Heyoooo guys! Xx
Happy satnight. Don't be sadnight yep😋
Sesuai janji dah nih PERFECT update.
Happy reading, guys!
- - - - - - - - -
Chapter 30
Niall's POV
Aku dan Amora hanya tersenyum melihat tingkah Mom dan Dadku.
Hingga akhirnya terdengar dering telepon rumahku berbunyi. Ketika aku hendak beranjak, Mom menghentikanku.
"Sudah, kau lanjutkan saja makan, Ni. Biar Mom yang mengangkat teleponnya." Ujar Mom.
"OK. Baiklah, Mom." Sahutku.
Akupun melanjutkan menikmati hidangan makan malam ini.
"Oh iya, Amora. Kau juga ikut membuat masakan ini kan? Uh, ini enak sekali!" pujiku bersemangat.
"Iya ya, ini masakannya enak sekali!" sahut Dad yang ikut memuji.
"Ah, aku hanya membantu sedikit. Mom lah yang hebat dalam memasak." Ucap Amora santai.
"Tidak juga. Kau memang hebat dan bisa diandalkan, Amora. Mom jadi semakin menyayangimu!" sahut Mom yang tiba-tiba datang lagi.
"Uh, Mom bisa saja. Hehehe..." ucap Amora malu-malu.
"Oh iya, Mom, siapa yang menelepon?" tanyaku.
"Oh itu, teman lama Mom." Jawab Mom.
* * *
Amora's POV
Aku masih berada di rumah Niall. Sungguh, ini sangat menyenangkan! Aku tak menyangka akan sedekat ini dengan Mom dan Dad Niall. Mereka sangat baik padaku. Mereka juga membuatku tidak merasa nervous atau awkward.
Tak terasa hari semakin malam, jadi ku putuskan untuk pulang.
"Umm, Mom, Dad, ini sudah malam. Sepertinya aku harus segera pulang ke apartemenku." Ujarku.
"Ah, apa? Uh, padahal Mom masih ingin bersamamu, sayang. Menginap saja di sini, bagaimana?"
"Umm, sepertinya tidak bisa, Mom. Aku harus pulang. Tapi, nanti jika ada waktu aku pasti berkunjung lagi."
"Iya, itu harus. Kau harus sering berkunjung ke sini, Amora. Tak usah sungkan, ya!" ucap Dad.
"Yasudah, kalau begitu ayo aku antar kau pulang, Mora!" ajak Niall.
"Niall, awas ya! Antarkan Amora sampai apartemennya. Pastikan dia aman dan selamat! Kau jangan berkendara dengan cepat, ingat ke.se.la.ma.tan!" ucap Mom dengan penekanan pada kata 'keselamatan'.
"Iya, iya, Mom. Aku tahu itu. Lagipula, tak perlu diingatkan juga aku pasti menjaga Amora. Itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawabku."
Uh, great! Perkataan Niall tadi berhasil membuatku lagi, lagi, dan lagi-lagi blushing. Hufftt!
"Kalau begitu, Amora pamit, Mom, Dad. Terima kasih!" pamitku.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT TIME
FanfictionSebuah kisah tentang Amora--seorang gadis yang telah menemukan cinta baru. Namun bukannya kebahagiaan, lagi-lagi kepedihan lah yang ia rasakan. Luka lama kembali tercipta. Dibalik kepedihan yang kelabu itu, ada mentari yang menyinari. Ada pelangi ya...