25. First Evil Plan

31 9 4
                                    

Chapter 25

💮💮💮💮💮💮💮💮💮

Troy's POV

Kini, akupun memutuskan untuk pergi ke kantin. Ketika aku melalui tempat yang sedang diduduki oleh seorang gadis, akupun mendengar sesuatu.

"Pokoknya aku akan merebutnya lagi! Aku akan menjadikan Niall sebagai milikku lagi!"

Ku dengar gadis yang sedang duduk itu bermonolog. Dan, oh aku terkejut ketika mendengarnya ingin menjadikan Niall sebagai miliknya lagi.

Pertanyaan dan rasa penasaran pun mulai memenuhi benakku.

'Apakah dia mantan pacar Niall? Apa dia benar-benar ingin memiliki Niall?' Itulah yang terus terngiang di benakku.

Dari pada aku penasaran, akupun memutuskan untuk menyapanya dan bertanya-tanya kepadanya.

"Hi!" sapaku padanya.

"Yap?" sahutnya sembari mengangkat sebelah alisnya.

"Bolehkah aku duduk di sini?" tanyaku seraya menunjuk bangku kosong di sebelahnya.

"Ya, silahkan saja" ujarnya.

Akupun segera mendaratkan bokongku di bangku sebelahnya.

"Oh iya, aku Troy!" ucapku sembari menjulurkan tanganku.

"Aku Dalancy" sahutnya sembari menjabat tanganku.

"Kau mahasiswi pindahan ya? Aku baru melihatmu"

"Ya, memang. Aku baru datang hari ini"

"Oh begitu. Umm, maaf bukannya aku lancang. Ya, aku baru mengenalmu hari ini tapi, tadi aku tidak sengaja mendengarmu mengatakan sesuatu tentang Niall. Kalau boleh tahu, memangnya apa hubunganmu dengan Niall?"

Gadis yang bernama Dalancy itu terdiam sejenak. Mungkin dia berpikir dulu untuk memberitahuku atau tidak.

"Niall mantan pacarku" akhirnya Dalancy menjawab.

"Benarkah?" tanyaku memastikan.

"Ya. Dan aku ingin mendapatkannya lagi, bagaimanapun caranya!"

Ini kebetulan sekali! Aku kan menginginkan Amora, Dalancy menginginkan Niall. Mungkin aku bisa mengajak Dalancy bekerja sama untuk memisahkan Amora dan Niall.

"Kebetulan sekali, Dalancy!"

"Kebetulan apanya, Troy?"

"Jadi begini, aku adalah mantan pacar Amora, yaitu gadis yang sedang dekat dengan Niall. Aku juga sepertimu, aku masih mencintai Amora dan menginginkannya kembali. Jadi, kita-" belum selesai berbicara, Dalancy sudah lebih dulu memotong ucapanku.

"Jadi kita sama-sama menginginkan mereka. Dan kita bisa bekerja sama untuk memisahkan mereka, benar?"

Great! Dalancy sudah tahu maksudku.

PERFECT TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang