27. The Last Evil Plan

34 10 4
                                    

Chapter 27

* * *

Author's POV

Hubungan Amora dan Niall semakin dekat saja. Hal itu membuat Troy dan Dalancy semakin kesal. Mereka terus berusaha untuk memisahkan keduanya.

Berbagai cara telah mereka lakukan. Hal-hal kecil seperti Troy berusaha mendapatkan perhatian Amora dan Dalancy berusaha mendapatkan perhatian Niall. Meskipun begitu, tetap saja rencana Troy dan Dalancy gagal.

"Dal, aku sudah tidak tahu lagi harus bagaimana. Amora dan Niall terlalu sulit untuk dipisahkan." Ungkap Troy dengan nada menyerah.

"Apa-apaan kau ini, Troy? Ayolah, masa kau sudah menyerah, huh?!" ujar Dalancy.

"Tapi kan memang benar, Dal. Kita sudah beberapa kali berusaha, tapi hasilnya sama saja. Gagal." Jelas Troy.

"Tapi aku masih memiliki satu rencana, Troy. Dan ya, memang kita selalu gagal. Tapi aku yakin rencana kali ini pasti berhasil. Dan baiklah, ini rencana terakhir kita. Jika ini gagal, berarti terpaksa kita harus merelakan mereka." Ungkap Dalancy.

"Hmm, OK. Aku setuju!"

Troy setuju dengan rencana Dalancy. Lalu, Dalancy segera menjelaskan rencananya kali ini.

* * *

Hari ini Amora dan Niall tidak bisa pulang bersama. Itu karena Amora memiliki tugas tambahan.

Sebenarnya Niall bersedia untuk menunggu Amora di kampus, tapi Amora menolaknya dengan alasan takut Niall menunggunya lama.

Dalancy yang sudah tahu akan hal itu, segera menghampiri Niall.

"NIALL!!!" pekiknya sembari mengamit tangan Niall.

Niall memutar bola matanya malas, lalu dengan segera ia menyingkirkan tangan Dalancy dari tangannya.

"Ada apa? Jangan menggangguku!" ujar Niall datar.

"Hey, honey! Jangan berkata begitu, dong. Aku kan ingin bersamamu!" ungkap Dalancy lagi-lagi dengan nada dibuat-buat.

Hal itu membuat Niall kesal, "Berhenti menyebutku seperti itu! Hey, harusnya kau segera sadar, kau ini siapa! Jangan terus berlagak seperti aku ini milikmu! Berapa kali aku harus bilang, KAU. BUKAN. SIAPA-SIAPAKU. LAGI!!!" sentak Niall dengan penuh penekanan.

Dalancy terdiam sejenak, "Yasudah, maafkan aku Niall. Sebenarnya aku begini karena masih mencintaimu. Aku menyesali perbuatanku dulu, sudah menyia-nyiakanmu." Ungkap Dalancy dengan nada memelas. Oh, mungkin itu hanya sebuah triknya.

"Baguslah kalau kau sadar. Sekarang minggir, aku mau pulang!" ucap Niall.

"Tapi, tunggu, Ni!" tahan Dalancy.

"Apa lagi?" tanya Niall.

"Untuk terakhir kalinya, bolehkah aku menghabiskan waktu bersamamu? Sungguh, untuk terakhir kalinya. Setelah itu, aku takkan mengganggumu lagi." Pinta Dalancy lagi-lagi dengan nada memelas.

Niall terdiam, mungkin sedang memikirkan hal itu.

"Baiklah. Tapi ingat, untuk terakhir kalinya! Setelah ini, kau jangan pernah menggangguku lagi! Kau harus mencari kebahagiaanmu sendiri. Kau mengerti?!" akhirnya Niall setuju akan permintaan Dalancy.

PERFECT TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang