?"via hanya tertawa kecil, terlihat raut kecewa diwajahnya, dimana pun dia berada semuanya sama saja hanya memandang status sosialnya.

"Bukan itu maksud gue, loe mungkin bisa..."

"Gue pernah dikecewain, gue cuma pengen hidup normal, sekolah normal dan punya teman yang gak liat status sosial gue, gue cuma mau jadi orang biasa." Air mata via perlahan  jatuh, kenapa rasanya sulit menjalani hidup normal. Andrew mendesah pelan, perasaan menyesal mulai merasukinya. Andrew mendekati via dan memeluknya.

"Maafin gue, maafin gue karena pernah bully loe. Gue janji gak bakal ngelakuin itu lagi kesiapa pun."

Andrew tidak menyangka efek bully nya akan seperti ini, bagaimana perasaan anak-anak disekolah yang pernah di-bully olehnya??Andrew semakin merutuki kebodohannya.

Andrew menghentikan langkahnya saat melihat seseorang sudah menunggunya.ghea. Andrew tersenyum membayangkan kejadian kemarin saat Andrew mencium cewek berambut pirang itu. Bukannya  langsung menemui Ghea, Andrew masih berdiri memperhatikan cewek itu yang mulai bosan menunggunya didepan rumahnya, sesekali Ghea memperhatikan ponselnya menunggu balasan chat Andrew yang hanya di baca, Andrew menikmati setiap tingkah ghea yang mulai menggembungkan pipinya dan menghembuskan nafasnya kecil. Mau tidak mau Andrew langsung menghampirinya dan mencium cewek itu tepat dibibirnya membuat Ghea terkejut karena sikap Andrew yang tiba-tiba. Andrew memeluknya hangat, Ghea hanya tersenyum bahagia dan membalas pelukan itu.

Via menutup laptopnya, berita tentang dirinya sudah tersebar disekolah, via bingung harus bersikap seperti apa saat dia masuk sekolah. Via yakin banyak teman disekolah yang akan mencibirnya.

Apa gue harus keluar dari kelas beasiswa?kalau sampai papa tahu gimana??papa pasti marah.

Belum lagi harus bertemu Ali, via bukan tidak ingin datang pada saat pertemuan kerja sama mereka hanya saja pada saat itu via juga sedang melakukan proses penerbitan novel barunya di toko miliknya.

Sepertinya gue harus lebih sabar mulai besok.









DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang