3. Who He Is?

89 13 4
                                    

Chapter 3

----------

Author's POV

Setelah selama beberapa jam kegiatan hari pertama kuliah berjalan, kini saatnya kegiatan kuliah berakhir.

Seluruh siswa & siswi termasuk Amora, Sania, dan Niall pun diperbolehkan untuk pulang.

"Kau pulang sendiri?" Sania bertanya pada Amora yang kini sedang berjalan beriringan dengannya.

"Yap, aku pulang naik Taxi." Jawab Amora.

"Bagaimana kalau kau pulang bersamaku?"

"Kau pulang naik apa?"

"Mobil pribadi. Ayolah, akan ku antarkan kau pulang." Ajak Sania.

"Apa tidak merepotkan, San?"

"Tentu saja tidak." Jawab Sania seraya tersenyum.

Sebelum menuju tempat parkir mobil, Sania mengajak Amora untuk mencari Niall terlebih dahulu.

"Nah itu dia!" Seru Sania seraya menunjuk ke arah Niall berada.

Sania dan Amora pun menghampiri Niall.

"Hi, kalian!" Sapa Niall.

"Hi, Nialler. Ayo kita pulang bersama!" Ajak Sania bersemangat.

"Niall ikut pulang bersama kita?" Tanya Amora.

"Tentu saja, Amora. Oh aku belum memberitahumu ya. Jadi, sebenarnya Niall yang membawa mobil. Dan kita akan pulang menggunakan mobilnya. Benarkan, Ni?" Jelas Sania.

"Yeah, tentu. Ayo!" Ucap Niall seraya berjalan ke arah parkiran kampus yang diikuti oleh Amora dan Sania.

*****

Kini mereka sudah berada di parkiran kampus. Mereka berjalan ke arah letak mobil Niall, yaitu sebuah mobil range rover hitam.

Niall's POV

"Amora, kau duduk di depan ya!" Ucap Sania, ia melirikku dan menaikkan kedua alisnya.

Oh aku tahu maksudnya. Yap, dia ingin membuatku lebih dekat dengan Amora. Ah dia benar-benar sahabat baikku!

"Tidak, San. Aku lebih baik duduk di belakang saja." Ucap Amora.

Mungkin dia masih sungkan, makanya menolak untuk duduk di depan bersamaku.

"No! Sudah sana kau di depan saja, ya." Ucap Sania lagi.

Wow, Sania kau sangat ingin membantu sahabatmu yang sedang jatuh cinta ini ya.

Tanpa menunggu persetujuan Amora, Sania segera masuk ke dalam mobilku dan duduk di belakang.

"Yasudah, ayo kau juga masuk Amora!" Ucapku padanya. Dan entah mengapa tanganku refleks membukakan pintu mobil untuknya.

"Eh, i-iya Niall." Ucap Amora sedikit gugup atau mungkin ia bingung atas perlakuanku. Ah sudahlah tak apa.

"Jadi, bagaimana hari pertamamu, menyenangkan?" Tanyaku pada Amora.

"Oh jadi kau tak menganggapku ada, Ni?"

Ah, Sania! Tadi sudah membantuku, sekarang mulai lagi menggangguku!

"Yayayaa... Baiklah, aku ulangi. Bagaimana hari pertama kalian, menyenangkan?" Ucapku mengulangi pertanyaan tadi dengan memberikan penekanan pada kata 'kalian'.

"Hahahaaa... Aku hanya bercanda, Nialler!" Ucap Sania seraya tertawa.

Huh, candaannya hanya mengganggu saja!

PERFECT TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang