17. Friendzone To Lovezone

53 11 2
                                    

-Khusus ZANIA-
------------------
------------------

"Persahabatan kita yang membuat kasih sayang itu ada, tumbuh, dan bertahan."

-Zayn Malik-

Chapter 17

----------

Zayn's POV

07:00 PM.

Pagi ini aku sudah bersiap-siap untuk berangkat ke kampus. Dan semalam aku juga sudah membuat janji dengan kawan-kawanku untuk membicarakan tentang rencanaku ini.

*****

Setelah beberapa lama di perjalanan, akhirnya akupun sampai di kampus. Akupun masuk ke kelasku. Ku lihat Amora sudah datang, tapi tidak dengan Sania. Hmm, ini bagus.

"Morning, Amora!" Sapaku saat melaluinya.

"Morning too, Zayn! Oh iya, bagaimana tentang rencanamu itu?" Tanya Amora ketika aku baru saja mendaratkan bokongku di bangku.

"Ya, bagaimana jika sekarang saja kita bicarakan? Sania kan belum datang, jadi dia tidak akan tahu dan tidak akan curiga." Ujarku yang langsung mendapat anggukan dari Amora.

"OK, let's go! Kita ke kelas the boys and the girls." Ajak Amora.

Aku dan Amora pun segera menuju kelas Niall, maksudku kelas the boys. Ya, Liam dan Louis itu kan satu kelas dengan Niall.

"Nah, Zayn kebetulan, itu Niall sudah datang." Ujar Amora sembari menunjuk ke arah lelaki blonde yang sedak duduk sembari memakan keripik kentang.

"Yasudah, ayo kita segera menghampirinya." Ajakku seraya memasuki kelas Niall. Terlihat Liam dan Louis pun sudah datang.

"Hi, guys!" Sapaku pada the boys.

"Woah! Hi, mate!" Pekik Louis.

"So, are we start to talking about your planned now, Malik?" Tanya Liam. Akupun mengangguk cepat.

"Of course, guys! Dan umm, sebaiknya kita segera ke basecamp." Ujarku.

"Tapi, kita belum memberitahu the girls!" Ujar Amora. Oh ya, aku hampir lupa.

"I'll tell my babe." Ujar Louis sembari mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Eleanor pastinya.

"Me too!" Ujar Liam, juga melakukan hal yang sama dengan Louis. Dia pun akan memberitahu Danielle.

*****

Kini aku, the boys, and the girls sudah berada di basecamp. Akupun segera menjelaskan rencanaku. Ya, kecuali Niall yang sudah tahu rencana ini dari sebelumnya.

Merekapun setuju dan bersedia membantuku menjalankan rencana ini. Woah, aku senang sekali. Aku sangat bersemangat akan hal ini. Tapi, aku juga sedikit gugup. Hmm, wajar saja kan, hehe...

PERFECT TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang